Bab 13

904 53 0
                                        


Paginya Danisha bangun dengan kepala yang teramat pusing, Badannya juga meriang belum lagi matanya yang perih,  semalam setelah sampai di posko ia harus menyelesaikan Novelnya di salah satu aplikasi online, lewat tengah malam baru ia bisa tidur itu sebabnya hari ini kondisi badannya tidak fit.

Kaos putih polos lengan pendek, celana cargo hitam panjang dan Rambut panjangnya yang sedikit berantakan dia biarkan terurai begitu saja. Dia berjalan malas ke bale yang sebelumnya sudah ada Inggrid, Elisha, Rayyan, Rion dan Alvan duduk di sana.

Danisha langsung duduk di samping Rayyan, menyandarkan kepalanya ke bahu laki-laki tinggi itu.

"Kenapa kok belum siap-siap? Lo nggak ngajar hari ini?  Tanya Rayyan lembut sambil merapikan rambut Danisha dengan telaten persis seperti seorang ayah yang tengah merawat anaknya.

"Gue libur, tadi udah ijin!

"Danish! Badan Lo panas banget! Kata Rayyan kemudian sambil merubah posisinya dan dengan pelan meletakkan kepala Danisha di pangkuannya seraya menyentuh dahinya.

"Iya, pusing juga! Keluh Danisha memejamkan kedua matanya.

"Kita ke klinik yuk! Ajak Inggrid , Namun Danisha hanya menggeleng.

"Kalau gitu Lo sarapan dulu biar gue belikan obat! Kata Alvan yang tadi juga ikut ngecek dahi Danisha dan merasakan suhu tubuh gadis itu yang sangat panas.

"Gak usah, gue ada bawa obat! Ucap Danisha menahan tangan Alvan yang akan segera beranjak. Untuk pertama kalinya Danisha menyentuh laki-laki itu.

"Gue cuma butuh istirahat! Kata Danisha lagi semakin menyamankan posisinya dan Rayyan mengusap kepala gadis itu agar semakin nyaman.

"Danish! Kita ke kamar aja yuk! Kata Elisha.

"Mau gini aja dulu sebentar, usap kepala gue lagi Ray! Ucapnya sambil meraih tangan Rayyan yang sempat berhenti agar mengusapnya lagi.

"ING!!!!.... Teriak Ayu dari pintu posko yang langsung dihentikan Rion. Tak lama gadis itu mendekat ke bale.

"Kenapa? Tanyanya ketika melihat Danisha bermanaj-manja ke Rayyan.

"Danish lagi sakit, Lo jangan berisik! Kata Rion yang kemudian membuat Ayu meletakkan punggung jemarinya di kening Danisha.

"Panas banget! Kenapa gak dibawa ke dalam aja!

"Anaknya gak mau! Jawab Rion.

"Lo sendiri kenapa dah teriak-teriak gitu! Tanya Elisha.

"Gak jadi! Jawab Ayu ketus sambil mendudukkan dirinya di samping Alvan.
Entah kenapa hatinya sedikit sesak melihat perlakuan Rayyan yang begitu lembut kepada Danisha, bukan sekali dua kali bahkan setiap hari dan setiap saat Rayyan selalu memperhatikan Danisha dengan telaten. Seperti halnya untuk mengingatkan Danisha makan, menyisir rambut gadis itu dan menjemputnya dari sekolah tempatnya mengajar, banyak lagi perlakuan Rayyan yang membuatnya berfikir kalau Rayyan dan Danisha saling menyukai, seperti sekarang ini Danisha yang terlelap dengan kepala berada di pangkuan Rayyan yang mengusap lembut kepala Danisha.
Melihat itu semua hatinya sesak padahal Rayyan juga bukan siapa-siapanya

Tapi sepertinya bukan Ayu saja yang merasakan hal itu, ada satu lagi orang yang  terang-terangan menatap tidak suka perlakuan Rayyan ke Danisha, tapi dia juga hanya diam karena merasa memiliki hak atas Danisha atau mungkin belum.

Raina, Viya dan Verrel hari ini bertugas sebagai piket, tadi ada salah satu warga yang memberi mereka sayur-sayuran  yang dia panen di kebunnya sendiri.
Inggrid menemani Danisha tiduran di kamar karena suhu badan Danisha bukannya turun malah semakin tinggi, awalnya Rania yang mengompres tapi berhubung dia piket hari ini makanya digantikan oleh Inggrid.

Ayu, dan Andra  lagi mempersiapkan proker mereka, sedangkan Alex dan Elisha masih berada di sekolah mungkin sebentar lagi juga sudah pulang.

"Ran, sup buat Danisha udah masak belum nih? Tanya Viya sambil mengaduk-aduk sayur sup buatan Rania.

"Bentar lagi Vi!

"Kalau panas Danisha belum turun-turun juga kita bawa ke rumah sakit aja! Kata Rion sambil memasukkan beberapa sayuran ke dalam kulkas mini.

"Biar gue yang baw nanti! Sahut Alvan tiba-tiba sudah berada di dapur.

"Udah bangun Lo?

"Yang lain kemana? Alvan balik bertanya karena melihat keadaan posko siang itu lumayan sepi.

"Tuh Rayyan lagi di bale, gak tau deh dia lagi ngapain! Ucap Rion.

Kemudian Alvan menyusul Rayyan ke bale yang tengah fokus dengan laptop di depannya.

"Ngapain Lo?

"Game doang!

"Yan! Panggil Alvan

"Hmmm..!

"Lo suka sama Danisha? Pertanyaan dari Alvan barusan membuat Rayyan menghentikan acara main gamenya dan beralih menatap Alvan. Rayyan Sedikit heran, ini bukan Alvan yang selama ini dikenalnya,  itu sebabnya dia sedikit terkejut mendengar Alvan menanyakan hal seperti ini.

"Kok Lo nanya gitu? Tanya Rayyan balik.

"Jawab aja!

Rayyan menghela nafasnya sejenak, hampir semua teman-temannya menanyakan  pertanyaan yang sama padanya mengenai kedekatannya dengan Danisha.

"Yang gue suka itu Ayu bukan Danisha!  Ucap Rayyan yang membuat Alvan mendengus tidak percaya.

"Tapi perlakuan Lo gak menjelaskan itu Yan, Lo suka Ayu tapi Lo care ke Danisha!

"Al  asal Lo tau,  entah kenapa sejak pertama kali ngeliat Danisha, gue seperti ngeliat Emilya!  Dari tingkahnya, manjanya dan semua kelakuannya membuat gue teringat emiliya, rasanya hati gue menghangat kalau udah bersama Ataupun melihat Danisha, itu sebabnya gue selalu perhatian dan manjain Danisha!  Ucap Rayyan lirih dengan tatapan sendunya.

Alvan tau bahkan sangat tau seperti apa sosok Emiliya bagi Rayyan, adik perempuan satu-satunya di keluarga mereka yang tiga tahun lalu meninggal karena sakit.

"Tapi dengan perlakuan Lo ke dia, takutnya dia malah baper, bukan tidak mungkin dia sudah nyaman sama Lo tapi ternyata Lo cintanya malah ke Ayu!

"Danisha udah nganggao gue seperti abangnya sendiri!  Itu sebabnya dia berani manja-manja ataupun merengek ke gue! Jelas Rayyan.

"Lo tau darimana?

"Dia sendiri yang bilang, bahkan kemarin gue Video Call sama nyokap gue ngajak dia, nyokap sampai mau nyamperin kesini karena ngeliat Danisha!  Intinya gue sukanya ke Ayu, walaupun anak itu selalu jutekin gue!

"Cewek-cewek satu kelompok kita semuanya jutek! Kata Alvan sambil tertawa karena memang benar adanya.

"Jutek tapi primadona kampus semua! Tambah Rayyan ikut tertawa.

"Lalu, kapan Lo nembak Danisha? Tanya Rayyan tiba-tiba sontak membuat Alvan yerdian dan menatap Rayyan.

"Gak usah ngelak lagi Lo! Gue tau kalau Lo suka sama Danisha! Ucap Rayyan lagi merangkul bahu Alvan.

Alvan tersenyum menggaruk tengkuknya membenarkan ucapan Rayyan barusan.

Tiba-tiba obrolan keduanya dihentikan oleh kedatangan sebuah palysade putih ke posko mereka, setelah itu tampak keluar seorang perempuan paruh baya yang masih sangat terlihat cantik.

KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang