61

1K 132 4
                                    


   Sore sangat terasa indah dengan langit yang berubah warna menjadi jingga.

  Semilir angin menerbangkan helaian rambu omega manis yang kini duduk santai di atas batu di tepi kolam.

  Dirinya sibuk melempar batu batu kecil ke tengah kolam.

  Tak jauh darinya ada yangyang sedang berdiri menjaganya.

  Namun Renjun sedikit mengernyit heran saat melihat seseorang yang sangat asing, dia terlihat begitu manis dan di belakangnya juga ada beberapa pelayan yang mengikutinya.

"Yangyang, siapa dia? Kenapa aku baru melihatnya? Apakah dia juga keluarga Kerajaan tapi sepertinya aku belum mengetahuinya" ujar Renjun sedikit menoleh untuk melihat pelayan pribadinya tersebut.

"Dia adalah pasangan dari pangeran Sehun, tuan muda Kai, pantas jika pangeran tidak mengetahui bahkan terasa asing karena selama ini, tuan muda tidak tinggal di istana karena bahkan walaupun pangeran sehun sendiri membujuknya" ujar yangyang membuat Renjun sedikit heran.

"Kenapa dia tidak mau tinggal di istana?" Tanyanya dia sungguh menjadi penasaran.

"Saya tidak tau pangeran, tapi menurut berita yang saya dengan tuan muda Kai hanya rakyat biasa bahkan beliau selama ini tinggal di sebuah kuil, namun sekarang sepertinya pangeran Sehun sudah berhasil membujuknya" ujarnya membuat Renjun mengangguk mengerti lalu menatap sosok tersebut yang terlihat mendekat padanya.

"Selamat sore Pangeran Renjun" sapanya membuat Renjun langsung berdiri, tidak enak melihat mate pangeran sehun yang justru menunduk padanya bagaimanapun dia lebih tua.

"Selamat sore em aku harus memanggil apa ya?" Ujarnya membuat Kai sedikit tersenyum dengan tinggah pengeran muda tersebut.

"Terserah anda yang penting nyaman pangeran" ujarnya pelan.

  Sungguh Renjun cukup kagum dengan kelembutannya.

"Aku panggi hyung saja ya, sama seperti Sehun hyung, em jangan terlalu formal, bagaimana hyung lebih tua dari ku, seharusnya aku yang menunduk hormat" ujar Renjun merasa tidak enak.

"Baiklah kalau itu mau pangeran" Kai tersenyum lembut ternyata benar yang di katakan alphanya, kedua keponakannya itu terlihat lucu.

"Lalu sedang apa pangeran sore sore begini sendirian, udara sudah hampir dingin dan maaf tadi saya tidak menyambut kedatangan pangeran" ujar kai membuat Renjun langsung menggelengkan kepalanya.

"Sudah aku bilang jangan formal hyung, anggap aku adikmu dan tadi, tidak masalah, aku tidak terlalu suka dengan penyambutan" ujar Renjun.

"Maaf pangeran Renjun, pangeran Jisung mencari anda" seorang prajurit datang menghampirinya membuat Renjun seketika ingat dengan adiknya tersebut.

"Sepertinya lain kali kita bisa mengobrol lagi hyung, aku harus segera menemui adik ku" Renjun hanya tersenyum menunduk sejenak sebelum pergi bersama Yangyang dan prajurit tadi.

"Bukankah pangeran Renjun terlihat sangat baik tuan muda"

  Kai menatap pelayanannya dan mengangguk setuju, sebenarnya dia mendapatkan pelayan pribadi baru dua hari yang lalu, sejak dirinya menginjakkan kaki di istana ini, itupun atas perintah raja Chanyeol padahal dirinya sudah menolak karena tidak terbiasa dengan hal itu.

"Kau benar jungwoo, padahal aku mengira pangeran Renjun sedikit risih mengingat aku bukan dari kalangan bangsawan hanya rakyat biasa" ujarnya walaupun dirinya sudah tau gimana sifat kedua pangeran tersebut tapi tetap saja dia takut.

"Sejak pertama kali pangeran Renjun dan pangeran Jisung tiba, hanya pangeran Renjun yang sedikit pendiam namun dia selalu menghormati yang lebih tua, pangeran Renjun sama seperti anda saat pertama kali datang, bahkan saya ingat tidak ada alpha yang boleh mendekati kamar kedua pangeran" ujar jungwoo, sebelumnya hampir dia yang menjadi pelayan pribadi kedua permata Stovia tapi dia harus menjalani tugas saat itu.

  Kai sendiri hanya mendengarkan, dia sangat tertarik untuk lebih dekat dengan pangeran manis itu.






"Hyung meninggalkan aku sendiri?"

  Baru saja Renjun membuka pintu kamar adiknya bahkan dia belum masuk tapi sudah mendapat omelan dari adiknya.

   Ayahnya hanya mengedikkan bahunya saat putra manisnya itu menatapnya.

"Itu hyungnya sudah datang, kenapa masih marah marah anak bungsu ayah ini" ujar Chanyeol padahal tadi dia hanya berniat melihat putranya namun Jisung sudah terbangun dan langsung mencari keberadaan Renjun.

"Ayah diam, lebih baik ayah keluar, Jisung tidak mau melihat wajah ayah, rasanya menyebalkan" ujarnya.

  Bahkan Renjun menatap tidak percaya adiknya tersebut.

"Siapa yang mengajarimu seperti itu, sangat tidak sopan Jisung, minta maaf sama ayah" tegasnya membuat Jisung langsung menunduk.

"Maaf ayah, bukan maksud Jisung seperti itu, tapi memang wajah ayah sangat menyebalkan, nanti saja peluk peluk jisungnya" Jisung menunduk memilin pakaiannya sendiri, dirinya takut dengan hyungnya saat ini.

  Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah putranya.

"Baiklah ayah keluar, jangan lupa makan, ayah akan menunggu nanti untuk itu" Chanyeol menyempatkan mengusap kepala kedua putranya sebelum keluar karena dia masih punya beberapa pekerjaan yang belum selesai.

   Renjun sendiri sedang memandangi adiknya yang hanya diam sembari terus memeluknya.

"Hyung tidak akan pergi kemana mana jadi lepaskan pelukanmu Jisung~ah" pintanya namun lagi lagi adiknya tetap menggelengkan kepalanya.

"Ada apa sebenarnya, kenapa kau sangat aneh" herannya melihat tingkah adiknya beberapa hari ini.

"Hyung akan meninggalkan ku" lirihnya membuat Renjun seketika terdiam.

"Tidak hyung tidak akan meninggalkan mu, sekarang mandilah, sebentar lagi saatnya makan malam, kamu tidak tau kan kalau ada anggota keluarga baru" gumamnya membuat Jisung langsung menatap hyungnya yang tersenyum.

"Aku akan mandi, aku harus terlihat rapi bukan hyung" ujarnya sedangkan Renjun sendiri hanya mengangguk saja melihat adiknya yang sudah berlari menuju kamar mandi.

   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

ALPHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang