72

485 102 60
                                    

Through the journey.

•••

Hari Sabtu di siang hari, seharusnya mereka masih menghabiskan waktu dengan camping di wisata alam gunung embun yang ada di PPU.

Sayangnya, kondisi Khalifah tidak juga membaik sejak pagi tadi, ia seketika dilanda rasa pusing dan badan yang tak enak, tentu Fabiola dibuat khawatir, sepertinya Khalifah ikut sakit karena dirinya sering kali menempel pada Khalifah saat sakit.

Beruntung, walau sedang sakit pun, Khalifah tetap bisa mempertahankan diri agar tidak ambruk, kalau tidak, bisa repost Fabiola membawa dirinya untuk turun ke bawah.

Begitu sampai di mobil, Khalifah akan berjalan untuk membuka kan pintu mobil untuk Fabiola seperti biasa, namun sebelum itu, Fabiola dengan cepat beralih untuk jalan mendahului Khalifah. Ia akan menyetir dalam perjalanan mereka kembali ke Balikpapan.

"Aku masih kuat nyetir sayang."

"Ngga Khal, kamu sakit, yang ada bahaya kalau kamu nyetir." Tolak Fabiola tegas. Pasti Khalifah tidak akan mau mengalah jika ia tidak tegas seperti itu.

"Kamu gapapa nyetir? Jauh banget loh sayang kesini sampai ke dermaga nanti, belum lagi nyetir ke rumah, mau aku telfon kenalan aku biar kirim supir kesini?"

"Ya ampun, udah sini kamu masuk." Ujar Fabiola sambil menarik Khalifah menuju ke pintu samping kursi mengemudi.

"Gapapa aku nyetir, toh udah lama juga aku ga nyetir kan, selalu kamu. Sekarang waktunya kamu yang istirahat, gaperlu manggil supir segala, lama yang ada." Oceh Fabiola sambil membuka pintu mobil dan mendorong Khalifah untuk segera masuk.

"Udah, kamu pasti gaenak kan badannya? Tidur aja, ntar aku bangunin kalau udah nyampe rumah."

"Yang bener aja sayang, masa aku tidur sementara kamu nyetir. Yaudah gapapa kamu nyetir, tapi aku gamau tidur." Tolak Khalifah.

"Bandel banget, yaudah terserah kamu aja, mundurin sandaran kursinya biar posisi kamu lebih enak." Suruh Fabiola galak, daripada mereka berujung mendebatkan sesuatu yang tidak jelas, Khalifah mengikuti perintah sang kekasih, mulai mendorong kursi mobil yang ia duduki kearah belakang.

Melihat Khalifah yang sudah melakukan perintahnya, Fabiola menyalakan mesin mobil, menyamankan posisi duduknya kemudian mulai menginjak pedal gas mobil tersebut.

Suasana berlangsung hening untuk sesaat, Khalifah yang menahan rasa pening di kepalanya, dan Fabiola yang fokus menyetir, ia tahu Khalifah sedang dalam posisi tidak nyaman untuk diajak mengobrol, oleh sebab itu dia hanya diam.

Namun, Khalifah malah menyalahartikan sikap diam dari kekasihnya itu, ia jadi merasa bosan dan kesal karena merasa dirinya sengaja di diami. Jadilah ia sekarang menekan tombol yang ada pada layar di dalam mobil, berniat memutar radio atau sekedar lagu agar setidaknya suasana disana tidak sehening sekarang.

Beberapa detik kemudian, terdengar suara siaran dari seorang wanita dari radio mobil, mulai mengisi keheningan diantara dua sejoli itu.

"Oh iya, hampir banget aku lupa." Ujar Khalifah.

"Apa?" Jawab Fabiola.

"Kemarin dari pihak penyiar radio balikpapan ada yang menghubungi aku buat datang ke siarannya, bareng kamu."

"Kapan emangnya?" Tanya Fabiola.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rencana SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang