Bab 99 | salah ngomong

1.4K 116 12
                                    

Haii, it's vayyaa3. Book 2 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
————
Mata salma mengerjap perlahan, dia berkedip- kedip sebelum akhirnya membuka matanya dengan benar. Salma menguap pelan, menggaruk lehernya yang masih tertutup hijab instan.

"Ronyyy...." Suara serak salma terdengar.

Salma menatap ke sekelilingnya, ini kamar tamu. Dia ingat, dia tidur siang dengan nabila.

"Emm mau bobo sama rony..."

Salma melirik ke samping, ada nabila yang masih tertidur lelap. Salma udap perlahan kepala nabila, meletakkan guling di samping kanan dan kiri bocil chinda itu.

"Nab, mamiiih mau nyari babeh kamu dulu yaa. Bobo sendiri gapapaa yaa..."

Dengan perlahan salma bangkit dan berlalu menuju ruang kerja rony. Matanya masih menyipit dengan sesekali menguap. Tak lupa salma meraih ponselnya untuk dibawa serta.

***
Di sisi lain, di ruang kerja rony. Rony dan paul tampak menghembuskan asap rokoknya dengan tenang. Melanjutkan pembicaraan mengenai urusan business mereka. Mereka berdua memandangi layar laptop, sesekali mengomentari pergerakan saham lainnya, terlibat dalam diskusi yang penuh kalkulasi dan strategi, mencoba memprediksi pasar yang tidak pernah berhenti berubah.

Seperti sekarang, terlihat rony dan paul yang tengah menatap serius grafik pada layar laptop. Rony dan Paul duduk berhadapan dengan mata fokus memperhatikan pergerakan saham yang terpampang jelas di layar.

"Liat ul, saham nya naik lagi. Baik 15% dari kemarin" ujar Rony sambil menunjuk ke layar.

Paul mengangguk serius, menggosok dagunya yang sudah mulai tumbuh jambang halus.

"Itu baik gak sih? Atau cuma efek spekulasi pasar" tanya dengan nada penuh pertimbangan. Sedikit- sedikit dia sudah belajar business pada rony, dibarengi dengan membaca buku tentang business juga.

Rony memiringkan kepala, menghembuskan asap rokoknya ke samping. Dia tampak menimbang jawaban. "Kalo menurut analisis terakhir, katanya abis dapat kontrak besar dari luar negeri. Jadi, kayaknya bukan cuma karena sekadar bubble."

Paul mengetuk- ngetuk jari di meja, matanya tidak lepas dari grafik yang terus bergerak. "Menurut lo, ini saat yang tepat untuk kita masuk gak?"

Rony menatap paul yang menyalakan rokok keduanya. "Gimana ya, kita tetep harus hati-hati. Karena pasar masih sangat volatil, takut- takut kita terjebak nanti."

Paul mengangguk setuju. "Iyaa sih. Terus gimana dong ?"

"Kita analisis lebih dalam dan buat keputusan berdasarkan data, bukan cuma intuisi."

Keputusan investasi yang tepat memang memerlukan data dan analisis yang matang.

Rony menunjukan grafik saham yang naik turun pada perusahaan yang lain.

"Coba liat yang ini, ul."

Paul menoleh cepat. "Mana ?"

"Saham perusahaan ini kemarin naik tajam, tapi hari ini kayaknya ada penurunan. Gue liat cukup significant." ujar rony sambil menunjuk grafik pada layar laptopnya.

Paul mengernyitkan dahi, menatapnya dengan kerutan pada dahi. "Kok bisa gitu?"

"Itu tuh fluktuatif. Gue denger ada rumor merger dengan perusahaan asing, mungkin itu yang bikin gonjang- ganjing."

Paul mengangguk, menghembuskan asap rokoknya ke kiri. "itu peluang apa kagak dah?"

"Itu bisa jadi peluang, tapi juga risiko, tergantung kita liatnya dari sisi mana."

Teman tapi Menikah 2 : SalRonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang