Happy reading guys ❤️
..........
"Hah?!!!! Jadi? Aku harus...." Pekik nazaya tepat di hadapan Naira. "Astaghfirullah!" Ucap Naira beristigfar karena terkejut.
"Memang gitu, nazaya aleyra..." Ujar Naira sambil menghembuskan nafasnya pelan. Nazaya menutup buku tersebut dan terdiam sejenak, mencerna semua yang ia baca.
"Tapi, kalau aku belum siap??! Gimana?" Tanya gadis itu gugup, ia menatap Naira dengan lekat seolah olah meminta solusi.
"Ya, itu tergantung suami kamu aja, kalau dia minta, harus kamu penuhi."
"Ngomong-ngomong, suami kamu itu santri kan?" Sambung Naira Dengan pertanyaan.
"Eum, iya. Kenapa?"
"Nah, setau aku santri itu kan belajar kitab-kitab, salah satunya kitab Fathul izar, kitab yang membahas tentang hakikat pernikahan. Kalau kamu mau ngasih hak suami kamu, kamu bilang aja mau praktek kitab Fathul izar gitu. " Kata Naira memberi saran.
"Kok kamu tau tentang kitab itu?"
"Hehe, apasih yang aku gatau," kekeh Naira.
"Apa aku harus ngikutin saran Naira?" Batin nazaya.
Nazaya tau itu adalah kewajibannya, tapi mungkin ia butuh waktu, apalagi ia baru mengetahui hal seperti ini.
"Iya, nai. Aku paham kok. Aku usahain untuk nyiapin diri.""Nah gitu dong! Aku udah gak sabar mau dapat ponakan dari kamu, hihiA," sahut Naira dengan wajah sumringah nya.
Setelahnya mereka membincangkan hal lainnya, hingga tak terasa waktu sudah mendekati tengah malam. Mereka tersadar akan itu, mengingat esok hari nazaya harus bersiap mendampingi Azzam dalam pelantikannya.
"Ayo tidur, udah larut malem."
"Iya."
Tak butuh waktu lama untuk mereka berdua, akhirnya tertidur dengan lelap dan beralih ke alam mimpi.
***
Keesokan paginya, semuanya telah berada di kantor Baru yang akan di pimpin oleh Azzam tersebut. Terutama para anggota brave lion yang turut hadir dalam acara itu, mereka sangat gembira dan bersukacita karena ketuanya yang akan dilantik menjadi pemimpin di gedung ini. sinar matahari menyorot cerah ke gedung megah yang menjadi pusat perhatian seluruh anggota Brave Lion.Di antara riuh rendah suara tawa dan sorak kegembiraan, Nazaya berdiri di samping Azzam, mendampinginya dengan senyum yang terlihat tenang meski dalam hatinya masih tersisa sedikit kegugupan. Gamis panjang berwarna pastel yang ia kenakan terlihat anggun, berpadu serasi dengan setelan formal Azzam.
"Nggak usah gugup, Abi sama umi juga dampingi kita kok." bisik Azzam pelan, sembari merapikan jasnya dan menatap Nazaya dengan lekat. Mata hitamnya memancarkan ketenangan dan keyakinan.
Nazaya mengangguk, mengalihkan pandangan sejenak untuk mengatur napasnya. Ia tersenyum, kali ini lebih mantap.
Setelah Abi Irfan selesai memberi sambutan pembuka, Sorak-sorai tiba-tiba memenuhi ruangan ketika pengumuman pelantikan dimulai. Naira yang berdiri tak jauh dari mereka melambaikan tangan dengan semangat, memberi isyarat dukungan yang menghibur hati Nazaya.
"Azzam Al-Fatih, dipersilakan maju untuk menerima jabatan."
Azzam melangkah ke podium dengan langkah mantap, suara sepatu hitamnya bergema ringan di atas lantai marmer. Di belakangnya, Nazaya mengikuti dengan tatapan penuh kebanggaan, mencoba menahan rasa haru yang menggelayuti dadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam Al-Fatih
Teen Fiction"Ketenangan itu hadir kala mata ini melihat wajahnya." -Azzam Azzam. Pemuda sholeh yang merupakan sang pemimpin, atau disebut ketua dari geng motornya, brave lion. Perkumpulan anak muda yang bukan hanya sekedar hobi, dan tidak menjadi ajang balapan...