15

2.5K 326 23
                                        

Tharn dan Beam saling berpelukan begitu juga dengan istri keduanya yang terlihat begitu senang setelah Orang tua Sam mengatakan kalau Sam sudah menerima perjodohannya dengan Marissa.



Marissa yang mendengarnya pun tersenyum dengan begitu senangnya.



" Cieee yang sebentar lagi jadi nyonya besar Chankimha ", goda Nita pada adik iparnya.



" Setidaknya aku tidak melakukan apapun dan setelah Sam menikah, dia tidak akan pernah mengganggu Mon lagi ", batin Mike.



" Marissa kemarilah ", ucap ibunya.



Ibu Sam mengambil kotak merah berisikan satu set perhiasan lalu ia berikan pada Marissa.



" Gunakan perhiasan ini di acar pertunangan kalian nanti ", ucap ibu Sam.



" Iya bibi ! Aku pasti akan mengenakannya ", ucap Marissa.



" Lalu bagaimana dengan tanggal pertunangannya? ", tanya ayah Marissa.



" Kami akan segera mencari tanggal yang baik untuk pertunangan Sam dan Marissa ", ucap ibu Sam.




" Dan setelah Marissa lulus nanti, kita akan pikirkan tentang pernikahan mereka ", tambah ayah Sam.




" Aku sangat senang akhirnya persahabatan kita semakin erat ", ucap ayah Marissa.




" Tapi apa yang membuat Sam setuju bibi? ", tanya Mike.



Ibu Sam sebenarnya sangat tahu penyebabnya namun ia tidak mungkin mengatakan kalau Mon lah yang sudah membujuk Sam.




" Saya juga tidak tahu kenapa Sam akhirnya menerima perjodohan ini tapi apapun alasannya, inilah yang kita inginkan ", ucap ibu Sam.




" Aku sangat bahagia melihat Marissa tersenyum seperti itu sayang ", ucap Nita.




" Kau benar ! Tidak terasa dia sudah tumbuh sebesar ini padahal dulu dia masih sering mengangguk ", ucap Mike yang ikut bahagia melihat senyum adiknya.

*********

Kabar pertunangan Sam pun mulai menyebar di media, banyak wartawan yang mulai mengunggah berita pertunangan Sam dan Marissa di media sosial maupun media cetak.



Mon menitikan air matanya ketika membaca berita pertunangan itu dari media sosial.



" Mon ", panggil ibunya.




" Aku senang akhirnya Khun Sam akan bertunangan Bu ", ucap Mon.



" Kau yakin? Apa hatimu juga bahagia? ", tanya Ibunya.



" Mencintai tak harus memiliki Bu dan aku ikhlas kalau harus melepas orang yang aku cinta demi kebahagiaannya ", ucap Mon.




" Lihatlah betapa dewasanya anak ibu sekarang ", ucap phon menangis melihat Putrinya itu.



Phon pun memeluk Mon dengan
erat bahkan phon bisa merasakan kalau saat itu Mon tengah menangis dalam pelukannya.



" Menangislah Mon ! Jangan menahannya kalau itu memang sakit ", ucap phon.



" Aku mencintainya Bu ! Aku mencintainya !! ", lirih Mon terisak.



Ibu phon hanya bisa memeluk Mon tanpa mengatakan sepatah kata apapun karena ia tidak tahu apa yang harus ia katakan.




CAN YOU HEAR MY HEART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang