Keesokan harinya
Dipagi yang cerah dan beralaskan langit biru sebiru mataku, eaa... emang bener lohh mata gw biruu keturunan eropa nih boss!! Boruto sudah pulang dari misinya di Ryutan, semalam aku sebelum makan malam aku mendengar suaranya. Dan, sepertinya ibu juga tidak tahu tentang aku yang kemarin kabur hehee ini semua berkat Shikadai.
Meskipun matahari sudah menampakkan dirinya tapi aku tetap setia menggulung diriku di balik selimut yang hangat, jika sudah seperti ini magnet atau daya tarik di kasurku sudah meningkat hingga membuatku tidak ingin meninggalkannya hingga....
Brakk
Suara bantingan pintu kamarku menggema di seluruh ruangan, Boruto lah pelakunya. Ia berjalan kasurku dan mengguncangkan tubuhku. "Oi! Haruko bangun -ttebassa!!" desak Boruto.
Aku mengernyitkan dahiku, sangat malas untuk membuka mata dan membalas Boruto. "Apaa??" tanyaku balik masih dengan menutup mataku dan berbicara tidak jelas.
"Aku ingin membicarakan sesuatu," jawab Boruto.
Aku mengangkat kakiku yang tidak terbalut selimut. "Nih, ngomong aja ma kaki," desis ku.
Boruto berdecak, ia benar-benar kesal karena aku belum bangun juga padahal sudah pagi. Matanya mengamati kamar ku entah mencari apa, dia akhirnya mengangkat Koko dan mendudukkannya di wajahku hingga aku kesulitan untuk bernafas. "Cepat bangun!! Ini sangat penting -ttebassa!!" geramnya.
Akhirnya aku bangun dan mengangkat Koko tidur di kaki ku, rambut ku terlihat berantakan dan bisa kurasakan rambut ku seperti mengembang. "Hahh?" gumam ku menggosok mata dengan malas.
Raut wajah Boruto menjadi serius kemudian dia duduk di tepi kasur. "Apa kau punya tanda ini di tanganmu?" tanya Boruto dengan menunjukkan telapak tangan kanannya.
Aku menatap telapak tangan Boruto yang ada lambang belah ketupat di tengahnya dengan seksama, kemudian aku terdiam sejenak sebelum aku berteriak. "Wahh kau di tato?! IBU BORUTO MEMAKAI TATO!!!! DI TELAPAK TANGANNY–"
Boruto dengan cepat membekap mulut Haruko. "Bukan itu maksudku! Ini bukan tato -ttebassa!" dengus Boruto.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Boruto menghela nafas dan mulai menjelaskan tentang bagaimana di tangannya ada tanda itu. "Apa?! Momoshin-chan?" kaget ku.
Boruto mengangguk. "Ketika aku, paman Sasuke dan kelima kage lainnya menyelamatkan ayah, kami berhasil mengalahkan Momoshiki, tapi setelah aku berhasil mengalahkannya, aku selalu bermimpi tentang nya,"
"Cieee jangan-jangan kau rindu padanya ~" cibir ku.
Takk
Boruto kesal dan akhirnya dia menjitak dahi ku. "Bukan seperti itu!!"
Aku meringis dan menatapnya jengkel. "Lalu? Maksudmu mu kasus yang kau alami sama dengan ku, begitu?!" sentak ku mengelus dahi ku yang sedikit benjol karena Boruto.
Ia terdiam sejenak menatap tanda di telapak tangannya. "Mungkin saja... tapi kau bilang kau tidak memiliki tanda ini bukan?" tanya Boruto dan aku menjawabnya dengan gelengan kepala. "Saat menjalankan misi aku bertemu dengan anak yang memiliki tanda yang sama denganku, dan dia menyebutnya 'kārma',"
Aku mengangkat sebelah alisku ketika mendengar istilah yang Boruto sebutkan tentang tanda yang ada di tangannya. "Elekk banget jirr namanya, apa ga bisa lebih bagus dikit napaaa?! Kek kurma, bulma, onta aja sekalian!!"
"Aku serius -ttebassa!"
"Aku juga serius!.... Lalu, apa yang terjadi pada kāram itu?"
Boruto berdecak sebal, sepertinya dia kesal entah karena apa. "Ketika aku bertemu dengannya tanda ini tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh ku, dan miliknya juga,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Fate || When Boruto has a twin
ФанфикшнAwal yang menyenangkan namun berakhir dengan kesialan, tidak semua yang kita punya hari ini akan terus kita miliki di masa depan. "Aku suka diriku memiliki kekuatan besar yang tersembunyi. Tapi...." . . "Kenapa harus aku?" "Aku mau uang Denki- em ma...
