bab 20

125 18 4
                                    

Haiiii pakabar

Ak baleek lagi nie..:)

Happy reading guys

Tandai typo oke

*************

"Kalian...... kenapa bisa barengan anjir?!" keluh Gavano pasalnya ia bingung harus memberi air pada siapa dulu.

Satria yang sedari tadi penasaran pun ikut menunggu perkataan Kaziva. Ia bahkan memberikan segelas air pada Kaziva agar gadis itu segera berbicara.

"Siapa? sama siapa? masa iya gue couple an sama orang lain"

"Ya gue gatau..... gue cuman ngerasa gak asing sama cincin itu, lo inget gak chal?"

"Kagak, oh iya bentar lagi liburan, kalian ada rencana?" challos bertanya seraya mencomot makanan milik Deril.

"Kita sih cuman mau tidur aja yang bener, gaada acara, males" Deril berujar yang diangguki kadit dengan semangat.

"Gue juga sama" ucap Challos sembari mendesah gusar.

"Ngapain liat-liat! kita pasti udah punya rencana lah! gak kayak kalian HAHAHA!" Kaziva sudah seperti orang gila yang marah dan tertawa bersamaan membuat Gavano bergidik.

"Kita mau ke Bandung kak nyari yang adem" Satria berujar karena dia merasa yang waras disini.

"Iya!!! Bandung! gue mau keliling Bandung pokoknya. Iya kan Sat?" Satria hanya mengangguk agar gadis gila di sampingnya itu tidak tantrum kembali.

"Tapi gatau jadi apa nggak, iya kan Ziva? Satria?" suara Naila membuat mereka menatapnya. "Loh kenapa tu?" Kadit bertanya membuat Naila menatap Kaziva.

"Aku pasti di larang sama papa buat ke luar kota kak Kadit" ucapnya yang membuat Kadit manggut-manggut saja. "Iya tinggal si Naila yang belum pasti, kalau dia udah bisa. Langsung gas kita" timpal Satria membuat mereka menyerit heran.

"Cuman dia doang? yang lainnya udah setuju?" Gavano ikut menimpali setelah menyuapi Amy.

"Iyalah, dia kan bagian dari kelas juga. Pendapatnya harus di perhitungkan tau!"

"Iya sih, tapi masa iya gara-gara satu orang kalian gak jadi liburan?" Challos yang memang wataknya asal bunyi, berbicara hal itu dengan santai tanpa peduli pada Naila yang terlihat sedih saat ini.

"Ya gapapa dong, di Jakarta aja kalau misalnya Naila gak bisa. Iya kan Sat? udah gausah di dengerin si Challos, dia emang suka ngawur" Kaziva merangkul Naila agar gadis itu kembali tersenyum.

"Ziva" suara dari Shekala membuat Kaziva dan Naila menoleh bersamaan. "Iya? kenapa?" Kaziva menatap Shekala dengan menopang dagu membuat pemuda itu sedikit kikuk.

Ia mengedarkan tatapan matanya agar tak melihat Kaziva. Namun matanya malah bertatapan pada Naila yang tengah menatapnya berbinar. Shekala sedikit heran saat melihat mata gadis itu semakin bersinar saat mereka bertatapan. Gadis aneh batinnya.

Namun hal itu justru di salah faham kan oleh Kaziva. Gadis itu mengira bahwa Shekala sudah mulai menyukai Naila. Iya, memang seharusnya seperti ini. Kaziva menghela nafasnya lalu menundukkan kepalanya.

Bertepatan dengan itu, bel masuk berbunyi. Tanpa kata ia langsung berdiri dan berjalan setengah berlari ke kelasnya membuat semua orang yang ada di meja itu merasa aneh. Bertepatan dengan hilangnya Kaziva, Shekala memutuskan pandangan matanya pada Naila.

"LOH! ZIVA KOK LARI!" Amy langsung pergi menyusul setelah berpamitan pada Gavano. Shekala yang mendengar itu langsung saja berdiri dan ikut pergi menyusul Amy.

KAZIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang