ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـRF 34ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

2.8K 220 33
                                    

Assalamualaikum renicaaa, selamat datang di cerita yang banyak kurangnya ini. Semoga menghibur kaliannn, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

DAN JANGAN LUPA BERSHOLAWAT
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad

𓇼 ⋆.˚ 𓆉 𓆝 𓆡⋆.˚ 𓇼

Pintu kamar mandi terbuka dan Gus Raja melihat jelas Anna yang sedang pelukan dengan Abang Dyren. Jika awalnya Gus Raja marah, saat ini Gus Raja sudah paham dan tidak akan marah lagi.

"Hai mas," sapa Anna yang masih berada di dalam pelukan Abang Dyren.

"Apa sayang?" jawab Gus Raja tanpa marah sedikit pun.

"Sini mas," panggil Anna sembari melepaskan pelukannya kepada Abang Dyren.

"Sebentar sayang," jawab Gus Raja sembari memasukan baju kotor kedalam totebag.

"Kenapa dek?" tanya Gus Raja saat sudah di depan Anna dan Abang Dyren.

"Tangan adek sakit, elusin mas. Yang kanan mas Raja, yang kiri Abang Dyren. Adek mau tidur," jawab Anna sembari membaringkan tubuhnya.

"Mulai," ucap Abang Dyren.

"Anna, Abi dan umma pulang dulu ya," ucap Abi Yusuf yang izin pulang.

"Iya Abi, makasih ya Abi, umma. Kalian hati-hati ini sudah malam," jawab Anna.

"Siap sayang, assalamualaikum," ucap umma Humai.

"Waalaikumsalam,"

Kini Gus Raja dan abang Dyren mengelusi tangan Anna. Mereka ikut merasakan nyeri yang Anna rasakan. Saat Anna sudah pulas, ayah Rizqi, bunda Kinza, Abang Fatah dan Abang Fatih izin mencari hotel terdekat. Sedangkan Gus Raja dan Abang Dyren menunggu Anna di rumah sakit.

Pagi hari di ruang inap Anna dipenuhi dengan cahaya lembut yang menembus jendela, menciptakan suasana tenang dan hangat. Tirai yang sedikit tersingkap memungkinkan sinar matahari pagi masuk dengan perlahan, menyapu perlahan di sepanjang ruangan. Ruangan terasa hening, hanya terdengar sayup-sayup suara mesin pemantau kesehatan Anna yang berdetak lembut, seolah menjadi irama penenang di antara keheningan pagi. Aroma antiseptik yang khas dari rumah sakit berpadu dengan udara pagi yang segar yang masuk dari celah-celah jendela.

Di samping tempat tidur Anna, duduklah Gus Raja dan Abang Dyren, keduanya menjaga Anna dengan perhatian dan kasih sayang. Gus Raja terlihat penuh kewaspadaan, sesekali memandang Anna dengan raut tenang dan penuh harap. Di sisinya, Abang Dyren duduk dengan posisi bersandar, tangan terlipat di atas lutut, matanya memandang lembut ke arah wajah Anna yang terlelap. Kehadiran mereka memberikan sentuhan kehangatan dan keamanan, seolah menjaga Anna dalam pelukan tak terlihat yang penuh dengan doa-doa.

Anna sendiri terbaring tenang, wajahnya terlihat damai di balik selimut putih yang menutupi tubuhnya. Napasnya yang teratur menandakan kedamaian yang ia rasakan meski dalam keadaan tidur. Cahaya pagi yang lembut menyentuh wajahnya, membuatnya tampak seolah-olah sedang tersenyum dalam mimpinya. Gus Raja dan Abang Dyren tak beranjak sedikit pun, hanya duduk dengan sabar dan penuh cinta, menanti Anna terbangun untuk menyambut pagi yang baru.

"Mas," panggil Anna saat baru membuka matanya.

"Assalamualaikum sayang, selamat pagi," ucap Gus Raja sembari mencium kening Anna.

"Waalaikumsalam mas," jawab Anna dengan senyum di bibirnya.

"Selamat pagi bidadari Abang," ucap Abang Dyren.

"Pagi Abang," jawab Anna.

"Loh yang lain mana?" sambung Anna bertanya.

"Yang lain pulang sayang," jawab Gus Raja yang membantu Anna duduk.

RAJA FIRDAUS (ON GOING)Where stories live. Discover now