Bab 12

60 11 0
                                    


Danisha bukanlah tipe orang yang mudah bergaul, sebenarnya dia sangat sulit untuk beradaptasi tapi beruntung teman-teman satu kelompoknya sifatnya Berbanding terbalik dengan dirinya jadi dia tidak harus membuat Danisha capek-capek memperkenalkan diri lebih detail lagi, toh dengan seiring berjalannya waktu akan saling mengenal juga. Terbukti sekarang dia begitu dekat dengan Elisha maupun yang lain.

Tapi tidak dengan sosok laki-laki yang bernama Alvanshal Malik, laki-laki yang irit dalam berbicara, laki-laki yang dingin dan pendiam tapi cepat dalam bertindak, tatapannya yang tajam serta raut wajah datarnya itulah yang membuat Danisha enggan untuk sekedar bertegur sapa.

Berada di satu mobil bersama Alvan sungguh sangat membuat Danisha canggung, saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju kantor desa yang jaraknya lumayan agak jauh, Tadi Alvan sengaja menjemputnya di sekolah tempat ia mengajar.

Tiba-tiba Alvam berhenti sebentar entah mau ngapain,  tidak mau tau juga Danisha langsung bersandar sambil memejamkan kelopak matanya.

"Danish minum dulu! Sontak Danisha membuka kedua matanya saat mendengar suara Alvan, ternyata dia berhenti untuk membeli minuman.

Danisha menerima dan langsung meminumnya hingga tersisa setengahnya.

" Lo kenapa takut sama gue? Malah ditanya kan sama Alvan, bahkan dia menatap Danisha sebentar sebelum kembali melajukan mobilnya. Mau jawab apa coba!

Karena gak tau mau jawab apa dan tidak menemukan jawaban yang pas, Danisha hanya menanggapi dengan senyum aja udah kayak orang bingung sambil mengusap tengkuknya malu.

Jantung, limpa, empedu, hati, usus duabelas jari dan usus buntu rasanya seperti keluar dari dalam perutnya dan dengan tidak elitnya Danisha malah bengong cosplay jadi patung saat dengan entengnya Alvan malah mengusap lembut puncak kepalanya sambil bilang,

"Gak perlu takut, gue gak makan orang! Gitu katanya lengkap dengan senyum gummynya. Gimana gak makin jantungan Danisha diperlakukan manis seperti itu! Beruntung mereka sudah sampai di kantor desa jadi dia tidak perlu berlama-lama berada di suasana canggung itu.

Sorenya mereka baru keluar dari kantor desa bersama pak Nino selaku dosen pembimbing mereka.

"Bapak ikut ke posko? Tanya Danisha ketika mereka sudah berada di parkiran.

"Sepertinya tidak bisa,  besok ada kelas pagi soalnya!  Kata Pak Nino.

"Van, salamin ke Inggrid ya!  Ucap Pak dosen itu lagi sambil tersenyum tampan. Kemudian langsung masuk ke dalam mobilnya. Begitu juga dengan Danisha dan Alvan.

"Itu tadi maksudnya Pak Nino salamin ke Inggrid itu gimana? Tanya Danisha penasaran .

"Pak Nino naksir Inggrid! Jawab Alvan sambil melajukan mobilnya perlahan keluar dari parkiran kantor desa.

Jawaban Alvan barusan membuat Danisha sedikit terkejut, tapi memang siapa sih yang bisa menolak pesona Inggrid!  Inggrid Cantik, tinggi, elegan, pintar dan berhati baik pula, sempurna banget pokoknya. Yang membuat Danisha gak nyangka kalau Dosen mereka juga ikut kepincut pesona Inggrid.

"Kita makan dulu ya! Kata Alvan sambil memasukkan mobilnya ke pekarangan  warung pecel lele.

Danisha ngekor aja ngikutin Alvan masuk ke dalam warung dan mendudukkan dirinya di depan laki-laki itu.

"Pesan apa? Tanya Alvan.

"Ayam bakar aja sama minumnya es teh aja!

"Oke! Alvan pun pergi ke kasir untuk memesan makanan mereka.

Danish! Masih lama kalian pulangnya? Titip cemilan ya! Apa aja yang penting ada"

Pesan dari Rayyan barusan yang hanya di balas Ok saja  oleh Danisha.

"Nti singgah bentar ke Indomaret ya, Rayyan nitip cemilan soalnya!  Ucap Danisha  membuat Alvan menaikkan salah satu Alisnya.

"Dekat kalian? Tanya Alvan, dia sudah lama sangat penasaran dengan kedekatan Danisha dan Alvan.

"Dekat! Jawab Danisha singkat dan laki-laki di depannya itu mengangguk saja.

Pesanan mereka Datang,  tak ada percakapan apapun lagi, keduanya makan dalam diam dan tentunya Danisha masih merasa canggung.

Gak lama kemudian, setelah selesai makan Danisha duluan masuk ke dalam mobil milik Alvan karena katanya Alvan ke toilet dulu. Diam-diam Danisha mengamati mobil milik Alvan.
"Persis seperti yang punya! Monolognya dalam hati.

Kemudian Alvan masuk sambil memberikan dua kantong plastik putih ke Danisha,

"Titipan Rayyan sama cemilan buat Lo! Katanya lagi-lagi membuat Danisha bingung dengan sikapnya.

"Terimakasih!  Kata Danisha tersenyum menatap Alvan walaupun laki-laki itu hanya menoleh sekilas saja.

Sedikit demi sedikit dia paham menyikapi sosok Alvan, Alvan tidak suka banyak berkata-kata, dia lebih memilih bertindak tanpa harus menjelaskan. Sesuatu yang membuat suasana hati Danisha menghangat.

"Mulai sekarang bisa gak Lo gak usah ngehindar dari gue? Kata Alvan tiba-tiba.

"Maksud Lo?

"Lo selalu ngehindar dari gue selama ini, apa gue semenakutkan itu ya?

"Maaf! Gue gak bermaksud seperti itu sebenarnya, gue gak pandai berbasa-basi untuk memulai obrolan lebih dulu dan yang ku liat Lo juga gak begitu banyak bicara jadi gue juga bingung harus memulai obrolan yang seperti apa! Jelas Danisha merasa tidak enak,

"Introvert?
Danisha hanya mengangguk mengiyakan.

"Mulai sekarang Lo gak usah takut, Lo anggap aja gue sama seperti Rayyan, Alex dan yang lainnya! Kata Alvan lagi Dan Danisha hanya mengangguk mengiyakan.

Sekitar pukul delapan  malam mereka sampai di posko, Danisha langsung permisi ke kamarnya sama penghuni posko yang tengah makan malam di ruang tamu.
Alvan juga sama setelah dia mengatakan kalau mereka sudah makan malam, dia masuk ke dalam kamarnya.



KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang