22 .Ulang tahun

572 49 5
                                        

Satu Minggu setelah misi di Lab Paman Katasuke, aku tidak libur satu hari pun setiap hari selalu ada burung yang mengetuk jendela kamarku untuk mengantarkan surat. Entah itu beternak, bertani, menjaga bank dan lain-lain, saat aku ingin meminta libur pada Daichi dia bilang 'Karena sudah terlanjur lelah, kita lanjutkan menjalankan misi saja' itu yang dia bilang, kejam emang tapi ini lumayan baik, daripada berdiam diri di kamar menonton anime seharian seperti wibu nolep udah nolep beban keluarga lagi. Eh-

Saat ini aku sudah menyelesaikan misiku dengan cepat, jadi aku gunakan waktu me time untuk berjalan-jalan di desa Konoha sambil membawa perbekalan Dorayaki. Sudah lama juga aku tidak berjalan santai sambil melihat keadaan desa, meskipun ini desaku ada beberapa orang yang tidak ku kenal, dan jika bertemu rasanya seperti asing di desa sendiri.

"Terakhir, ada pengumuman penting mengenai Ujian Chunin di tahun ini" sebuah berita di televisi besar yang berada di tengah titik utama desa mengalihkan perhatian ku yang sedang memperhatikan sekitar. Eh, ada ayah juga di sana, ya sudah tidak aneh sih itu hal biasa.

"Benar, ujian Chunin tahun ini akan diadakan di desa Konoha. Aku ingin semua genin melakukan yang terbaik, agar dapat ikut serta dalam ujian Chunin ini" jawab ayah- Heh?! Ujian Chunin, padahal aku merasa baru kemarin lulus dari akademi dan menjadi genin, sudah ada ujian Chunin lagi. Waktu benar-benar tidak terasa.

Saat aku sedang memperhatikan televisi aku melihat Iwabe yang berteriak frustasi, sepertinya juga soal ujian Chunin. Karena sudah cukup lama tidak bertemu aku mendekati Iwabe untuk menyapa nya. "Sudah lama tidak bertemu yaa Iwabee~" sapa ku.

Iwabe yang sedang frustasi terdiam membeku dengan, dengan patah-patah dia berbalik melihat ke arahku. Saat Iwabe melihatku aku melambaikan tangan. "Haruko?!" kejutnya. Dia ini seperti melihat hantu saja, apa setelah sekian lama tidak bertemu wajahku menjadi mengkerut dan seram? Masa sihh.

"A-apa... yang kau lakukan d-di sini?" tanya nya gugup.

"Aku hanya sekedar berjalan-jalan santai saja, setelah menjalankan misi yang membuatku lelah aku butuh waktu untuk menenangkan diri dari rasa lelah ini" Jawabku. Aku duduk di kursi sebelah Iwabe, dia juga ikut duduk di sebelah ku. "Iwabe sendiri kau sedang apa?" tanya ku padanya.

Setelah mendengar pertanyaan ku wajah Iwabe menjadi sedih dan ia tertunduk. "Tim ku mendapat hukuman saat menghadapi kelompok Byakuya. Ini semua salahku, jika aku tidak melakukan hal yang gegabah dan bertindak sesuai aturan, ini mungkin tidak akan terjadi dan Metal juga tidak akan terluka" keluhnya. Rada ooc gak sih dia?

"Begitu yaa, maaf aku membuatmu menceritakan hal yang tidak ingin kau ungkit" aku menjadi merasa menyesal karena membuat dia menceritakan hal yang sensitif baginya.

"Eh! Tidak apa-apa, ini bukan salahmu" seru Iwabe mendongakkan kepalanya menatap ku. "Sebentar lagi ujian Chunin akan di adakan, tapi aku..." dia menghentikan ucapannya dan mengepalkan kedua tangannya.

Aku menatap babuku yang bersedih karena tim nya mendapat hukuman dan tidak bisa berpartisipasi dalam insiden geng Byakuya. "Kau tidak perlu bersedih, semua yang sudah terjadi biarkan saja. Kau hanya perlu belajar dari kesalahan dan jangan mengulanginya lagi. Aku yakin Iwabe tidak mengulang lagi sebagai genin, jika mengulang mungkin yang lain juga begitu" ucap ku panjang × lebar.

Dia mendongakkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca menatap ku merogoh sesuatu. "Kau harus berjanji pada dirimu, di misi yang kau jalani setelah hukuman kau harus melakukan yang terbaik" ucap ku menyodorkan Dorayaki dengan piring kertas di bawahnya dari Tote bag yang ku bawa.

Iwabe menerima Dorayaki yang ku sodorkan. "Iya aku berjanji pada mu!" serunya.

"Jangan padaku tapi pada dirimu" gumamku lalu menghela nafas. "Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu-" Aku bangkit dari duduk ku dan hendak berjalan, namun Iwabe mencekal tanganku.

Strange Fate || When Boruto has a twinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang