Keesokan harinya
Setelah menunggu dengan perasaan khawatir, pagi ini saat fajar berada di ufuk timur dan sinar mentari menyinari pagi yang hangat. Mereka semua berkumpul di atap gedung Hokage untuk menyambut kedatangan Sasuke, Boruto dan para kage yang menyelamatkan Naruto. Tidak seperti semua orang yang serius, Haruko dengan rambut berantakan nya berdiri malas sembari menguap lebar, Haruko sepertinya lupa dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa saat kemarin dirinya tantrum ingin ikut dengan Sasuke dkk. Apa dia tidak khawatir pada ayahnya? Jelas dia khawatir, tapi dia sangat percaya kalau mereka akan membawa Naruto kembali dan pulang dengan selamat sehat walafiat.
Sebuah portal berwarna ungu muncul di hadapan mereka, dan keluarlah orang-orang yang mereka tunggu dan di harapkan keluar. Saat Naruto keluar dari portal itu, Hinata langsung menyambut suaminya dengan pelukan, khawatir dan perasaan lega bercampur aduk, kemudian dia juga memeluk Boruto dan mengucapkan terimakasih pada anaknya itu. Himawari kemudian berlari ke ayahnya dan memeluk Naruto dengan erat, sementara itu Haruko hanya berjalan santuy mendekati keluarganya. "Ku kira kursi hokage akan di gantikan oleh seseorang..." ucapnya berdiri di hadapan Naruto.
"Kau ini, apa kau tidak rindu pada ayah," sweatdrop Naruto yang di peluk Himawari.
"Aku sudah bosan melihat wajah ayah yang kekurangan semangat hidup," ucap Haruko datar. Mendengar itu Naruto menurunkan ujung bibirnya cemberut, Haruko lalu berjalan melewati Naruto, dan kemudian dia melompat dan naik ke punggung ayahnya dari belakang dengan erat dan tersenyum lega. "Mana mungkin aku rindu pada ayahku yang seperti pengangguran ini, aku sangat sangat sangattt tidak merindukan ayah dan tidak khawatir pada ayah," ucap Haruko.
Naruto kaget karena anak keduanya itu yang tiba-tiba memeluk setelah mem-prank dirinya. Suasana hati Haruko memang tidak stabil dan selalu labil, dia selalu bertindak sesuai moodnya, kadang hiperaktif, pendiam, dan pemarah, dan kadang juga menjadi gilaa. Haruko bilek: 'saya aslinya dua orang'
Haruko lalu turun setelah bergelantungan di leher Naruto, untung saja Jinchuriki kyuubi itu tidak mati tercekik oleh anaknya sendiri, karena kalau iya bisa kacau, desa Konoha benar-benar akan kehilangan sosok hokage yang masih memimpin desa ini.
"Apa kau baik-baik saja, kak Boruto?" tanya Himawari pada Boruto.
"Ini bukan apa-apa," jawab Boruto.
"Padahal aku berniat mengambil Nintendo jika kau tidak kembali," celetuk Haruko.
Boruto lalu menatap datar Haruko. "Kau sepertinya benar-benar tidak menghawatirkan ku ya? Siapa ya yang kemarin bersikukuh ingin ikut hingga membuat teman satu timnya repot?" sindir Boruto.
"Siapa tuhh... aku tidak tahu dan tidak peduli," ucap Haruko tak acuh melipat kedua tangannya di belakang kepala.
.
.
.
.
.
.
Serangan dari Outsutsuki Momoshiki dkk, membuat kerusakan yang besar di desa Konoha, dan menyebabkan ujian Chunin yang sedang berlangsung jadi dibatalkan, dan karena itu Haruko pun senang. "Takdir memihak ku," ucap Haruko berasa bangga. Berita sudah di sebar luaskan di desa bahwa kelima kage bergabung dan mengakhiri insiden itu, iyakahh? Bukannya yang ada mereka jadi beba-//plakk gg.
Keadaan di desa pun sudah kembali berjalan normal seperti biasanya. Naruto juga kembali menjalani pekerjaan yang super sibuk dengan pekerjaannya yang padat sebagai Hokage. Ya begitulah, jika tidak melindungi desa pekerjaannya hanya menandatangi surat-surat entah apa isis suratnya. Saat ini Haruko tengah berada di ruang makan, dia duduk di sofa menyilangkan kedua kakinya seraya memainkan game Kagemassa milik Boruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Fate || When Boruto has a twin
FanfictionAwal yang menyenangkan namun berakhir dengan kesialan, tidak semua yang kita punya hari ini akan terus kita miliki di masa depan. "Aku suka diriku memiliki kekuatan besar yang tersembunyi. Tapi...." . . "Kenapa harus aku?" "Aku mau uang Denki- em ma...
