Happy reading ❤️
.........
Hari demi hari telah dilalui, tak terasa besok adalah hari dimana Azzam akan dilantik menjadi kepala kantor atau yang di sebut dengan BOS, yang akan memimpin jalannya perusahaan tersebut.
"Tenang saja, umi. Azzam sudah menyiapkan semuanya. Insyaallah besok acaranya akan lancar." Tutur Abi Irfan dengan wajah sumringah.
"Alhamdulillah, Syukurlah kalau gitu. Tapi, abi. untuk bagian karyawannya, apa semuanya sudah lengkap?"
"Kalau untuk karyawan, sebenarnya belum lengkap, ada beberapa bagian yang kurang. Tapi itu nggak jadi masalah, nanti kita bisa sebarkan formulir untuk penerimaan lowongan kerja." Jawab Abi Irfan meyakinkan istrinya.
Mengingat bahwa sang anak akan menjadi orang yang berpengaruh besar dalam perusahaan, oleh karena itu Abi Irfan dan umi Salma juga turut membantu dalam kesuksesan Azzam.
"Iya, Abi. Untuk saat ini kita fokus dulu untuk kesuksesan kantor cabang baru ini, urusan karyawan tambahan itu akan di urus nanti." Ucap umi salma yang dibalas anggukan oleh suaminya.
.....
Tok tok tok Assalamualaikum...Suara ketukan pintu tiba-tiba membuat atensi mereka teralihkan.
"Siapa tuh, Abi. Ada tamu," umi Salma bertanya-tanya karena terdengar suara ketukan pintu disertai salam."Sebentar, Abi bukain pintunya dulu."
Abi Irfan beranjak dari tempat duduknya. "Waalaikumussalam, tunggu sebentar."
***
Sementara itu, pasangan suami istri yang tak lain adalah Azzam dan nazaya yang masih dalam perjalanan pulang setelah selesai mengurus persiapan acara untuk besok.
"Habis ini kita ke markas dulu ya. Mau ngundang mereka semua untuk acara besok."
Nazaya yang sebelumnya bersandar di kursi mobil, langsung menegakkan tubuhnya. "Loh, dari kemarin-kemarin memangnya belum di undang? Kok mendadak banget." Tanya nazaya.
Azzam menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hehe, namanya juga lupa, Za." Balas Azzam dengan cengirannya.
Nazaya menghela nafas. "Temen sendiri di lupain, padahal setiap hari bolak-balik ke markas." Omel nazaya.
"Iya, iya, sayang. Namanya juga lupa. tapi kamu nggak keberatan kan kalau kita ke markas dulu? Takutnya kecapean," Khawatir Azzam pada istrinya.
"Kebalik tau, harusnya aku yang nanya. Memangnya mas nggak kecapean udah hampir seharian ngurusin acara?"
"Nggak," jawab Azzam santai.
"Kan ada istri yang nemenin. Jadi capeknya hilang gitu aja," sambungnya sambil terkekeh.
"Heleh. Bisa aja."
Brummmm brummm
Atensi Azzam seketika teralihkan kala mendengar suara motor sport yang berada di belakang mobilnya dan ingin menyalipnya. Ia melirik pada kaca spion mobil untuk melihat.
"Loh? Kok? Bukannya itu.....gue kira dia gaakan kembali dan cuma nyuruh anak buahnya untuk bikin onar." Ucap Azzam membatin.
"Pokoknya gue harus waspada," sambungnya. Tak lama motor tersebut menyalipnya, Azzam terus memperhatikannya dari kejauhan hingga kendaraan itu tak terlihat lagi.
"Mas!" Panggil nazaya membuyarkan lamunan Azzam.
"E-eh kenapa, Sayang?"
"Jangan ngelamun dong, nyetir itu yang fokus." Peringat nazaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam Al-Fatih
Teen Fiction"Ketenangan itu hadir kala mata ini melihat wajahnya." -Azzam Azzam. Pemuda sholeh yang merupakan sang pemimpin, atau disebut ketua dari geng motornya, brave lion. Perkumpulan anak muda yang bukan hanya sekedar hobi, dan tidak menjadi ajang balapan...