ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـRF 27ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

380 51 10
                                    

Assalamualaikum renicaaa, selamat datang di cerita yang banyak kurangnya ini. Semoga menghibur kaliannn, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

DAN JANGAN LUPA BERSHOLAWAT
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad

𓇼 ⋆.˚ 𓆉 𓆝 𓆡⋆.˚ 𓇼

"Oh iya, Bahiyyi lupa mas," jawab Anna sembari meletakkan novel di nakas.

"Tapi temenin mas, Bahiyyi takut," sambung Anna dengan cengiran khasnya.

"Hahaha, takut kenapa Bahiyyi? Ini rumah kamu sendiri,"

"Hehehe, takut aja mas. Ayo temani Bahiyyi, mas,"

"Ayo," balas Gus Raja sembari merangkul Anna.

Di dapur yang tenang dan temaram, Anna tampak sibuk dengan gerakan yang lembut, membuatkan susu hangat untuk Gus Raja. Cahaya lampu kuning dari dapur membentuk bayangan halus di wajahnya, menambah kehangatan pada suasana malam itu. Suara lembut gemericik susu yang dituangkan ke dalam cangkir terdengar jelas dalam keheningan malam. Di dekatnya, kompor menyala rendah, menambah sedikit kehangatan di udara.

Anna memperhatikan susu di atas api kecil, memastikan suhunya tepat agar Gus Raja nyaman saat meminumnya. Terdengar suara kecil dari kulkas yang berdengung pelan di sudut ruangan, sementara aroma susu yang hangat memenuhi udara. Sesekali Anna melihat keluar jendela, menyaksikan langit malam yang gelap. Rasanya tenang dan damai, seolah dunia hanya berisi dirinya dan Gus Raja di saat itu.

"Nih mas," ucap Anna kepada Gus Raja sembari memberi secangkir susu.

"Syukron sayang,"

"Afwan mas,"

Glek, Glek, Glek.

"Alhamdulillah, ayo kita tidur," ajak Gus Raja sembari meletakkan cangkir yang sudah kosong kedalam wastafel.

"Ayo mas,"

Pagi hari di pesantren memiliki suasana yang khas, diawali dengan suara azan subuh yang menggema, membangunkan para santri dari tidurnya. Udara pagi terasa sejuk dan segar, sering kali masih berkabut tipis. Santri-santri dengan mata masih setengah terpejam keluar dari asrama, mengambil wudu di tempat yang sudah tersedia. Beberapa terlihat dengan sarung dan peci atau mukena, bersiap untuk melaksanakan salat subuh berjemaah di masjid.

Setelah salat, suasana mulai lebih hidup. Beberapa santri melafalkan doa-doa pagi atau membaca Al-Qur’an dengan khusyuk. Sementara itu, yang lain bergerak menuju dapur atau ruang makan untuk sarapan, menikmati teh hangat atau bubur sebelum memulai kegiatan harian. Di halaman pesantren, suara burung-burung yang berkicau terdengar jelas, menambah kesan damai pada pagi itu.

Saat matahari mulai terbit, para santri tampak lebih bersemangat. Beberapa ada yang menuju kelas untuk mengikuti pelajaran diniyah, sedangkan yang lainnya mungkin mempersiapkan tugas atau membantu membersihkan lingkungan. Pagi di pesantren terasa penuh dengan semangat dan disiplin, menyimbolkan awal hari yang penuh berkah.

Hari ini Anna masuk ke kelas ustadzah Rara. Setelah membaca doa, ustadzah Rara berkata, "Kumpulkan tugas yang saya berikan kemarin di barisan paling depan,"

"Aduh, ada tugas ya?" tanya Anna kepada Syila dan Aini.

"Ada Anna, kamu tidak mengerjakan?" jawab Syila.

"Adaa, kamu sudah atau belum?" jawab Aini.

"Aduh, Anna tidak mengerjakan lagi," balas Anna dengan wajah yang panik.

"Kok bisa, Na? Biasanya kamu yang paling ingat tugas," sahut Syila.

"Gimana ya," ucap Anna yang semakin bingung.

RAJA FIRDAUS (ON GOING)Where stories live. Discover now