- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.* * *
Revan mengambil foto dari balik jendela mobil yang menjadi tempatnya mengawasi gerobak sate kambing milik Giman. Ia kemudian mengirim foto itu pada Zyana, agar wanita itu bisa tenang setelah mengajukan banyak pertanyaan yang bernada penuh kecemasan.
REVAN
Lihatlah, aku sedang mengawasi dari dalam mobil saat ini. Kamu tenang saja, ya. Jangan khawatir. Kamu fokus saja kuliah dan jangan pikirkan hal lain. Insya Allah aku akan langsung menemui kamu, setelah pekerjaan selesai dan pulang ke Jakarta.Reva memerhatikannya sejak tadi. Ia tahu kalau Zyana baru saja menghubungi Revan. Sepertinya, ada hal yang dikhawatirkan oleh Zyana terhadap Kakaknya, sehingga membuat Revan memutuskan membalas lebih cepat dari biasanya.
"Dia mengkhawatirkan kamu?" tanya Reva, pelan.
"M-hm. Dia khawatir," jawab Revan, sama pelannya.
Reva pun tersenyum.
"Itu tandanya dia benar-benar membalas rasa sayangmu. Dia tidak akan sekhawatir itu, kalau di hatinya masih ada rasa ragu terhadap kamu. Kamu harus bersyukur, karena dia menjadi lebih perhatian padamu dan selalu ingin tahu kondisimu."
Revan pun menganggukkan kepalanya. Ia paham dengan apa yang Reva katakan soal Zyana. Ia juga merasakan yang sama, sering merasa khawatir apabila sedang tidak bisa berada di sisinya.
"Aku akan segera menikahinya, Insya Allah," ungkap Revan, mengenai niatnya.
"Meski Dani saat ini masih menjadi ancaman bagi hidup Zya?" Reva mengingatkan.
"Ya. Meski Dani masih menjadi ancaman dan meski masih banyak lagi halangan yang mungkin akan menjegal langkahku, aku akan menikahi Zya secepatnya."
Reva pun melingkarkan lengannya pada lengan Revan yang kokoh. Ia tersenyum lebih cerah usai mendengar keputusan yang dibuat oleh Kakaknya.
"Kalau begitu katakan padanya secara langsung ketika kamu bertemu di Jakarta. Jangan lupa bawa cincin, ya. Setidaknya, kamu harus mengikuti cara Iqbal waktu melamar Nadin. Soalnya lamaranmu kepada Zya hanya akan terjadi sekali seumur hidup," dorong Reva.
Revan pun langsung mengulum senyum, saat tahu kalau Reva ingin sekali melihat dirinya melamar Zyana dengan pantas. Reva selalu ingin hal terbaik terjadi di dalam hidup Revan, dan Revan selalu menyadari itu setiap kali Reva mengungkapkannya.
"Bantu aku pilih cincinnya. Aku kurang paham soal model cincin untuk wanita," pinta Revan.
"Ya. Insya Allah akan kubantu kamu memilih cincin yang terbaik untuk Zya," janji Reva.
Samsul bereaksi saat melihat ada orang yang datang ke tempat jualan milik Giman. Orang itu tampaknya akan membereskan dagangan dan menutup tempatnya, bukan Giman sendiri yang melakukan.
"Bukan Pak Giman yang datang, guys. Sepertinya dia menyuruh orang lain untuk menutup jualannya," ujar Samsul.
"Wah, jadi di luar dugaan," tanggap Revan, merasa sedikit kesal.
"Lalu, bagaimana kelanjutannya? Apakah kita akan tetap memantau?" tanya Tirta.
"Sebaiknya kita biarkan orang itu menutup jualan milik Pak Giman. Setelah dia pergi dari sana, barulah kita dekati dan tanya di mana keberadaan Pak Giman saat ini. Siapa tahu dia juga tahu di mana alamat rumah Pak Giman yang bisa kita datangi," jawab Reva, memberikan saran yang baru saja ia pikirkan.
"Ya. Itu jelas satu-satunya jalan yang bisa kita ambil, setelah Pak Giman tidak kembali ke tempatnya berjualan," Revan menyetujui.
Reva segera membuka ponselnya dan memberi kabar pada Ruby. Ia tetap harus memberikan laporan, meskipun saat ini mereka baru saja kecolongan sehingga kehilangan jejak Giman. Bagaimana pun, Ruby dan yang lainnya pasti berharap banyak pada mereka setelah ada petunjuk dan kemunculan banaspati di tempat berjualan sate kambing.
