25. Kebenaran yang Terkuak dari Dunia Maya

4 3 3
                                    

Siang itu, Aryan sedang bekerja di kantornya. Suasana tenang, namun pikirannya melayang-layang, masih merindukan kehadiran Fyra, putri kembar yang sudah lama hilang dari hidupnya. Sudah berbulan-bulan sejak Fyra dibawa pergi oleh Pak Ramdan, dan hingga sekarang, tidak ada kabar pasti tentang bagaimana kehidupan Fyra.

Saat sedang membuka aplikasi TikTok di sela pekerjaannya, tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah video yang muncul di berandanya. Di video itu, terlihat seorang gadis remaja yang sedang mempromosikan produk kosmetik dengan raut wajah yang terpaksa dan penuh kesedihan. Aryan memperhatikan lebih dekat. Jantungnya berhenti sejenak saat menyadari bahwa gadis itu bukanlah orang lain.

Itu Fyra.

Aryan menahan napas. "Ya Allah... Fyra..." bisiknya pelan. Tangannya gemetar saat menekan tombol volume untuk memperbesar suara.

Dalam video tersebut, Fyra tampak sedang mempromosikan produk milik Pak Ramdan, tanpa mengenakan jilbabnya. Wajahnya terlihat pucat, dan tatapannya kosong. Aryan bisa merasakan bahwa gadis itu sedang berada dalam tekanan berat.

Namun, itu belum seberapa. Tak lama setelah video promosi itu, muncul video lain yang lebih mengejutkan. Video tersebut adalah rekaman kekerasan yang dilakukan Pak Ramdan terhadap Fyra dan Islah. Dalam video itu, terlihat Pak Ramdan dengan jelas sedang memukul Fyra dan mengancamnya, sementara Islah mencoba melindungi sahabatnya. Video itu direkam secara diam-diam oleh Yamina, yang ternyata sudah lama mengumpulkan bukti.

Aryan merasakan darahnya mendidih. Wajahnya memucat seiring dengan setiap detik yang berlalu saat menonton video tersebut. Kemarahan dan kesedihan menyelimuti dirinya.

"Ya Allah, kenapa bisa seperti ini..." bisik Aryan dengan suara tercekat. Dia langsung menutup laptopnya, meninggalkan pekerjaannya, dan bergegas pulang ke rumah.

Aryan Menunjukkan Video itu ke Keluarga

Sesampainya di rumah, Aryan segera memanggil Emily dan Kahfi. Wajahnya serius dan penuh dengan kekhawatiran. Emily yang sedang di dapur, langsung menghampirinya bersama Kahfi yang baru saja pulang dari sekolah.

"Ada apa, Mas?" tanya Emily yang sudah melihat raut wajah suaminya yang tidak biasa.

Aryan menatap mereka dengan penuh kesedihan. "Kalian harus lihat ini. Ini soal Fyra," katanya pelan, tapi tegas.

Kahfi langsung mendekat, merasa bahwa ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Aryan mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi TikTok dan memutar video yang baru saja dilihatnya di kantor.

"Apa ini?" tanya Kahfi saat melihat Fyra di layar. "Fyra? Itu Fyra, kan?"

Emily terkejut, air matanya mulai menggenang saat melihat putrinya muncul di video. "Ya Allah, itu Fyra... tapi kenapa dia terlihat begitu tertekan?" Emily mulai menangis.

Kemudian Aryan memperlihatkan video kedua, rekaman kekerasan Pak Ramdan terhadap Fyra dan Islah. Ketika video itu berakhir, suasana rumah mendadak hening. Emily tak bisa menahan tangisnya lagi, sementara Kahfi duduk terdiam, terpukul melihat saudara kembarnya diperlakukan dengan kasar.

"Bagaimana ini bisa terjadi, Mas?" tanya Emily sambil menutupi wajahnya dengan tangan, air matanya tak berhenti mengalir.

Aryan menunduk, menekan kemarahannya. "Aku tidak tahu. Aku juga baru lihat video ini tadi. Aku tak percaya bahwa Fyra... putri kita... disiksa seperti ini oleh Pak Ramdan."

Kahfi yang masih shock, tiba-tiba bangkit berdiri. "Kita harus lakukan sesuatu, Abi! Kita tidak bisa diam saja!"

Emily mengangguk setuju. "Kita harus ambil Fyra kembali. Tidak mungkin kita biarkan dia terus di tangan orang seperti itu."

Namun, Aryan menghela napas panjang. "Masalahnya, kita tidak punya hak hukum atas Fyra sekarang. Secara hukum, dia sudah dianggap sebagai anak Pak Ramdan. Kita tidak bisa sembarangan mengambil tindakan."

Kahfi menatap ayahnya dengan mata penuh harapan. "Jadi kita harus bagaimana, Abi? Apakah kita akan biarkan dia terus tersiksa?"

Aryan menggeleng, matanya penuh dengan tekad. "Tidak. Kita harus mencari cara. Mungkin ada sesuatu yang bisa membuktikan bahwa Fyra tidak seharusnya bersama Pak Ramdan."

Emily mencoba berpikir jernih di tengah emosinya. "Bukankah dulu ada sesuatu yang janggal soal akta kelahiran Fyra? Kita harus cek kembali semua dokumen-dokumen itu. Mungkin kita bisa menemukan celah."

Kahfi mengangguk penuh semangat. "Aku juga akan bantu cari. Pasti ada yang bisa kita lakukan. Aku tidak akan biarkan Fyra terus seperti ini."

Beberapa hari kemudian, setelah usaha tanpa henti mencari bukti, Emily menerima panggilan dari seorang rekan lamanya, Bu Sari, yang bekerja di bidang administrasi kependudukan. Bu Sari adalah teman lama yang pernah membantu mereka dalam pengurusan surat-surat kependudukan.

"Bu Sari, terima kasih sudah membantu kami. Apa ada yang bisa ditemukan?" tanya Emily dengan suara penuh harap saat berbicara di telepon.

Suara Bu Sari terdengar agak serius di seberang. "Saya menemukan sesuatu yang sangat aneh, Emily. Ada dua akta kelahiran yang terdaftar atas nama anak yang sama, yaitu Fyra. Yang satu terdaftar atas nama kalian, yang sah, tapi ada satu lagi akta kelahiran dengan nama yang berbeda yang didaftarkan beberapa tahun lalu. Sepertinya, akta yang kedua ini dibuat oleh pihak yang tidak jelas."

Emily terdiam, mencerna informasi itu. "Apa maksudnya, Bu? Jadi ada dua akta kelahiran untuk Fyra?"

"Betul sekali. Saya mengecek lebih lanjut, dan ternyata salah satu akta itu palsu. Berdasarkan pemeriksaan kami, akta kelahiran kedua ini sepertinya didaftarkan oleh pihak yang tidak dikenal, dengan data yang tidak valid."

Emily merasa jantungnya berdetak lebih cepat. "Jadi... ada akta palsu? Bagaimana kita bisa menggunakan ini?"

Bu Sari menjawab dengan tenang. "Jika kita bisa membuktikan bahwa akta palsu ini digunakan oleh Pak Ramdan untuk mengklaim Fyra sebagai anaknya, kalian bisa membawa kasus ini ke pengadilan. Ini bisa jadi bukti kuat bahwa dia mendapatkan hak asuh Fyra dengan cara yang tidak sah."

Emily merasa ada harapan baru. "Terima kasih banyak, Bu Sari. Ini bisa jadi bukti yang kami butuhkan."

Setelah menutup telepon, Emily segera memberi tahu Aryan dan Kahfi tentang penemuan tersebut. Keduanya tampak terkejut, namun juga merasa lega karena akhirnya ada jalan untuk menyelamatkan Fyra.

"Kita punya harapan sekarang, Mas," kata Emily dengan penuh semangat. "Kita bisa membuktikan bahwa Pak Ramdan tidak seharusnya memiliki hak asuh atas Fyra."

Aryan mengangguk. "Kita harus segera mengumpulkan semua bukti ini dan mengajukannya ke pengadilan. Ini mungkin satu-satunya cara untuk mendapatkan Fyra kembali."

Kahfi yang mendengar percakapan itu tersenyum tipis, meski hatinya masih berat. "Kita akan dapatkan Fyra kembali, Abi, Ummi. Aku yakin ini jalan kita."

LUMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang