Bab 32

844 51 3
                                        


Di posko Rania tengah memasak mi instan karena perutnya masih lapar, padahal baru dua jam yang lalu mereka makan malam.

"Lagi masak apa Ran? Tanya Rion mendekati Rania yang lagi memotong-motong sayur sawi.

"Mie, gue laper lagi! Jawabnya.

"Buatin buat gue juga ya! Kata Rion sembari berjalan ke kamar mandi dan Rania mengambil satu bungkus mie instan lagi  dari dalam kardusnya.

Gak lama kemudian dua porsi mie instan siap untuk disantap. Rania memberikan satu porsi ke Rion dan langsung dinikmati oleh laki-laki itu setelah meniupnya terlebih dahulu.

Rania mendudukkan tubuhnya di samping Alex yang tengah memeriksa tugas anak muridnya.

"Wangi banget! Sayang, suapin dong! Pintanya sok mesra padahal diantara mereka saja belum ada kesepakatan untuk kembali menjadi sepasang kekasih. Hanya karena keisengan Danisha tadi pagi yang membuat Rania akhirnya mengakui kalau dirinya masih sangat menginginkan  Alex menjadi pacarnya.

Rania menyuapkan gulungan mie ke mulut Alex setelah meniupnya lebih dulu.

"Makasih sayang! Kata Alex sambil mengunyah suapan Rania lalu kembali memeriksa tugas-tugas muridnya.

Tak sadar dari tadi keduanya diperhatikan oleh Danisha yang tengah duduk di samping Rion sambil memainkan ponselnya.

"Danish! Panggil Elisha.

"Hmmm....

"Lo ada obat nyeri datang bulan gak? Perut gue sakit banget nih! Elisha meringis memegangi perutnya.

"Ada! Sahut Danisha dan langsung menyusul Elisha ke kamar.

"Baru dapet ya?

"Iya, baru tadi datangnya!

"Nih minum! Kata Danisha memberikan satu butir pil ke Elisha lengkap dengan segelas air putih yang  memang selalu Danisha siapkan di kamar.

"Kalau udah Lo rebahan aja, gak usah pecicilan dulu! Kata Danisha lagi dan Elisha pun hanya menurutinya setelah menenggak obatnya.

Tiba-tiba di pintu posko Verrel muncul dengan membawa kantung kresek di tangannya.

"Darimana Lo? Tanya Alex.

"Grosiran!

"Elisha mana? Tanya Verrel kemudian.

"Ada di kamarnya! Jawab Rania.

Verrel berjalan menuju kamar Elisha, pintu kamarnya gak ditutup, ia melihat Elisha lagi meringis memegangi perutnya ditemani Danisha.

"Dek, masih sakit ya? Tanyanya cemas dan Elisha hanya mengangguk.

"Ini minum dulu, baru tiduran lagi! Kata Verrel sambil memberikan kantong kresek yang ia bawa tadi yang ternyata isinya minuman herbal pereda nyeri datang bulan.

"Aku ambilin air hangat ya buat ngompres perutnya! Kata Verrel lagi tapi Elisha malah menggeleng.

"Gak usah, nanti juga baikan kalau udah minum ini! Tadi juga udah minum obat dari Danisha!  Kata Elisha.

Verrel melap keringat di dahi Elisha dengan penuh perhatian, dan itu tidak lepas dari perhatian Danisha dan Inggrid yang baru saja masuk ke kamar.

"Berapa lama biasanya sakitnya? Tanya Verrel lagi, raut wajahnya tampak tegang karena mengkhawatirkan Elisha.

"Eh... Verrel, pacar Lo cuma datang bulan bukan mau melahirkan, gak usah lebay! Protes Inggrid yang tidak tahan dengan drama romantis antara Elisha dan Verrel barusan.

"Tau.... Nanti juga udah baikan tuh! Kata Danisha menambahkan. Mereka iri gays.... Pengen diperhatikan juga tapi sadar mereka jomblo.






Hari ini hari Jumat, itu tandanya jadwal Danisha, Rayyan, Elisha dan Verrel untuk piket,  tapi berhubung karena Rayyan lagi pulang dan belum balik ke posko dan  Elisha juga lagi sakit perut, maka Danisha dan Verrel saja yang piket hari ini. Sebenarnya tadi Inggrid sama Ayu mau bantuin tapi Danisha malah menolaknya karena dia memang paling senang sendirian melakukan sesuatu apalagi kalau memasak, dia tidak suka suasana Rame.

Menu yang dimasak Danisha juga hari ini cukup sederhana, hanya Ayam sama telor disambel, tumisan sayur kangkung dan  kerupuk. Setelah semuanya hampir selesai tiba-tiba lampu di dapur mati, dan Verrel lagi di luar buang sampah untung Danisha sudah selesai menggoreng kerupuk, tinggal beres-beres aja yang belum.

"Kok lampunya gak dihidupin?  Tanya Alvan yang datang dari arah ruang tamu.

"Bukan gak dihidupin, tapi tiba-tiba aja tadi lampunya mati, rusak mungkin!  Jawab Danisha.

Kemudian Alvan  pergi ke kamarnya dan kembali ke dapur lagi dengan membawa bola lampu di tangannya. Lalu Alvan menumpuk dua buah kursi kayu  untuk pijakannya karena tempat lampunya cukup tinggi.

"Boleh pegangin sebentar? Kata Alvan membuat Danisha mengangguk dan menahan kursi kayu yang dipijak Alvan agar tidak goyang.

"Al....!" Panggilnya pelan

"Hmmm....! Sahut Alvan berdehem karena fokus mengganti bola lampu yang rusak tadi.

"Gimana kalau gue goyang-goyangin kursinya? Naaaahh... Keisengan Danisha yang kayak gini yang kadang diluar nalar. Alvan berhenti sebentar hanya untuk melihat kebawah menatap Danisha yang malah nyengir lucu.

"Palingan gue jatuh! Katanya,

"Lo pasti ngamuk sama gue kan?"  Tanya Danisha lagi.

"Sok tau Lo! Kata Alvan sambil turun dari tumpukan kursi kayu  karena ia sudah selesai mengganti bola lampu yang rusak tadi dengan yang baru.

"Thanks ya! Kata Danisha sambil membereskan dapur bekas ia memasak tadi.

"Masih belum siap? Tanya Alvan mendekati Danisha karena ia tau  Hanya gadis itu yang masak,  Verrel cuma bantuin cuci piring dan buang sampah tadi.

"Udah kok!" Jawab Danisha sambil melap kompor.

"Oooh.... Ya sudah, Lo mandi gih biar capeknya hilang! Kata Alvan, setelah itu ia kembali ke ruang tamu meninggalkan Danisha di dapur.

KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang