Chapter 53 - Salah perkataan

107 29 48
                                    

Jam dinding sudah menunjukan pukul 2 siang. Suasana di kamar perawatan Miku terlihat cukup sunyi. Reo dan Zeno sudah berada di rumah sakit untuk menemani Miku semisal dia terbangun.

Untuk saat ini Miku hanya tinggal seorang diri di dalam kamar karena Reo sedang mengambil obat di tempat pengambilan obat, soalnya dokter baru saja memberi Reo resep obat semisal Miku merasakan efek samping saat terbangun nanti. Sementara Zeno sedang pergi ke toilet sebentar.

Kesadaran Miku mulai kembali, dia mulai membuka matanya secara perlahan. Hal pertama yang Miku rasakan saat dia tersadar adalah kepala yang nyeri dan sedikit perasaan mual.

"Ow... Kepalaku berdenyut-denyut". Miku ingin memegang kepalanya dengan tangannya. Saat dia ingin menggerakkan tangannya, Miku merasa seperti ada sesuatu yang menahannya. Miku tersadar ketika melihat tangan kirinya sedang terpasang sebuah infus.

Sewaktu Miku dirawat di rumah sakit, dia paling benci saat di infus karena dia merasakan sesuatu yang aneh dan tidak suka saat ada jarum menusuknya.

"Aku sepertinya berada di rumah sakit". Ucap Miku saat melihat sekeliling ruangan. Miku merubah badannya menjadi posisi duduk. Dengan tanpa rasa takut dia mencabut infusan di tangannya dengan paksa sehingga ada darah bercucuran di tangannya.

Miku mencoba turun dari kasur secara perlahan, di waktu yang bersamaan Zeno juga baru kembali dari toilet. Suara keras tiba-tiba terdengar saat Zeno membuka pintu kamar.

*Dubrak!!

Zeno dengan cepat bergerak ke arah kasur. Dia melihat adiknya terduduk di lantai karena kaki Miku masih tidak bertenaga untuk memopang badannya, apalagi Miku baru saja terbangun setelah tidur lumayan cukup lama.

"Astaga Miku, kamu baik-baik saja?". Zeno dengan perasaan khawatir memeriksa keadaan adiknya. Zeno mengembalikan Miku ke posisi duduk di atas kasur. Zeno tersadar melihat selang infusan Miku tercabut dari tangannya dan banyak cipratan darah pada sprei kasur.

"Jangan dicabut infusnya, adikku sayang".~ucap Zeno dengan lembut sambil membersihkan bekas darah di tangan Miku menggunakan tisu basah yang sudah disiapkan sejak kemarin.

Beberapa menit kemudian Reo juga baru kembali ke dalam ruangan dan melihat Miku lagi terduduk di atas kasur dengan Zeno dihadapannya sedang membersihkan tangan Miku.

"Sudah bangun? Apa yang terjadi, Zeno?".~Reo

"Aku baru kembali dari toilet tadi, lalu mendengar suara jatuh yang keras. Saat aku kemari, Miku sedang terjatuh dilantai. Dia sepertinya melepas infusan ditangannya dengan paksa".~zeno

"Miku... Kenapa kamu lepas?".~ucap Reo dengan lembut

"Miku gak suka".~miku

"Ini bagus untuk kesehatan kamu".~reo

Seorang suster baru saja tiba karena Zeno tadi melaporkan kalau infusan Miku dilepas paksa. Suster itu membersihkan dan melakukan pertolongan pada bekas jarum yang dicabut paksa sesuai prosedur rumah sakit. Suster itu memasang kembali infus itu ke tangan Miku dan mengganti kantong infus ke yang baru karena kantong yang lama sudah mau habis.

Suster itu menanyakan beberapa hal kepada Miku mengenai kondisi badannya. Setelah bertanya, suster itu mengemasi peralatan dan pergi meninggalkan ruangan.

Setelah mendengar Miku menceritakan kondisi badannya, Reo pergi ke luar sebentar untuk membeli beberapa makanan agar Miku bisa meminum obat. Tidak perlu waktu lama, 15 menit kemudian Reo kembali sambil membawa makanan di tangannya.

Saat kembali ke kamar, Reo melihat adiknya sedang duduk menyamping di pangkuan Zeno. Miku sedang bersandar pada badan Zeno sambil memejamkan matanya. Zeno juga mengusap-usap punggung Miku. Itu semua terjadi karena permintaan dari adiknya sendiri.

A Girl Who Loves The Sky | Hololive x Female [Fan Fiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang