300 Vote + 25 Komen
Don't Skip! Stop Sider!
________________________________Cuaca diluar terlihat terang bersinar dengan panas matahari yang mampu membuat para manusia bumi mengeluh.
Jam menunjukan angka duabelas siang, yang dimana panas matahari lagi terik-teriknya.Rumah sakit ternama di kota terlihat ramai karna para keluarga dari pasien berdatangan di karenakan hari ini adalah hari minggu.
Jika di ruangan pasien lain yang terasa hangat dan ramai sanga berbeda jauh dengan ruangan nomor 34 yang malah terlihat senyap dan.....
Suram.
Tanpa ada satupun yang berjaga. Jendela tertutup rapat dengan gorden yang juga tertutup mencegah terik matahari masuk kedalam.
Pasien berjenis kelamin ‘Perempuan’ terlihat sangat damai dalam tidur panjang tak berujung, alat-alat medis yang terpasang apik di beberapa tempat sama sekali tidak menganggu tidur panjangnya.
Perban yang semula ada di beberapa bagian tubuh kini hanya tersisa perban di kepala dan lengan. Kecelakaan yang mengakibatkan ia seperti sekarang perlahan-lahan mulai membaik akan tetapi perempuan itu tetap setia dalam tidur panjangnya.
Drrekk.
Suara pintu yang dibuka dan ditutup kembali menandakan ada seseorang yang sekarang menginjaki kakinya di ruangan ini.
Langkah lebar yang menekan berjalan lues mendekat ke bangsal dimana pasien perempuan koma, sampai langkah tegas itu berhenti tepat di samping bangsal.
Laki-laki dengan tubuh jangkun dan badanya yang atletis—menatap dalam perempuan yang saat ini masih koma, perlahan tapi pasti tangan kanan-nya terangkat mengusap lembut pipi yang terlihat tirus dan pucat tsb.
Tangan-nya kembali menjauh ketika mata perempuan itu berkedut. Dengan tenang ia menekan tombol darurat lalu kemudian menelfon seseorang tanpa beranjak sedikit pun dari sana.
"Halo, tante." Salamnya pertama kali saat telfon tersambung.
[ 📲 : Iya, erick. Ada apa? apa ada tanda-tanda pada jian? tante akan segera ke rumah sakit secepatnya setelah selesai berkemas ] __ Suara wanita yang halus di sebrang sana terdengar tenang di telinga si empu.
"Iya. Jian... siuman" Sedetik kemudian setelah laki-laki bernama Erick itu berujar telfon tertutup sepihak.
Ia hanya menatap acuh lalu kembali mengantong 'kan ponsel ke saku hoodie. Mata dengan menik almond itu melirik sekilas docter dan suster yang datang.
◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌
Brak!
"JIAANN!!" Seru wanita paruh baya berlari gusar ke putrinya.
"Bunda?"
Hug.
Pelukan hangat dan erat yang memiliki arti rindu dan syukur yang dalam dari sang bunda membuat Ÿang Jiań membalas pelukan bunda yang ia rindukan dengan tak kalah erat.
"Hiks.. hiks.. akhirnya.. hiks kamu sadar nak~" Isak tangis haru bunda membuat ÿang Jiań tersenyum haru. "Bunda hiks.. benar-benar takut kehilangan kamu hiks hiks" Sambungnya, melerai pelukan dan mencium kedua pipi dan kening Jiań.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Boy
RandomMeninggal dan masuk kedalam novel menjadi mantan male lead yang memiliki ending yang yang cemerlang. ________________________ "Jika male lead-nya terlihat begitu mencintai fai, lalu kenapa mereka bisa putus?" __________________ Semua rahasia... Ak...