27 | Pemakaman Masal

443 50 41
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

ZYA
Bagaimana pekerjaan kamu saat ini, Van? Apakah sudah ada perkembangan?

Revan merasa kaget usai menerima dan membaca pesan tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam saat itu. Ia mendadak gelisah, karena tahu bahwa Zyana belum tidur dan masih menunggu kabar darinya. Ia segera membalas pesan itu, agar Zyana bisa tenang dan bisa segera beristirahat.

REVAN
Alhamdulillah pekerjaan aku sudah hampir selesai, Zya. Tersangka sudah aman dan korban berhasil kami selamatkan. Hanya saja, kemungkinan kami akan pulang harus ditunda dulu sampai besok pagi atau siang. Ada perkara tidak terduga yang harus kami hadapi, meski perkara itu bukan terjadi akibat dari kesalahan kami. Kamu belum tidur? Ada apa? Kamu baik-baik saja, 'kan? Kamu tidak bermimpi buruk, 'kan?

ZYA
Alhamdulillah kalau pekerjaan kamu dan tim sudah selesai, Van. Aku merasa lega mendengarnya. Saat ini aku sedang menyiapkan beberapa hal untuk besok pagi. Aku akan mulai bekerja besok, bersama Niki, Oliv, Sammy, Sandy, dan Agi. Ada hal yang akan kami tangani, dan Insya Allah akan aku ceritakan sama kamu detailnya, jika nanti kami berhasil menjalani pekerjaan itu. Sebenarnya aku mau beri tahu kamu setelah hari pernikahan si kembar tiga berlalu. Tapi karena kita berdua malah memikirkan soal mantan suamiku yang mendadak muncul dan hampir berulah, aku jadi lupa memberi tahu kamu soal pekerjaan yang akan kami jalani.

REVAN
Enggak apa-apa. Kita berdua sama-sama jadi banyak pikiran gara-gara Dani berulah. Apa pun pekerjaan yang akan kamu jalani bersama Niki, Sandy, Oliv, Sammy, dan Agi, Insya Allah aku pasti akan mendukung. Selama perkerjaan itu tidak membebani kamu, selama pekerjaan itu bertujuan positif, maka aku tidak akan menghalangi. Aku tahu bahwa kamu bosan berada di rumah terus. Aku tahu kalau kamu ingin punya kegiatan seperti bagaimana aku yang selalu punya kegiatan. Intinya, kamu jangan pernah lupa untuk memberi kabar padaku mengenai semua hal yang kamu hadapi. Aku butuh menerima kabar darimu, kapan pun itu.

REVAN
Sekarang, segeralah istirahat. Kamu harus fit sebelum pergi kerja besok pagi. Jangan sampai kurang istirahat. Insya Allah saat pulang, aku akan langsung menemui kamu di rumah Keluarga Wiratama. Aku enggak akan menunda-nunda untuk bertemu kamu.

ZYA
Ya. Aku akan segera beristirahat. Jangan lupa kabari aku lagi, setelah kamu berada di jalan menuju pulang. Aku juga ingin mendapat kabar dari kamu, selalu.

REVAN
Insya Allah akan aku kabari. Selamat malam, Zya. Aku sayang kamu. Assalamu'alaikum.

ZYA
Selamat malam juga, Van. Aku juga sayang kamu. Wa'alaikumsalam.

Setelah obrolan tengah malam itu berakhir, Revan segera menyimpan ponselnya ke dalam saku. Ia mendekat pada Reva, yang saat itu sedang mengawasi pekerjaan Tirta dan seluruh anggota Polisi lain di TKP.

"Barusan Zya chat aku. Katanya besok pagi dia akan mulai bekerja bersama Oliv, Niki, Sammy, Sandy, dan Agi. Kamu sudah tahu, kalau mereka akan bekerja sebagai tim?" tanya Revan.

Reva pun mengangguk, seraya menatap wajah Kakaknya.

"Sammy sudah bilang padaku dihari pernikahan Iqbal dan Nadin. Zya baru bilang sama kamu? Apakah dia lupa menyampaikan?" heran Reva.

"Ya. Dia bilang padaku bahwa dia lupa menyampaikan tentang hal itu. Dia jadi banyak pikiran, gara-gara Dani muncul mendadak dan hampir membuat ulah. Terlebih karena Agi terluka akibat mencegah ulah Dani terhadap mobilku, Zya jelas merasa stress dan tidak sempat mengatakan apa pun soal pekerjaan yang akan dia jalani. Tapi dia berjanji padaku, bahwa dia akan menceritakan semuanya, setelah berhasil menjalani pekerjaan pertama mereka besok," jelas Revan.

BANASPATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang