Bab 85 | luka

1.5K 107 3
                                    

Haii, it's vayyaa3. Book 2 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
————
Salma menangis sesenggukan menatap ke arah rony yang kini tengah terduduk di sofa dengan pasrah karena dokter rahman sedang mengobati lukanya. Ada papa aron juga di sebelah rony yang merangkul rony. Sementara salma ada di sofa seberang rony bersama mamak yati di sebelahnya.

Tangan salma tampak meremas piyama yang dia kenakan sebab saking takutnya. Piyama yang semula berwarna nude itu berubah menjadi merah karena bekas darah rony saat salma menghampirinya.

"Hikss rony..."

Darah segar berwarna merah pekat masih terus mengalir deras dari luka di dagu Rony yang terbentur dengan ujung keramik tajam di kolam ikan koi di depan rumahnya. Kolam yang dibuat untuk menambah kesan asri di rumah itu kini menjadi saksi bisu atas kecelakaan yang menimpa Rony.

Salma memperhatikan rony sambil sesenggukan. Bayik kiciknya sesekali meringis. Sangat terlihat sakit yang luar biasa menderanya, membuat rony hampir tak mampu berbicara.

"Ya Allah hikss. Rony.."

Mamak yati mengusap punggung salma. "Udah nak, rony gak papa."

"Mamak. Maafin sal, harusnya tadi sal  hikss gak tinggalin rony sendiri di luar hikss. Maaf mak hikss."

Salma masih tak bisa menghentikan tangisannya. Dia merasa rony terluka karena dirinya yang teledor. Harusnya salma tak meninggalkan rony di kolam. Harusnya salma ajak saja rony masuk ke rumah.

Sementara rony, dia sesekali melirik salma. Melihat istrinya menangis sesenggukan karena mengkhawatirkan dirinya membuat rony merasa sangat bersalah. Dia tak suka melihat salma menangis. Coba saja tadi dia gak ngide mau meraih ikan koi besar itu. Pasti dia tidak akan nyemplung dan berakhir terluka seperti ini.

"Caca..." lirih rony.

Papa aron yang ada di sebelah rony mengusap punggung putranya itu. "Kenapa?"

"Mau sama caca, pa." Sesekali rony meringis saat berbicara.

"Nanti."

"Caca nangis."

"Ya itu karena abang nakal. Gak bisa diem. Ada aja kelakuannya."

Rony meringis lagi. "Gak sengaja pa, maaf."

"Nanti minta maaf nya sama salma. Abang ni ada aja. Buat orang khawatir."

"Maaf papa..."

Papa aron menghela nafas. "Iyaa. Sekarang diem dulu. Jangan liat salma terus. Biar dokter rahman bisa cepet obatin luka abang."

"Iyaa." Lirih rony kembali. Rony ingin ini cepat selesai. Mau peluk salma.

Dokter Ramhan dengan cepat memberikan pertolongan pertama untuk rony. Dia melihat kondisi luka rony yang cukup lebar. Tak ada waktu untuk berlama- lama, dokter muda itu segera mengambil alat- alat medis yang dibawanya dan mulai membersihkan luka di dagu Rony dengan hati- hati.

"Rony, saya akan memberi bius ringan sebelum menjahit lukanya, agar kamu tidak merasa sakit," ujar Dokter Ramhan sambil menyiapkan jarum suntik yang berisi obat bius.

Rony mengangguk lemah, menyetujui ucapan dokter tersebut.

"Lakukan perlahan, dok." Ujar paoa aron sambil memperhatikan luka rony.

"Baik, pak."

Dokter rahman mulai memakai sarung tangan steril, menyuntikkan bius ringan pada area sekitar luka, agar Rony tidak merasa kesakitan saat proses penjahitan berlangsung.

Teman tapi Menikah 2 : SalRonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang