49 .Ucapan Selamat

404 50 33
                                        

sebelum baca janlup buat vote dan komen nya yaww

happy reading

***

Di pagi hari diselingi suara seorang anak perempuan bersurai indigo bersenandung tengah duduk di ruang tamu seraya menggambar sesuatu di atas kertas. Hingga suara ketukan pintu menghentikan aktivitas nya. Himawari melangkahkan kakinya untuk membuka pintu dan terlihat seorang tukang pos yang membawa beberapa buket bunga. Ia sempat terdiam sejenak melihat betapa banyaknya bunga yang di kirim ke rumah ini.

Tukang pos di depan itu memberikan semua bunga itu pada Himawari. "Ada kiriman bunga untuk Uzumaki Haruko,"

Tangan Himawari terulur menerima semua buket itu. "Baik, aku akan memberikan ini pada kakak, terimakasih," sahut Hima membungkuk 45 derajat.

Tukang pos itu mengangkat topinya lalu pergi dan Himawari masuk ke dalam rumah. "Ini pasti dari temannya kakak," gumam Himawari. Memandangi semua bunga itu, anak itu sangat menyukai bunga apalagi semua bunga ini di susun dengan rapi dan cantik serta harum.

Suara telepon masuk membuat Himawari menoleh, ia kemudian meletakkan semuanya buket bunga itu di atas rak sepatu dan mengangkat teleponnya. "Moshi Moshi, dengan keluarga Uzumaki.... apa? Nee-chan?.... dia ada di kamarnya.... tunggu sebentar....."

Himawari melangkah kakinya menaiki tangga menuju ke kamar sang kakak.

Tok tok tok

Tidak ada sahutan dari dalam setelah dia mengetuk pintu, dia meyakini bahwa kakaknya masih tertidur. Ia heran padahal dirinya lebih muda tapi dia sanggup untuk bangun lebih pagi dan membantu ibunya, terkadang ia pernah berpikir yang menjadi kakak sebenernya siapa, kakaknya yang satu ini terlalu kekanak-kanakan untuk disebut sebagai kakak.

Tanpa pikir panjang lagi Himawari membuka pintu kamar Haruko dan masuk, benar saja apa yang dia duga. Kakak nya masih tertidur seolah tidak peduli dengan dunia ini yang sudah cerah dengan matahari yang berada di puncak.

"Kakak!! Ada telepon untukmu!" seru Himawari. Namun nihil tak ada pergerakan dari Haruko, kalau dia tidak melihat dada Haruko yang naik turun, Himawari menganggap kakaknya sudah metong. "Kakakk–"

"Awww!!!"

Sesaat Himawari memanggil Haruko lagi, Koko melompat ke arah Haruko dan mencakar wajahnya membuatnya terkejut hingga bangun dan mengusap wajahnya. "Oh Hima? What's happen?"

Hima terdiam menatap wajah Haruko yang terkena cakaran kucing, mungkin dia belum sadar. "Ada telepon untuk mu," jawab Hima.

Ketika dia turun matanya menelisik ke arah bunga yang diletakkan di atas rak sepatu. "Moshiiii! Ini Haruko apa aku menang undian?" jawab setelah dia menempelkan telepon rumah ke telinganya.

"Kau harus mengucapkannya dua kali, atau tidak kau akan menjadi hantu," jawab seseorang di sebrang sana.

"Itu cuma mitos, kagak ada yang namanya hantu," ketus Haruko. Tangannya memegang tengkuknya dan melihat ke sekitar rumah, entah kenapa atmosfer di rumah menjadi dingin dan sialnya seperti tidak ada seorangpun di rumah ini, padahal tadi ada Himawari.

"Oke, it's up to youu. Aku hanya ingin mengucapkan selamat padamu yang sudah naik pangkat menjadi Chunin,"

"Hmm.... thanks. Tunggu ni siapa yeee? Kok kayak pernah denger gituu,"

"Kau melupakan ku? Yaaa sebenarnya aku sekarang sudah banyak berubah sihhh, kau juga harus mengucapkan selamat padaku, karena aku sekarang sudah menjadi raja,"

"Gak kenal maaf,"

"Ck! Ini aku Shigeru!!! Bahkan belum ada setahun kita tidak bertemu tapi kau sudah melupakan ku?!"

Strange Fate || When Boruto has a twinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang