Teman tapi Menikah 2 : SalRon

Bab 63 | sabtu kosong (2)

Haii, it's vayyaa3. Book 2 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
————
(2/2)

Rony berdehem seraya masih sibuk bermain lego.

"Bukan matahari bila tak menyinari, bukan kuntum bunga bila tak mewangi, dan bukan lah cinta bila tidak.. APA APAA CA?!"

Dengan lempeng salma menjawab "sepenuh hati."

Setelahnya salma kembali menenggelamkan wajah nya di ceruk leher rony. Posisi masih sama sejak tadi, salma berada di pangkuan rony.

"Ah, ga asik. Semangat dong."

Salma mencebik, "sakit perutnya."

Rony melirik salma kala merasakan istrinya mengusal. "Sakit lagi?"

"Hmm, usapin ronn."

Rony meletakkan lego di tangannya di atas meja. Tangan kiri rony mengusap pinggang salma sementara tangan kanannya mulai masuk ke dalam piyama istrinya, mengusap halus perut salma.

"Sakit banget ca?" Rony mengecup kepala salma, kasian istrinya.

"Hmm mayan, agak ke bawah ron."

Rony menurut, tangannya masuk ke dalam celana piyama salma, mengusap bagian bawah perut istrinya. "Disini?"

"Iyaa." Salma mengusal lagi, lalu mengangkat wajahnya. Dia menatap rony, menangkup pipi suaminya.

"Kenapa?" Tanya rony, lalu mengecup dagu salma.

Salma mengamati wajah rony, anjir, kok ganteng. Rahang tegas, hidung mancung, alis lumayan tebal, bibir merah, bulu mata lentik. Oh jangan lupakan, kumis tipis rony dan bulu halus sekitar dagunya yang belum dicukur.

"Kenapa? Kok bengong?" Tangan rony masih aktif mengusap perut bagian bawah salma. Melihat salma bengong membuat rony gemas sendiri, rony mencuri satu kecupan di ranum merah salma.

"Hmm lo kok ganteng sih?"

Rony terkekeh, "kok baru sadar? Laki lo emang ganteng dari dulu cok."

"Ah engga, perasaan dulu jelek kayak fajar sadboy."

"Mana ada, kebanting dia di sebelah gue ca."

"Dih, sombong amat." Salma kembali menatap ponsel di tangan kirinya, memang dia scroll tiktok dari tadi.

Matanya melotot melihat fyp, "buset, gede banget."

Rony ikut menunduk melihat yang salma liat. "Widihh bola- bola kehidupan."

Tangan rony naik ke bagian atas, menangkup dada berisi salma. Rony meremasnya gemas.

"Gue kalo kek dinar candy gimane yaa?" Ujar salma random.

"Jangan, tumpah- tumpah cok."

"Lo gak suka?" Salma mendongak menatap rony, tangan kiri salma menangkup dadanya sendiri dari luar baju, yang tak di pegang rony di dalam bajunya.

Rony menggeleng, "engga, gumoh amat."

"Bjirr gumoh. Bukannya cowok suka sama tete gitu?"

"Anjir, gue udah nyaman sama yang punya lo. Segini aja lah, gue pake satu tangan megang satu nen lo aja kagak cukup. Begimana segede dinar candy."

Tangan rony makin aktif meremas dada kanan salma. Dengan jahil rony mencubit nipple nya.

"Aduh, sakit ih." Salma meringis, beneran sakit.

Rony menatap salma. "Mau nen, ca."

"Lah, paul mau kesini sama nab nab, gimana urusannya mau nen. Nanti aja ah."