Assalamualaikum renicaaa, selamat datang di cerita yang banyak kurangnya ini. Semoga menghibur kaliannn, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.
DAN JANGAN LUPA BERSHOLAWAT
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad𓇼 ⋆.˚ 𓆉 𓆝 𓆡⋆.˚ 𓇼
Anna sedang berdiri di dapur rumah barunya, suasana terasa hangat dan nyaman. Dapur itu masih berbau segar, dengan peralatan masak yang tertata rapi di atas meja kayu yang mengilap. Jendela dapur menghadap taman kecil di luar, tempat sinar matahari sore masuk, menambah kehangatan ruangan. Dengan apron sederhana yang melingkar di pinggangnya, Anna sibuk mengaduk panci sup di atas kompor.
Sambil memasak, pikirannya melayang, menantikan kedatangan Gus Raja. Setiap detik terasa lambat, tetapi ada perasaan hangat yang menyelimutinya, mengingat percakapan mereka sebelumnya. Wajahnya sesekali tersenyum kecil, membayangkan apa yang akan mereka bicarakan nanti. Ia memasukkan sedikit bumbu, merasakan aroma masakan yang perlahan memenuhi rumah, memberikan sentuhan akhir pada hidangannya dengan penuh perhatian.
Di sela-sela kesibukannya, Anna berhenti sejenak, menatap ke arah jam dinding. Rasanya waktu berjalan lambat, namun perasaan lega bahwa semuanya sudah siap menemaninya. Terdengar bunyi ketukan pintu, membuat jantung Anna berdebar pelan, mungkin itu Gus Raja yang sudah tiba.
"Assalamualaikum Bahiyyi," ucap Gus Raja yang langsung masuk ke dalam rumah karena di luar sedang ramai santri dan santriwati yang jajan keluar.
"Waalaikumsalam mas," jawab Anna yang berada di dapur.
"Masak apa sayang?" tanya Gus Raja sembari melingkarkan tangannya di perut mungil Anna.
"Mas, Anna ga biasa seperti ini. Lepas mas," ujar Anna yang mengabaikan pertanyaan Guss Raja, dan sedang berusaha melepaskan pelukan Gus Raja.
"Biasakan sayang, mulai dari sekarang kita akan seperti ini,"
"Terserah mas Raja aja, Bahiyyi lagi masa sup. Bahan di kulkas hanya cukup untuk itu, mas,"
"Tidak apa-apa sayang,"
"Coba mas rasakan, ada yang kurang atau tidak?" tanya Anna sembari menyendokkan sedikit sup dan menyuapi Gus Raja.
"Tidak, tidak ada yang kurang. Sangat lezat, mas tidak sabar memakannya," jawab Gus Raja.
"Sudah selesai masaknya?" Sambung Gus Raja sembari melepaskan apron yang Anna gunakan.
"Sudah mas,"
"Ayo ikut mas ke kamar dulu sebentar,"
"Ngapain mas?"
"Ikut saja,"
Gus Raja menarik tangannya perlahan, mengarahkannya menuju kamar. Gerakannya halus, seakan penuh kehati-hatian, memastikan setiap sentuhan terasa lembut. Anna mengikuti langkahnya dengan perasaan yang campur aduk, antara debaran dan kenyamanan. Mereka berjalan melintasi koridor, suara langkah kaki mereka hampir tak terdengar di lantai yang licin. Di setiap detik yang berlalu, keintiman dan ketenangan antara mereka semakin terasa.
Saat mereka sampai di depan pintu kamar, Anna merasakan udara berubah, lebih hangat dan lebih tenang. Gus Raja berhenti sejenak, menatap Anna dengan senyum yang tenang, sebelum perlahan membukanya. Di dalam, kamar tersebut sudah tertata dengan sederhana namun nyaman, seolah-olah setiap detail disiapkan untuk momen seperti ini.
"Bahiyyi duduk dulu," ucap Gus Raja sembari menuntun Anna untuk duduk di sofa kamar mereka.
Ceklek! Pintu lemari kembali tertutup.
YOU ARE READING
RAJA FIRDAUS (ON GOING)
RomanceAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, masyaallah tabarakallah, Allahumma Shalli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aali sayyidina muhammad. Di tabrak lalu dinikahi? Siapakah dia. Muhammad Raja Firdaus Al-malik laki-laki pemberani yang datang se...