ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـRF 26ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

752 70 12
                                    

Assalamualaikum renicaaa, selamat datang di cerita yang banyak kurangnya ini. Semoga menghibur kaliannn, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

DAN JANGAN LUPA BERSHOLAWAT
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad

𓇼 ⋆.˚ 𓆉 𓆝 𓆡⋆.˚ 𓇼

Menjelang azan Magrib di pesantren, suasana terasa tenang dan khidmat. Langit mulai merona jingga, dan udara membawa aroma khas malam yang segar. Di asrama santri, mereka bersiap menuju masjid untuk berjemaah, saling berbisik dan mengingatkan satu sama lain agar segera mengambil wudu. Di kejauhan, sayup-sayup terdengar lantunan ayat-ayat Al-Qur'an dari masjid, mengiringi persiapan mereka menyambut waktu Magrib.

Gus Raja dan Anna baru saja selesai bersama di ruangan mereka, meluangkan waktu sejenak dalam kebersamaan. Suara-suara santri yang berlalu lalang di luar mengingatkan mereka akan tanggung jawab dan peran masing-masing di lingkungan pesantren. Gus Raja beranjak untuk berwudu, menyadari pentingnya menyambut Magrib dengan hati yang tenang dan jiwa yang bersih, sementara Anna menyiapkan dirinya juga untuk melanjutkan aktivitas setelah waktu shalat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar

"Salat di rumah saja ya, sayang," ujar Gus Raja.

"Iya mas, kayanya kalau ke masjid Anna juga ga kuat," jawab Anna.

"Oh iya mas, kalau Anna tidak ada di asrama gimana? Nanti keamanannya siapa?" tanya Anna khawatir.

"Hari ini umma yang kontrol," jawab Gus Raja sembari memakai pecinya.

"Alhamdulillah, kalau Syila dan Aini pasti tau, tapi kalau ustadzah yang kontrol belum tau," ucap Anna.

"Iya sayang, malam ini tidur di sini saja," balas Gus Raja.

"Iya Gus, cepat kita salat," ajak Anna.

"Ulangi,"

"Cepat kita salat,"

"Sebelumnya,"

"Iya Gus,"

"Lihat hukuman setelah salat isya,"

"Jangan mas, Bahiyyi hanya bercanda,"

"Tidak ada penolakan,"

"Yayaya, cepat mas,"

Anna dan Gus Raja memulai shalat Magrib bersama. Mereka berdiri berdampingan, khusyuk dalam ibadah, sementara suara azan yang baru saja berkumandang masih terasa menggema dalam hati mereka. Gus Raja, dengan tenang dan lembut, mengimami shalat, sementara Anna berdiri di belakangnya, mengikuti dengan penuh kekhusyukan. Dalam setiap gerakan, ada kedamaian yang meliputi mereka, seolah-olah waktu berhenti sejenak di rumah itu.

Usai shalat, mereka mengambil Al-Qur’an dan duduk berdampingan untuk murojaah. Mereka saling membantu mengulang hafalan ayat-ayat suci, dengan Gus Raja yang sesekali membimbing Anna pada bagian ayat yang kurang lancar. Suasana terasa hangat dan damai, penuh ketenangan yang membawa kedekatan antara keduanya, tidak hanya sebagai pasangan, tetapi juga sebagai sahabat dalam perjalanan spiritual.

Saat langit di luar rumah perlahan menggelap menuju waktu Isya, mereka masih melantunkan ayat demi ayat, menyelami makna setiap kalimat yang dibaca. Hingga waktu shalat Isya tiba, keduanya melanjutkan kembali shalat berjemaah, menutup waktu murojaah dengan ketenangan dan kesyukuran yang mendalam.

"Nih," ucap Gus Raja sembari memberikan ponsel Anna.

"Loh, kenapa ada di mas?"

"Kemarin bunda yang kasih,"

RAJA FIRDAUS (ON GOING)Where stories live. Discover now