4 | Mendapat Firasat

208 38 120
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Zyana membuka ponselnya diam-diam di tengah waktu kuliah. Ia tersenyum saat melihat nama Revan tercantum pada notifikasi di layarnya. Ia segera membuka pesan dari pemuda itu, karena merasa penasaran dengan apa yang kali ini disampaikannya. Usai membaca pesan yang Revan kirimkan, Zyana pun memutuskan membalas secepat mungkin. Ia tahu kalau Revan akan segera terbang ke kota yang dituju kali ini. Maka dari itulah ia ingin Revan membaca pesan balasan darinya, sebelum pemuda itu masuk ke pesawat.

ZYA
Wa'alaikumsalam, Van. Kuliah masih berlangsung saat ini. Aku memilih balas pesanmu sekarang, biar kamu lebih tenang saat sudah berada di pesawat. Keadaanku saat ini alhamdulillah baik-baik saja. Aku tidak merasa ada yang mengikuti ataupun memerhatikan dari jauh seperti sebelum-sebelumnya. Tapi meskipun begitu, aku akan tetap mencoba waspada terhadap semua hal yang terasa mencurigakan. Insya Allah aku akan shalat, makan, dan istirahat tepat waktu. Nanti aku juga akan menelepon Ayah dan Ibu, setelah tiba di rumah. Kamu hati-hati, ya. Jangan lupa berdoa di mana pun kamu berada. Kabari aku, jika nanti sudah tiba di tujuan.

Ia kembali menyimpan ponselnya setelah mengirim pesan pada Revan. Pandangannya kini tertuju pada jendela kelas, di mana ia bisa melihat keberadaan Agi dan Niki yang sepertinya sengaja menunggu ia keluar. Dosen sudah hampir selesai memberikan materi serta penjelasan, yang artinya sebentar lagi jam kuliah pertama akan berakhir. Zyana hanya perlu keluar sebentar untuk mencari makanan, lalu setelah itu akan kembali lagi ke kelas untuk menunggu dosen mata kuliah selanjutnya.

Niki menyambutnya dengan penuh senyuman, saat akhirnya Zyana keluar dari kelas. Olivia menyusul mereka bersama Sandy dan Sammy, sehingga kini keenam orang tersebut berjalan bersama menuju area luar kampus.

"Gimana kuliah hari ini, Zya? Apakah ada kendala?" tanya Niki.

"Alhamdulillah enggak ada kendala sama sekali, Nik. Hari ini juga belum ada tugas yang aku terima, jadi aku merasa bisa sedikit tenang. Hanya tadi aku sempat dapat pesan dari Revan. Aku buru-buru membalasnya, karena takut dia akan segera masuk ke pesawat dan mematikan ponsel," jawab Zyana.

"Revan bilang apa? Apakah dia menanyakan kabarmu serta mengingatkan kamu agar selalu berhati-hati?" duga Olivia.

"Ya. Seperti itulah kira-kira yang dia tanyakan padaku. Aku ... jadi agak sedikit kepikiran tentangnya. Aku takut dia tidak bisa konsentrasi saat bekerja, karena harus memikirkan aku di sini."

"Tenang saja, Zya. Di sekeliling Revan ada Samsul dan Iqbal. Kalau pun bukan kamu yang membuat Revan tidak bisa konsentrasi, maka Samsul dan Iqbal yang akan melakukan hal itu kepadanya," ujar Sandy, mengingatkan.

"Ya, itu benar. Jadi, memikirkan kamu ataupun tidak, konsentrasi Revan saat bekerja pasti terganggu oleh Samsul dan Iqbal," Sammy setuju.

"Astaghfirullah! Kalian berdua itu apa enggak bisa bantu kasih tenang pikiran Zya, hah? Bisa-bisanya, loh, malah nambahin beban pikiran baru!" omel Niki.

"Tapi mau bagaimana lagi, 'kan? Apa yang dikatakan Sammy dan Sandy ada benarnya, loh. Bang Revan pasti bakalan tetap stress meski enggak memikirkan Zya. Soalnya di samping Bang Revan ada Abangmu serta kembaran bungsunya Sammy dan Sandy yang hobi nyanyi dangdut itu. Eh ... waktu resepsi pernikahan kalian seminggu lalu, apa judul lagu yang Samsul nyanyikan sebelum acara berakhir?" tanya Agi, dengan wajah polos tak berdosa.

"Gi, jangan sampai kulempar kamu ke kolam ikan lele, ya! Susah-susah aku, Sandy, dan Oliv berusaha enggak membahas lagu dangdut yang Samsul nyanyikan. Eh ... malah kamu yang bahas!" amuk Sammy, setengah frustrasi.

BANASPATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang