40 .Putra Mahkota

452 43 5
                                        

Note: Jangan samakan teori ini sama teori di Naruto dan Boruto ya, karena semua ini hanya cerita fiktif belaka. Eaaa.....






***








Pagi hari di desa Konoha, matahari bersinar cerah di atas hutan yang rimbun akan pepohonan. Sebuah papan target yang sudah banyak goresan senjata tajam terpasang di tengah hutan itu.

Takk

Shuriken dilemparkan dan melesat berhasil mengenai papan target, Daichi sudah hampir memenuhi papan targetnya dengan Shuriken bahkan hampir semuanya berada di titik tengah. Sedangkan Haruko, dia berhasil mengenai titik tengah targetnya dengan 3 Shuriken dan yang lainnya kebanyakan meleset. "Aarrrggghhh sialan!!! Ini pasti karena angin!!" kesal Haruko.

Daichi yang sedang fokus melempar Shuriken melirik Haruko lalu dia tertawa kecil. "Jangan salahkan angin karena karena hal itu..." ucap Daichi lalu melempar Shurikennya.

"Jika bukan salah angin berarti salahku?" tanya Haruko.

"....bisa jadi," jawab Daichi ragu.

Mendengar itu Haruko menatap sinis Daichi. "Itu tidak mungkin!! Selama di akademi aku mahir melempar shuriken... ya walaupun Sarada lebih pro sihh... tapi itu bukan berarti aku payahhh!!" protes Haruko.

Daichi berjalan ke arah papan target dan mengambil shurikennya yang menancap di papan target. "Daripada menyalahkan angin, lebih baik kau memanfaatkannya," ucap Daichi.

Haruko memperhatikan Daichi. "Memanfaatkan?" tanya Haruko memiringkan kepala.

Daichi berbalik menatap Haruko dengan senyuman. "Iya, dengan menggunakan angin sebagai pengendali arah dan dorongan lemparan shurikenmu," jelas Daichi.

"Benar jugaaa!!" seru Haruko mulai bersiap melempar shuriken nya dengan mengkombinasikannya dengan Futon. Tapi...

Shungg

Shuriken yang dilempar Haruko tidak mengenai papan targetnya dan malah berputar tak tentu arah kemudian menancap di tanah. Haruko menatap shuriken nya datar. "Bagaimana kau menggunakan Futon nya?" tanya Daichi menatap Haruko dengan face palm.

Helaan nafas lelah terdengar dari Haruko. "Aku menggunakannya seperti biasa, menyalurkan chakra ku ke shuriken itu, dan melakukannya seperti aku mengeluarkan Futon," jawab Haruko.

Daichi mengernyitkan alisnya dan bergumam. "Tapi kenapa.... omong-omong apa chakra dasar mu?" tanya Daichi.

"Hmm.... angin, mungkin," jawab Haruko mengangkat bahunya seraya tersenyum watados.

Salah satu alis Daichi terangkat. "Mungkin?"

Haruko menyatukan jari telunjuknya satu sama lain sembari mengerucutkan bibirnya. "Sebenarnya aku juga tidak tahu, aku kira chakra dasarku angin karena ayah dan ibuku chakra dasarnya juga angin," jawab Haruko.

Daichi berpikir sembari memegang dagunya. "Jika chakra dasar mu memang angin, seharusnya shuriken itu terlempar hingga papan target," pikir Daichi melirik Shuriken Haruko lalu papan target di hadapan mereka. "Apa mungkin... chakra dasarmu bukan angin?" tanya Daichi menatap Haruko.

".... memangnya bisa begitu yaa?" bingung Haruko.

"Chakra dasar seseorang tidak selalu ditentukan oleh garis keturunan. Kadang itu ditentukan oleh sifat alami dan cara kerja chakra nya," jelas Daichi diangguki Haruko yang sedikit paham. Kemudian ia merogoh saku jaketnya.

"Kertas?" tanya Haruko setelah melihat Daichi yang mengeluarkan beberapa kertas kecil dari sakunya.

Daichi tersenyum miring. "Ini bukan hanya kertas biasa, kertas ini akan bereaksi walaupun hanya di aliri sedikit chakra. Kertas ini dibuat dari pohon istimewa yang tumbuh dengan menyerap chakra," jelas Daichi.

Strange Fate || When Boruto has a twinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang