Renjun dan Jisung berjalan bersama menuju ruang makan malam, di sana hanya tinggal mereka berdua yang belum datang, salahkan adiknya yang sangat lama tadi bahkan beberapa tidak suka dengan penampilan nya dan memarahi pelayan yang bertugas sampai membuat Renjun harus turun tangan."Ayah!" Jisung langsung masuk begitu saja menghampiri ayahnya yang sudah duduk nyaman di kursinya.
"Ayah nanti temani Jisung tidur ya" pintanya sembari memeluk ayahnya dari belakang bahkan sepertinya Jisung tidak sadar kehadiran kai di tengah tengah mereka.
"Ehem"
Jisung langsung menatap Sehun hyungnya yang baru saja berdehem.
"Hyung ganggu saja" ujarnya kemudian kembali duduk di tempatnya.
"Em siapa?" Tanyanya melihat kai yang kini tersenyum padanya.
"Dia hyung mu juga, mate hyung" ujar Sehun sedangkan Jisung masih fokus mengamati kai yang katanya mate Sehun hyung.
"Perkenalkan saya Kim Kai pangeran Jisung" Kai tersenyum ramah apalagi melihat binar di mata pangeran bungsu Stovia.
"Hyung sangat manis, bagaimana bisa hyung mau menjadi pasangan dari Sehun hyung" ujarnya membuat Sehun langsung menatap datar Jisung.
"Kenapa kau bertingkah sangat aneh sekali hm" Sehun mengacak acak rambut Jisung membuat Jisung cemberut.
"Udah dari tadi tingkahnya sangat aneh hyung" gumam Renjun.
"Sudah! Kita lanjutkan nanti bicaranya, sekarang waktunya makan" ujar Chanyeol.
Jisung sendiri langsung mengambil beberapa lauk untuk dirinya makan lumayan dalam porsi yang sangat besar menurutnya.
"LINDUNGI PANGERAN JAEMIN!"
salah satu panglima perang dari kerajaan Doxeaseon berteriak apalagi melihat pangeran yang harus dia lindungi justru terluka parah karena serangan panah beracun.
"A aku baik baik saja paman, jangan melindungi ku" gumamnya lirih walaupun panah itu sudah di cabut tapi efeknya sangat terasa.
Itu salahnya yang lengah, dan mereka yang menggunakan cara licik dengan menyerang musuh ketika mereka sedang beristirahat.
"Tidak bagaimanapun keselamatan pangeran adalah tanggung jawab saya, Doxeaseon masih membutuhkan pangeran untuk menjadi pemimpin dan pangeran Renjun pasti menanti pangeran kembali" ujarnya sembari terus berusaha melakukan semua cara agar racun tersebut keluar.
Hueekk
"Ayo pangeran keluarkan semuanya" sang panglima dengan sabar memijat tengkuk Jaemin agar racun itu keluar.
Jaemin sendiri menahan mati matian rasa sakit di dadanya.
Beruntung sang panglima sedikit mengetahui beberapa ramuan yang bisa menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh.
"Paman aku ingin tidur" lirihnya.
"Tahan sebentar pangeran sebentar lagi bantuan akan tiba" sang panglima hanya bisa menatap pangeran Jaemin yang sudah memejamkan matanya.
Raja Siwon sendiri melajukan kudanya dengan sangat kencang, dua hari yang lalu dirinya mendapat kabar jika putranya berhasil menaklukkan kerajaan Arnavea dan Ribarecca namun ketika perjalanan pulang tiba-tiba mereka di hadang pasukan dari kerajaan Gilvaria yang terkenal akan kelicikannya dan ambisinya.
Raja Siwon benar benar tidak istirahat selama perjalanan, yang dia pikirkan saat ini adalah putranya, kerajaan Gilvaria bukan tandingan yang pas karena pasti kerajaan itu akan selalu menggunakan cara licik dan mengecoh.
"Panglima Minho?" Siwon menatap Minho yang tiba-tiba ada di belakangnya.
"Ikuti hamba yang mulia, pangeran Jaemin sudah saya aman kan" ujarnya membuat Siwon langsung membagi prajurit yang dia bawah untuk sebagian membatu yang lainnya melawan kerajaan Gilvaria.
Mereka berdua tiba di sebuah gua yang tersembunyi di balik semak semak yang menjulang tinggi sehingga tidak ada yang sadar jika ada gua di sana.
"Jaemin nak, ini ayah" Siwon langsung menghampiri putranya yang masih menutup matanya.
"Saya sudah berusaha mengeluarkan racun itu walaupun saya tidak yakin sudah keluar semua yang mulia, tapi yang mulia tidak perlu khawatir, pangeran Jaemin saat ini hanya tertidur saja" gumam minho membuat Siwon langsung terdiam.
"Tetaplah di sini dan perketat penjagaan, biar aku sendiri yang menghadapi alpha buangan seperti dia" Siwon langsung keluar begitu saja bahkan minho sendiri bisa merasakan aura alpha dominan yang sangat kuat.
Bagaimanapun tidak ada seorang ayah yang rela melihat putranya semata wayangnya terluka.
"Pangeran ayah anda memang keras dalam mendidik pangeran sejak kecil tapi dia juga sangat menyayangi anda pangeran, jadi tetaplah baik baik saja" gumam minho melirik Jaemin yang masih memejamkan matanya dengan wajah yang sedikit pucat.
Uhuk uhuk
Renjun buru buru mengambil segelas air di depannya, dia terdiam sesaat saat tiba-tiba dadanya terasa nyeri.
"Renjun kau tidak apa apa" Chanyeol yang khawatir langsung menghampiri putranya.
Renjun sendiri langsung menatap ayahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, dia tidak tau apa yang sedang dia rasakan saat ini.
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA
Werewolfbukan kami yang hendak memilih memiliki takdir seperti apa, sudah ketentuan moon goddess yang sudah menulis jalan kehidupan.... andai kami bisa di beri pilihan maka kami tidak mau menjadi omega yang hanya di pandang lemah....