32 .Shukaa−ku

507 58 0
                                        

Di tengah hari yang cerah, matahari siang memancarkan cahaya terik, menghangatkan Desa Konoha. Di hutan yang tenang, Haruko berdiri tegak dengan mata tertutup, dan napas yang teratur. Dia sedang merasakan keberadaan chakra dimana Daichi berada di hutan itu, tanpa menggunakan Byakugan.

Dengan gerakan pelan Haruko membuka mata, dia langsung berbalik dan berlari dan memijakkan kakinya dibatang pohon. Haruko mengeluarkan bom asap dan melemparkannya ke sebuah semak. Tanpa menunggu asap itu menghilang Haruko langsung menerjang Daichi yang bersembunyi di semak itu dan menodongkan kunai pada Daichi. "Kena kau, Daichong- eh? Si bangsat pake Kawarimi lagi!!" ucap Haruko berdecak sebal.

"Suiton: Suishōha,"

Sebuah gelombang air yang besar juga deras menuju ke arah Haruko, di panik dan langsung berlari tak tentu arah. "Aaarrrgggg sialan lo Daichii!! Gw bakal bales lu -dattebangs*t!!!" seru Haruko berlari panik dengan gelombang air itu semakin dekat dengan Haruko.

Dia lalu melemparkan kunainya ke pohon untuk ber Hiraishin, tapi ada kunai lain yang menangkisnya. "Maaf, tapi aku sudah tahu pergerakan mu," ucap Daichi yang rupanya menangkis kunai Haruko. Dia berdiri di atas pohon tinggi yang tidak terjangkau jutsunya , dan mengendalikan gelombang air itu agar terus mengejar Haruko.

Karena lelah berlari/malas Haruko memutuskan berhenti berlari dan menyerah membiarkan dirinya terhantam gelombang air. Karena Haruko tiba-tiba berhenti berlari, Daichi panik dan dia segera membalikkan arus air itu ke arah lain.

"Lahh... padahal gw dah siap mandi lohh!" ucap Haruko keheranan.

Daichi turun dan mendekati Haruko. "Apa prinsip mu 'jika sudah lelah kau akan menyerah?'" tanya Daichi .

Haruko lalu menggeleng menjawab pertanyaan Daichi. Haruko lalu duduk dan bersandar di sebuah pohon di dekatnya. "Tidak bukan itu, prinsipku adalah jika sudah lelah ya sudahhh..." ucap Haruko mengangkat kedua bahunya.

Daichi facepalm mendengarnya lalu kemudian dia tertawa kecil. Melihat Haruko yang duduk Daichi ikut duduk disebelahnya. "Jika kau mudah menyerah seperti ini, bagaimana kau akan menjadi Hokage?" tanya Daichi.

Karena pernyataan Daichi itu, Haruko meletakkan telunjuknya di telinganya Daichi. "Suttt itu urusanku, aku akan mengambil jalan ku sendiri,"

"Kurasa kau salah meletakkannya," ucap Daichi menurunkan tangan Haruko. "Juga soal Hiraishin mu, kurasa kau perlu tanda atau sesuatu seperti simbol supaya kau bisa fokus berpindah dengan kunaimu," ucap Daichi.

"Yaa, aku sudah memikirkan itu, tapi aku lupa untuk melakukannya. Keknya gw punya ingatan jangka pendek dehh..." ucap Haruko dengan bergumam di akhir.

Dia terkekeh kecil mendengar Haruko yang meng klaim dirinya memiliki amnesia. "Tidak, itu kau saja yang pelupa,"

Haruko mengehela nafas. "Latihannya sudah kan? Aku mau pulang," sikap Haruko berdiri dari duduknya.

Melihat Haruko yang bangkit dari duduknya Daichi pun juga ikut berdiri dan mencekal tangan Haruko. "Tidak belum selesai, kita baru saja memulai nya,"

"Apaa?? Aku sudah lelah, dan kau tidak mengerti bagaimana rasanya sakit pinggang kau tahu," ucap Haruko memegangi pinggangnya yang sakit karena latihan tadi, yahh maklum remaja jompo.

Daichi mengehela nafas, dia menjadi geram karena rekan timnya ini menjadi gampang menyerah. Setidaknya berusaha sedikit gituu. "Itu tidak menjadi alasan. Impianmu menjadi hokage memang benar bukan urusanku, tapi apa kau tidak merasa tertinggal dengan teman-teman mu yang lain? Kau sudah melihat kemampuan mereka sangat berkembang saat ujian Chunin bukan? Mungkin saja saat ini mereka sekarang sedang berlatih dan sudah bertambah sangat kuat. Dan saat teman-teman mu berlatih keras apa kau hanya akan diam saja dan mengabaikan mimpi mu? Apa kau serius menjadi ninja?"

Strange Fate || When Boruto has a twinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang