Happy reading ❤️
Warning! Awas salting!
..............
Azan subuh telah berkumandang, Azzam terbangun lalu membuka matanya samar-samar. Ia hendak bangun dari tempat tidurnya, namun tangannya tertahan oleh nazaya yang ternyata masih tertidur di atas tangan kanan Azzam.
"Masya Allah, Zaujati...." Azzam senyum-senyum sendiri saat melihat wajah teduh sang istri yang masih tertidur, ia mengelus Surai sang istri dengan lembut, dan berniat untuk mengajak istrinya untuk sholat subuh berjamaah. "Sayang...Bangun dulu yuk, kita sholat subuh dulu."
"Eugh," Lenguh nazaya. Matanya masih terpejam dan belum menyadari bahwa yang menjadi bantal tidurnya adalah tangan sang suami. "Sebentar, Kok, bantal nya keras ya?" Nazaya membuat matanya perlahan dan mengerjapkan nya berkali kali saat menyadari bahwa itu adalah tangan suaminya.
"Astaghfirullah, M-mas Azzam," lirih nazaya terbata. Ia langsung mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk.
"Hm," sahut Azzam dengan suara khas bangun tidur."Maaf ya, mas. Aku nggak sadar ternyata tangan kamu yang jadi bantal." Ucap nazaya merasa bersalah.
"Iya nih, tangan saya sakit banget. Rasanya kayak keinjek Gajah." Ujar Azzam dibuat-buat, ia sengaja mengerjai nazaya dan pura-pura meringis. Padahal ia sedang menahan tawanya.
Nazaya di buat panik oleh azzam, "loh, iyakah? Maaf yaa, aku nggak sengaja. tapi... memangnya aku seberat itu, ya?" Beo nazaya seraya mengelus pelan tangan Azzam yang katanya sakit. Beberapa detik kemudian, Azzam tertawa lepas, merasa puas karena bisa mengerjai sang istri.
Nazaya mengernyit bingung, tak paham dengan Azzam yang tiba-tiba tertawa. "Kok ketawa? Ngetawain apa sih?" Tanyanya.
"Kamu," jawab Azzam yang masih tertawa.
"Aku? Kenapa sama aku?"
"Tangan mas sebenarnya nggak sakit, Za." Mendengar jawaban itu, nazaya mencubit kecil tangan Azzam yang ia pegang. "Aws...Sakit loh sayang." Ringis Azzam.
"Rasain! Cuma ketindihan bentar doang kok, gak mungkin sakitnya kayak keinjek Gajah!"
"Hehe, Obatin dong," pinta Azzam dengan wajah yang di buat-buat. "Males, obatin sendiri." Acuh nazaya membuang wajahnya tak menatap Azzam.
Cup! Mata Gadis itu membulat sempurna saat Azzam mencium pipinya singkat, padahal masih subuh, tapi jantungnya sudah dibuat berdegup kencang. "Jadi Zaujati saya ini ngambek ya? Maaf ya zaujati." Azzam memeluk pinggang ramping istrinya.
Nazaya yang semula cemberut, kini tersenyum kecil seraya berbalik badan, kedua mata mereka saling bertemu, terdiam beberapa saat dalam keheningan. Nazaya kini membalas pelukan hangat itu, azzam benar-benar bisa membuatnya merasa bahagia dalam sekejap.
"Kita sholat subuh dulu yuk, nanti telat." Ajak Azzam yang dibalas anggukan oleh nazaya.
Mereka beranjak dari tempat tidurnya dan langsung bergantian memasuki kamar mandi yang berada di dalam bilik tersebut. Azzam lebih dulu pergi karena ia ingin mandi, sedangkan nazaya ia hanya berwudhu saja, dan akan mandi saat pagi hari. Menurutnya Subuh ini sangat dingin dan ia merapikan tempat tidur sekalian menunggu Azzam. Azzam terbiasa mandi pada waktu subuh, karena selain untuk kesehatan, itu merupakan bagian dari rutinitas nya.
***
Usai itu, Mereka pun memulai sholat subuh nya. Hati nazaya terasa sangat tenang, ia sangat candu dengan lantunan ayat suci Alquran yang di bacakan suaminya. Itu sungguh membuat hatinya berdesir hangat.
Setelah salam, Azzam berdzikir dan mengangkat kedua tangannya untuk berdoa yang di ikuti oleh nazaya di belakang. Setelah berdoa, lalu Azzam berbalik badan menatap istrinya. Nazaya mencium punggung tangan
Suaminya, dan Azzam mencium kening nazaya cukup lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam Al-Fatih
Genç Kurgu"Ketenangan itu hadir kala mata ini melihat wajahnya." -Azzam Azzam. Pemuda sholeh yang merupakan sang pemimpin, atau disebut ketua dari geng motornya, brave lion. Perkumpulan anak muda yang bukan hanya sekedar hobi, dan tidak menjadi ajang balapan...