Sinar matahari pagi menembus jendela kamar milik seorang gadis yang sudah bersiap dengan pakaian misinya. "Hmm... kunai sudah, shuriken sudah, gulungan pedang, gulungan seribu kunaishuriken sudah, gulungan makanan sudah, foto Kagemasa sudah..... Yosh lengkhapp!!" seru Haruko yang memeriksa kembali barang bawaannya yang akan dia jalani selama misi kali ini.
Dia hendak berangkat namun kakinya berhenti di ambang pintu, mata birunya menelisik kamar yang cukup rapi– Koko!! Sial dia hampir lupa dengan kucing pungut nyaa, dia tidak mungkin meninggalkan nya sendirian. Apa dia bawa saja ya? pikir nya.
"Yaudah bawa aja," final Haruko. Kemudian mencari Koko yang bersembunyi di bawah bantal, ia mengangkat kucingnya dan berjalan ke pintu rumah.
Ketika dirinya sedang memakai sepatu, Hinata mencegatnya. "Kau mau membawa Koko?"
Seraya memakai sepatunya Haruko melihat sang Ibu. "Iya, karena tidak mungkin aku biarkan dia sendiri di kamar, nanti dia jadi nolep," jawab Haruko.
"Tapi, bukannya berbahaya membawanya pada misi. Lagipula dia bukan kucing ninja, dia juga baru sembuh walaupun hanya dua minggu. Sebaiknya biarkan dia tinggal di rumah," ucap Hinata.
Haruko berhenti memakai sepatunya dan menatap Koko yang rebahan santuy di lantai rumah. "Tapi, nanti dia akan kesepian,"
Hinata berjongkok menepuk pundak putri nya. "Ada ibu dan Hima yang akan menjaganya. Kau tidak perlu khawatir,"
"Benarkah?! Tapi, aku tidak mengkhawatirkan Koko. Aku mengkhawatirkan Dorayaki yang ku simpan, aku takut dia mencurinya seperti ramen instanku!" histeris Haruko.
Hinata menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Kau tidak perlu memikirkan itu, sebaiknya kau segera berangkat. Daichi pasti sudah menunggu lama,"
Kalau dipikir-pikir benar juga, Daichi pasti sudah menunggunya di stasiun. "Ah biarkan dia menunggu, salahnya sendiri menyuruhku berangkat pagi," jawab Haruko mengibaskan tangannya tidak peduli. Kemudian dia berdiri di ambang pintu dan sebelum pergi dia berpamitan terlebih dahulu. "Itterahsai!! Titip Kiko ya bu, kalau dia nakal Tenketsu aja!!"
Di stasiun Daichi menunggu Haruko yang sampai saat ini belum datang juga, padahal perjalanan mereka akan memakan waktu cukup lama hingga beberapa hari. Di tengah lamunan nya suara Haruko menginterupsinya dan membuat beberapa orang di stasiun menoleh pada gadis itu.
***
Seorang anak kecil dengan pakaian lusuh berjalan tergopoh-gopoh, ia sendirian di tengah hutan yang luas dengan tubuhnya yang kecil. Dengan keranjang kayu besar di punggungnya membuatnya kesulitan untuk berjalan cepat apalagi dengan cuaca yang sangat panas ini. "Daichrottt sialan!! Kenapa harus gw sihh yang nyamar jadi umpannya?! Gw kan bego soal ginian!!" seru nya kesal.
Sebenarnya saat ini Haruko sedang menyamar menjadi seorang anak kecil yang malang agar dirinya ditangkap oleh seorang penculik. Haruko dan Daichi sedang menjalankan misi menangkap beberapa orang penculik yang sudah menculik banyak anak kecil.
Dan penyamaran ini adalah ide Daichi, Haruko bertugas untuk menemukan markas mereka, ya dengan cara ini mereka akan membawa Haruko ke tempat dimana mereka menyandera anak-anak yang lain juga mencari informasi lainnya. Sementara itu Daichi sudah memasang pelacak dan radio kecil di telinga Haruko dan miliknya, sehingga mereka bisa berkomunikasi dalam jarak jauh.
Kembali ke Haruko yang tadi sedang marah-marah, dia mulai menenangkan diri. "Okee Haruko, sabar nanti cepet tua, kalo cepet tua gabakalan dapet jodoh. Bersikap lah seolah aku ini manusia paling sengsara dan menyedihkan di dunia ini," ucap Haruko menyemangati diri sendiri. Lalu tatapan wajahnya menjadi sayu seperti seorang anak kecil yang sebatang kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Fate || When Boruto has a twin
FanficAwal yang menyenangkan namun berakhir dengan kesialan, tidak semua yang kita punya hari ini akan terus kita miliki di masa depan. "Aku suka diriku memiliki kekuatan besar yang tersembunyi. Tapi...." . . "Kenapa harus aku?" "Aku mau uang Denki- em ma...
