Setelah menemukan bahwa ada keterlibatan seorang perawat dalam jaringan pemalsuan dokumen, Aryan, Emily, dan Kahfi tidak tinggal diam. Mereka kembali ke rumah sakit untuk menyelidiki lebih lanjut. Kali ini, mereka berusaha mencari orang-orang yang bekerja di sana pada hari Fyra dilahirkan, berharap bisa mengungkap lebih banyak kebenaran.
Mereka tiba di rumah sakit dengan tekad yang kuat. Aryan dan Emily berusaha menyembunyikan kegelisahan mereka, sementara Kahfi berusaha tenang di samping orang tuanya. Mereka langsung menuju bagian informasi untuk bertanya lebih jauh.
"Permisi, kami ingin bertanya apakah ada dokter yang masih bekerja di sini dan pernah bertugas sekitar 15 tahun lalu?" tanya Aryan kepada petugas di meja informasi.
Petugas itu mengernyit, mencoba mengingat, lalu menjawab, "Maaf, Pak. Sebagian besar dokter yang bekerja di sini pada waktu itu sudah pensiun atau pindah ke rumah sakit lain. Tapi saya bisa cek dulu. Siapa nama dokter yang Bapak cari?"
Aryan menatap istrinya sejenak, lalu menjawab, "Kami tidak tahu pasti namanya. Yang kami butuhkan adalah dokter yang bertugas saat anak kami lahir, Fyra."
Petugas itu mengangguk dan memeriksa data di komputernya. Setelah beberapa saat, dia menatap Aryan lagi. "Ada satu dokter yang bekerja saat itu. Namanya dr. Wirawan, beliau sudah pensiun, tapi alamat kontaknya masih ada di sini. Mungkin Bapak bisa menghubunginya."
Mendengar nama itu, Emily merasa ada harapan. "Terima kasih. Bisa kami dapatkan informasi kontaknya?"
Petugas itu menyerahkan selembar kertas berisi alamat dan nomor telepon dr. Wirawan. Dengan perasaan bercampur aduk, mereka segera meninggalkan rumah sakit dan bergegas menuju alamat tersebut.
Sesampainya di rumah dr. Wirawan, Aryan mengetuk pintu dengan penuh harapan. Beberapa saat kemudian, seorang pria tua dengan rambut sebagian sudah memutih membukakan pintu. Dr. Wirawan tersenyum ramah, meskipun wajahnya tampak lelah.
"Selamat siang, saya Wirawan, ada yang bisa saya bantu?"
Aryan menjelaskan maksud kedatangan mereka dengan cepat. "Kami adalah keluarga dari Fyra, salah satu bayi yang lahir di rumah sakit tempat Anda bekerja 15 tahun yang lalu. Kami butuh informasi tentang hari kelahirannya."
Dr. Wirawan mendengarkan dengan saksama, kemudian mempersilakan mereka masuk ke dalam rumahnya. Setelah mereka duduk di ruang tamu, Aryan melanjutkan.
"Pada hari kelahiran Fyra, ada laporan bahwa bayi kami tertukar dengan bayi lain. Tapi sekarang kami menemukan bahwa dokumen-dokumen yang terkait kasus itu mungkin dipalsukan. Apakah Anda ingat ada insiden seperti itu?"
Dr. Wirawan mengernyit sejenak, mencoba mengingat. "Saya ingat hari itu. Saya menangani beberapa kelahiran, tapi tidak pernah ada laporan resmi tentang tertukarnya bayi. Setahu saya, semua berjalan normal."
Emily tampak terkejut. "Jadi, tidak ada bayi yang tertukar? Lalu, bagaimana bisa ada dokumen yang menyatakan hal itu?"
Dr. Wirawan menggeleng. "Itu tidak masuk akal. Jika memang ada insiden seperti itu, pasti akan ada penyelidikan resmi. Tapi tidak pernah ada laporan apapun soal bayi tertukar. Saya yakin ada sesuatu yang disembunyikan."
Aryan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. "Dokter, kami butuh bantuan Anda. Kami curiga dokumen itu dipalsukan oleh seseorang di rumah sakit. Kami perlu tahu siapa yang terlibat."
Dokter itu terdiam sejenak, lalu menatap mereka dengan serius. "Dulu ada desas-desus tentang jaringan adopsi ilegal. Saya mendengar beberapa orang di rumah sakit terlibat dalam jaringan itu, tapi saya tidak punya bukti kuat. Tapi, kalau dokumen bayi tertukar itu palsu, mungkin memang ada sesuatu yang lebih besar terjadi."
Mendengar pengakuan tersebut, Aryan, Emily, dan Kahfi merasakan kebenaran semakin mendekat. Mereka memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan dengan lebih intensif. Mereka kembali menghubungi Bu Sari, yang sebelumnya sudah membantu mereka menemukan anomali dalam akta kelahiran Fyra.
Beberapa hari kemudian, Bu Sari kembali membawa kabar mengejutkan. "Saya sudah menyelidiki lebih lanjut soal dokumen tertukarnya bayi yang diberikan oleh Pak Ramdan," kata Bu Sari dengan nada serius saat berbicara di telepon. "Dan ternyata dokumen itu palsu. Ada beberapa tanda bahwa dokumen itu dibuat oleh oknum di rumah sakit yang bekerja sama dengan jaringan adopsi ilegal."
Emily yang mendengar kabar itu terkejut. "Jadi... semua ini memang hasil rekayasa? Fyra tidak pernah tertukar dengan bayi lain?"
"Betul, Bu Emily," jawab Bu Sari. "Dokumen itu hasil rekayasa, dan ini lebih besar dari yang kita kira. Pak Ramdan bekerja sama dengan orang-orang di rumah sakit untuk mencuri bayi-bayi dan mengklaimnya sebagai anak adopsi. Mereka memanipulasi tes DNA dan dokumen kelahiran."
Aryan mengangguk tegas. "Sekarang kami punya cukup bukti untuk melawan mereka. Tapi kami harus memastikan semuanya."
Bu Sari melanjutkan, "Saya juga menyarankan agar Bapak dan Ibu melakukan tes DNA ulang di laboratorium independen. Kalau hasilnya menunjukkan bahwa Fyra memang anak biologis kalian, kita bisa membawa ini ke pengadilan."
Beberapa hari kemudian, Aryan dan Emily memutuskan untuk melakukan tes DNA ulang di laboratorium yang lebih terpercaya. Mereka menunggu hasilnya dengan perasaan cemas, tapi juga penuh harapan. Di rumah, Kahfi tidak bisa berhenti memikirkan Fyra dan bagaimana hidup mereka akan berubah setelah semua kebenaran ini terungkap.
Beberapa hari setelah tes dilakukan, hasilnya keluar. Aryan, Emily, dan Kahfi duduk bersama di ruang tamu, menunggu dengan tegang saat Aryan membuka amplop dari laboratorium.
"Ini dia..." bisik Aryan.
Emily meremas tangan Kahfi, sementara jantung mereka semua berdetak lebih cepat. Aryan membuka amplop itu, matanya menyapu halaman pertama laporan hasil tes DNA.
Wajahnya langsung berubah. "Fyra... dia anak kita."
Emily langsung menangis, air mata bahagia mengalir deras di pipinya. "Alhamdulillah... dia memang anak kita..."
Kahfi tersenyum lega, meskipun matanya juga berkaca-kaca. "Kita bisa bawa Fyra kembali, Abi, Ummi. Kita bisa selamatkan dia dari Pak Ramdan."
Aryan menatap keluarganya dengan tekad yang semakin kuat. "Sekarang kita punya bukti. Semua dokumen yang ditunjukkan oleh Pak Ramdan, termasuk hasil tes DNA awal, sudah jelas dimanipulasi. Fyra harus kembali ke tempatnya, bersama kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMEN
Ficción GeneralDalam dunia yang dipenuhi dengan bayang-bayang dan misteri, dua saudara kembar, Fyra dan Kahfi, terjebak dalam perjalanan penemuan jati diri yang penuh liku. Dibesarkan dalam keluarga yang memiliki harapan besar, mereka berdua menghadapi tekanan unt...