ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـRF 02ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

1.9K 103 6
                                    

Assalamualaikum renicaaa, selamat datang di cerita yang banyak kurangnya ini. Semoga menghibur kaliannn, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

DAN JANGAN LUPA BERSHOLAWAT
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad

𓇼 ⋆.˚ 𓆉 𓆝 𓆡⋆.˚ 𓇼

Sore hari terasa tenang, saat matahari mulai meredup dan langit berwarna jingga keemasan. Suara burung pulang ke sarang dan angin sepoi-sepoi membawa aroma segar dari taman. Semua tampak damai, memberikan nuansa hangat sebelum malam tiba.

Kini Raja sampai di pesantren seorang diri. Jika di pesantren Raja di panggil dengan sebutan Gus, sama seperti Abi nya. Saat sampai di pesantren, Gus Raja langsung menuju rumah yang berada di sebelah ndalem untuk meletakkan berkas-berkas yang ada di tangannya.

Tak lama kemudian Gus Raja keluar dan langsung di suguhi pemandangan sang istri yang sedang berjalan kearah pagar pesantren. Kemungkinan istri kecilnya itu akan jajan diluar. Para santri dan santriwati memang boleh jajan diluar pesantren dengan izin Gus Pangeran, Ning Humai dan Ning Ratu.

"Udah bang, di liatin mulu istrinya," ujar Ning Ratu saat sampai di depan Gus Raja.

"Kamu ini, bukannya salam dulu malah ngagetin Abang," jawab Gus Raja

"Assalamualaikum Abang," salam Ning Ratu dengan senyumnya.

"Waalaikumsalam," jawab Gus Raja sembari memberikan tangannya.

"Udah puas bang?" tanya Ning Ratu sembari mencium tangan Gus Raja.

"Puas apa?" Gus Raja membalas dengan pertanyaan.

"Memandangi istri tercinta, tapi belum bisa di ajak pulang," ledek Ning Ratu sembari berlari kearah mobil yang baru memasuki wilayah pesantren.

Mobil tersebut adalah mobil Gus Pangeran dan Ning Humai. Mereka baru sampai di pesantren karena mereka mampir membeli roti bakar dan lain-lain.

"Assalamualaikum adek," ujar Abi Pangeran.

"Waalaikumsalam abii," jawab Ning Ratu.

"Kenapa berlari dek?" tanya Abi Pangeran sembari keluar dari mobil.

"Lihat abang, Abi, umma," adu Ning Ratu kepada kedua orang tuanya.

"Abang kenapa?" tanya umma Humai sembari menghampiri Gus Raja.

"Adeknya umma, ledekin Abang," jawab Gus Raja sembari mencium tangan umma Humai.

"Adek, ledekin apa? Abang baru sampai di Indonesia loh," ujar umma Humai sembari tersenyum indah. Gus Raja baru pulang dari Mesir dan Gus Raja tidak ingin ada penyambutan apapun.

"Hehehe, tadi adek ledekin Abang lagi liatin istri kecilnya, umma," jawab Ning Ratu sembari memeluk Abinya.

"Umma, liat adek," adu Gus Raja kepada umma Humai.

"Kalian ini, umur sudah 24 tahun masih saja ledek-ledekan. Kapan kamu nikah dek?" tanya umma Humai dengan tertawa.

"Umma, bsk adek nikah," jawab Ning Ratu.

"Sama siapa dek?" tanya Gus Raja dengan wajah yang serius.

"Sama ustadz Airil," jawab Ning Ratu dengan suara yang sangat pelan.

"APA," teriak Gus Raja yang membuat santri dan santriwati yang akan melewati ndalem menengok kearahnya.

"Eh Anna, sini nak," ujar umma Humai sembari melambaikan tangan saat Anna lewat.

RAJA FIRDAUS (ON GOING)Where stories live. Discover now