ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـRF 16ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

1.4K 90 10
                                    

Assalamualaikum renicaaa, selamat datang di cerita yang banyak kurangnya ini. Semoga menghibur kaliannn, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.

DAN JANGAN LUPA BERSHOLAWAT
Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad

𓇼 ⋆.˚ 𓆉 𓆝 𓆡⋆.˚ 𓇼

Pagi hari yang cerah di dalam kamar berwarna hijau terasa segar dan menenangkan. Sinar matahari yang lembut masuk melalui jendela, memantulkan cahaya ke dinding hijau, menciptakan suasana alami dan menyejukkan. Udara pagi yang masih sejuk berbaur dengan aroma segar dari tanaman hias di sudut ruangan. Tirai jendela yang sedikit bergoyang terkena angin ringan menambah kesan hidup, sementara suara burung-burung dari luar samar terdengar, melengkapi harmoni pagi yang damai. Di dalam kamar, suasana terasa hangat dan penuh energi positif untuk memulai hari.

Semalam Anna menyibukkan diri dengan membaca novel, pikir Anna kapan lagi membaca novel sepuasnya. Tentu saja di pesantren tidak boleh membawa novel, awal masuk pesantren Anna pernah membawa novel dan berakhir novel Anna di bakar oleh ustadzah Aliffah.

"Assalamualaikum ayah, bunda, selamat pagi," ujar Anna saat sampai di meja makan.

"Waalaikumsalam, anak bunda," jawab bunda Kinza.

"Waalaikumsalam, anak ayah," jawab ayah Rizqi.

"Setelah makan ada tamu, Anna harus ikut turun ya," sambung ayah Rizqi.

"Penting ayah? Kalau tidak Anna ingin di kamar saja," jawab Anna sembari menyuap makanan kedalam mulutnya.

"Penting sekali," ujar ayah Rizqi.

"Baiklah ayah," sahut Anna melemas.

'Sepenting apa tamu itu, harusnya hari ini Anna bisa puas baca novel' batin Anna.

Selesai makan Anna kembali ke kamar untuk bersiap, tetapi saat ingin memakai kerudung, Anna tidak mendapatkan jarum pentul satu pun di kamarnya.

"Di bawah tamunya sudah sampai belum ya," ujar Anna seorang diri.

"Anna minta jarum pentul dulu deh," sambung Anna sembari turun kebawah.

"Bunda," panggil Anna tepat di depan bunda Kinza yang membawa minum untuk tamu.

"Astaghfirullah Anna, Anna tidak lihat tamunya sudah sampai?" tanya bunda Kinza saat melihat Anna yang belum mengenakan kerudung.

"Astaghfirullah, Gus tutup matanya," ujar Anna saat membalikkan badan dan terdapat Gus Raja yang sedang memandangi Anna.

"Sudah, sudah. Anna butuh apa, nak," tanya bunda Kinza sembari meletakkan minuman di atass meja.

"Jarum pentul bunda," jawab Anna sembari berusaha menutupi rambut yang belum ia kuncir.

"Bunda, Gus Raja lihat rambut Anna," sambung Anna yang melihat Gus Raja yang terus memandanginya.

"Sini nak, duduk sebelah ayah," pinta ayah Rizqi.

"Tapi rambut Anna," sahut Anna.

"Tidak apa-apa nak, sini Gus Raja ingin menjelaskan sesuatu," ujar ayah Rizqi.

"Baik ayah," jawab Anna sembari berjalan dan duduk di sebelah ayah Rizqi.

"Silakan jelaskan, nak. Ayah ke dalam dulu ya," ujar ayah Rizqi sembari pergi meninggalkan mereka berdua.

"Bahiyyi,"

"Gus,"

Panggil mereka bersamaan.

"Gus duluan,"

RAJA FIRDAUS (ON GOING)Where stories live. Discover now