REVA
Guys, bad news. Pak Giman enggak kembali ke tempatnya jualan. Dia menyuruh orang lain untuk menutup dagangannya, dan saat ini kami berniat akan mendekat pada orang itu setelah pergi dari sana. Kami akan bertanya pada orang suruhan Pak Giman, soal ke mana Pak Giman pergi dan di mana alamat rumahnya yang bisa kami datangi.Ruby membalas tak lama kemudian, bersamaan dengan adanya balasan dari yang lainnya
RUBY
Tetap tenang, guys. Jangan gegabah. Meski kalian kehilangan jejaknya, tetap positif thinking bahwa kalian akan kembali menemukannya.KAREL
Kami juga masih mencari petunjuk di sini. Tapi entah kenapa, sepertinya sama sekali tidak mendekati ke arah mencurigakan seperti yang kalian bertiga temukan. Jadi santai saja. Waktu kita masih banyak, Insya Allah.NADIN
Selama dia gagal menargetkan seseorang, maka banaspati itu tidak akan bisa beraksi malam ini. Semuanya akan aman sementara waktu. Jadi kita punya waktu yang cukup luang sampai bisa menemukan keberadaan Bapak-bapak bernama Giman itu.IQBAL
Semangat, guys. 😁 Apakah kalian butuh kuminta Nyai Murti untuk membantu mencari Pak Giman?NADIN
My Prince, sini cepat bantu aku. Jangan kebanyakan main sama Nyai Murti. Kasihan Nyai Murti, nanti dia kecapekan gara-gara kamu. 😌SAMSUL
😅 Aku mendadak bingung. Kenapa Nadin jadi lebih peduli sama keadaan Nyai Murti daripada sama keadaan Iqbal, coba?NADIN
Itu karena Suamiku energinya overload, Sul. 😅 Enggak ada habis-habisnya energi Suamiku, sementara Nyai Murti pasti juga butuh ketenangan sesekali.REVAN
Sampaikan dukacita dariku untuk kemerdekaan Nyai Murti. Aku tahu bagaimana rasanya dijajah oleh Iqbal setiap saat. 😌IQBAL
Heh, Revan 😭🫵 tarik cepat ucapanmu! Aku enggak ada keturunan Belanda sama sekali, ya! Jangan fitnah aku dengan cara menyebutku penjajah! Ayahku asli Betawi dan Ibuku asli Riau. Enggak ada Belanda-nya sama sekali! 🤧REVA
Pantas saja Tante Rere enggak menutut Iqbal untuk kuliah seperti Niki. Ternyata dia sama sekali enggak berbakat bisa belajar dan jadi pintar. 😌 Memangnya penjajah cuma orang Belanda doang, hah? Orang Portugis dan Jepang pun pernah menjajah Indonesia, loh, Bal. 😒Orang yang disuruh menutup dagangan milik Giman telah selesai mengerjakan semuanya. Tirta segera memutar arah mobilnya, agar bisa mengejar langkah orang yang mulai menjauh dari tempat wisata tersebut. Revan dan Samsul segera turun ketika Tirta berhasil menghentikan mobil tepat di depan orang itu. Keduanya meminta orang itu untuk bicara sebentar dengan cara baik-baik.
"Maaf, Mas. Boleh kami bertanya?" pinta Samsul.
"Oh iya, Mas. Boleh. Silakan, mau tanya apa?"
"Sebelumnya, nama saya Samsul. Saya mau tahu, di mana Pak Giman saat ini? Kenapa Mas yang menutup dagangannya barusan, bukan Pak Giman sendiri?" tanya Samsul.
"Nama saya, Nuril. Pak Giman tadi pulang ke rumahnya, Mas. Dia minta tolong sama saya untuk menutup dagangannya, karena katanya gerobaknya habis meledak dan kacanya pecah sehingga butuh diganti yang baru. Dia mau beli kaca, jadinya harus pulang lebih cepat."
"Lalu, apakah Mas Nuril tahu di mana rumah Pak Giman?" Revan ikut bertanya.
"Tahu, Mas. Tapi agak jauh kalau dari sini. Harus dua kali naik angkutan umum."
"Mas Nuril bisa tunjukkan pada kami rumahnya? Kita naik mobil ini saja, agar bisa lebih cepat sampai," saran Reva.
"Bisa, Mbak. Tapi saya juga mau tutup dagangan saya dulu. Sekalian bicara sama istri, kalau saya mau mengantar kalian ke rumah Pak Giman."
"Ya, tentu saja Mas Nuril harus izin dulu sama istri. Justru akan lebih baik kalau istri Mas Nuril tahu, bahwa Mas Nuril akan mengantar kami ke rumah Pak Giman," tanggap Samsul.
* * *
SAMPAI JUMPA BESOK 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
BANASPATI
Horror[COMPLETED] Seri Cerita SETAN Bagian 5 Baru beberapa hari melewati hari sebagai pengantin baru, Ruby langsung menerima pekerjaan yang kali itu sangatlah mendesak. Mendesaknya pekerjaan itu dikarenakan telah jatuhnya korban yang meninggal secara tida...