Pada esok harinya, pagi ini kira-kira jam setengah 5 pagi/subuh aku bangun dan pergi ke toko Dorayaki langganan ku. Hari ini mereka memberi diskon beli satu kotak dapat satu kotak lagi spesial ujian Chunin, enak gk tuhh ini kesukaan ku bangetttt. Tapi tidak ku sangka, jam segini pun sudah banyak orang yang mengantri di depan toko, sepertinya penggemar Dorayaki di sini bukan hanya aku.... satu setengah jam menunggu dengan kesabaran yang ekstra, toko itu akhirnya buka dan orang-orang di sana berbondong-bondong masuk mengambil Dorayaki dengan berbagai varian rasa.
"Nyam nyammmm...." setelah mendapatkan yang aku mau aku pulang ke rumah untuk menyimpan satu kotak Dorayaki lagi untuk persediaan nanti dan di simpan di kulkas. Setelah menyimpan cadangan Dorayaki ku aku melihat Boruto yang sudah bersiap. "Berangkat untuk ujian tahap ke tiga?" tanyaku pada Boruto yang sedang memakai sepatu.
Boruto mengalihkan atensi padaku sembari memakai sepatu nya. "Oh Haruko... Iya hari ini aku akan memperlihatkan pada ayah agar dia bisa mengakui kekuatan ku dan menjadi pemenang di ujian ini," jawab Boruto mengepalkan tangannya.
"Seharusnya kau berjuang untuk dirimu sendiri, bukan karena ingin di akui oleh ayah. Memangnya kau tidak mau menjadi Chunin?" tanyaku heran.
"Aku tidak terlalu peduli soal itu, lagipula Genin, Chunin atupun Jonin hanya peringkat saja kan? Sudahlah aku berangkat, jangan sampai kau lupa untuk menonton pertandingan ku -dattebassa!!" teriak Boruto yang mulai menjauh.
Aku menggelengkan kepalaku. "Gak habis thinking, kenapa dia sangat ingin ayah mengakui kalau dia kuat. Hmm... hari ini ada misi tidak yaaa...."
Aku kembali ke ruang makan dan duduk sembari memakan Dorayaki ku. Lalu suara telepon berdering menyadarkan ku dari lamunan ku yang tidak penting tapi penting, aku berdiri untuk mengangkat teleponnya. "Halo, kediaman Uzumaki. Jika bukan hal yang penting jangan bicara, jika ingin mengirim makanan silahkan..."
"Hahahaaa... itu bukan jawaban untuk menjawab seseorang di telepon," ucap seseorang yang ku kenal, yepp si Daichrot.
"Lo tahu nomor telepon rumah gw darimana, jamet?" tanya ku.
"Tuan Shikamaru yang memberikannya," jawab Daichi.
Aku menghela nafas dan memijat pelipis ku. "Aku berhutang bayaran ku pada pada si tua itu. Ada nani? Apa ada panggilan misi?" tanyaku.
"Tidak, hari ini sepertinya kita tidak melakukan mis-"
"Benarkah? Kita tidak menjalankan misi?!" seru ku menyela ucapan Daichi.
"Iyaa, kita diberi cuti selama 3 hari, untuk beristirahat. Aku tahu kau pasti bosan, jadi aku ingin mengajakmu menonton pertandingan ujian Chunin, kau ingin memberi semangat pada teman-teman mu bukan?" ajaknya.
"Tanpa kau ajak juga aku akan ke sana, tapi ya sudahlah. Aku akan segera bersia- eh tidak aku ingin makan dulu, tunggu dulu 10 menit ya... kita bertemu di pintu masuk stadion," ucap ku menutup telepon.
.
.
.
.
.
Sepuluh menit kemudian aku sudah siap dan sudah makan. Aku lalu berangkat ke stadion tempat di adakan nya ujian Chunin, aku mengunci pintu karena tidak ada siapapun di rumah, ibu dan Hima sudah berangkat lebih dulu ke sana. Aku tiba di depan stadion, ku lihat banyak sekali orang di stadion ini. Apa Daichi sudah ke sini yaa?
"Mencari ku?" tanya Daichi di belakang ku.
Aku berbalik menoleh padanya. "Ku kira kau sudah... ma... suk..." aku melongo melihat penampilan Daichi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Fate || When Boruto has a twin
FanfictionAwal yang menyenangkan namun berakhir dengan kesialan, tidak semua yang kita punya hari ini akan terus kita miliki di masa depan. "Aku suka diriku memiliki kekuatan besar yang tersembunyi. Tapi...." . . "Kenapa harus aku?" "Aku mau uang Denki- em ma...
