DB. 57

855 150 32
                                    

300 Vote + 25 Komen
Don't Skip! Stop Sider!
_________________________________

Jam istirahat kali ini murid-murid banyak ke kantin, bukan untuk makan tapi untuk menonton sebuah pertunjukan penyiksaan.

Semuanya menatap kasihan dan takut melihat Dayrlen yang menekan kepala Neira di meja dengan wajah gadis itu yang sudah bonyok.

"Berani-beraninya sampah sepertimu mengatai gadisku. Apa kau sudah bosan hidup, hm" Intonasi yang menekan dan sorot yang bengis, membuat Neira merinding dan menangis.

Ini terjadi karna Bianca yang mengadu pada Dayrlen kalau Neira mengatai Fairley jal*ng dan murah*n, padahal alisnya Neira tidak pernah mengatakan itu di belakang.

Lebih tepatnya Bianca Lah yang memfitnahnya. Bahkan sekarang gadis dengan manik grey itu kena menatapnya puas dan tersenyum licik, karna rencananya yang berhasil.

Sudah ia katakan bukan, kalau ia akan menghancurkan Neira lewat Dayrlen.

"Da-dayrlen... maa-af hiks a-aku hiks aku benar-benar tidak pernah menghina fairley. Tolong percayalah hiks hiks" Isakan dan ucapan yang lemah membuat beberapa murid menatap dirinya iba.

"Apa Lo pikir gue akan percaya. Orang sepertimu sudah banyak kutemui, jika sudah bersalah tidak akan mau mengaku" Erang Dayrlen, semangkin menekan kepala Neira.

"Ta-tapi aku benar-benar tidak—AARRGGHKK!!" Semua melototkan mata mereka terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang di lakukan Dayrlen.

Dayrlen menyiram seluruh wajah Neira dengan kuah bakso yang masih sangat-sangat panas. Bianca tercengang, ia tidak memperkirakan akan jadi seperti ini.

Bruhk.

Seseorang datang mendorong tubuh Dayrlen kuat. Dayrlen yang di dorong menatap orang tsb marah, sebelum Dayrlen marah orang itu lebih dulu menyela.

"LO TOLOL! APA LO MAU BUAT FAI BENCI LAGI SAMA LO, SAAT DIA TAU LO KEMBALI MENYAKITI ORANG! HAH!!" Bentak Revan, menatap temannya yang nggak waras tajam.

Degh.

Tubuh Dayrlen langsung membeku jantungnya berdetak cepat, ia tadi langsung emosi saat Bianca mengatakan kalau Neira menghina gadisnya berakhir ia mencelakai gadis itu.

Rafael dan Arwan membawa Neira yang sudah menangis tersedu-sedu karna rasa panas dan sakit di wajahnya yang di siram kuah bakso panas, membawa gadis itu secepatnya ke rumah sakit.

"Hei Rev. Lo... Lo akan tutup mulut 'kan!? iya kan! Lo nggak akan mengadukan hal ini ke fai, bukan?" Ekspresi bengis itu berubah menjadi ekspresi cemas, membuat murid-murid melihat Dayrlen gila.

Revan menghela nafas lelah. Ia juga tidak ada niatan akan mengatakan hal ini pada Fairley, terlebih mereka baru saja balikan mana mungkin ia tega membuat hubungan keduanya kembali bermasalah.

"Nggak. Tapi sebaiknya Lo harus bisa mengontrol diri Lo, agar kejadian begini tidak akan terjadi lagi" Nasehat Revan, menepuk-nepuk bahu Dayrlen.

••••••••••

Kejadian di kantin membuat semuanya menjadi rumit. Sekarang tuan chrome sedang berada di ruang rawat yang terdapat gadis yang di lukai putranya.

Devil's BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang