Bab 36

832 47 0
                                        

Malamnya, mereka sepakat untuk menonton film dari laptopnya Inggrid uang sengaja mereka sambungkan lewat Lcd proyektor, jadilah bioskop Ala-ala mereka. Semuanya Kompak tiduran di ruang tamu, di sofa ada Alex dan Rania yang duduk menyandarkan kepalanya di bahu Alex, di lantai yang sudah mereka lapisi dengan ambal ada Rion, Verrel, Elisha, Viya dan Andra. Sedangkan di bawah kaki mereka ada Danisha, Inggrid, Ayu dan Rayyan, sedangkan Alvan masih mandi, semuanya kompak membawa bantal serta selimut ke ruang tamu.

Verrel mengelus lembut rambut Elisha yang sepertinya sudah tidur duluan padahal film baru mulai.

Danisha yang berada paling pinggir  miring ke kanan menghadap Inggrid yang lagi fokus menonton, bukannya ikutan Danisha malah asyik sendiri dengan ponselnya padahal yang dia lihat hanya  Aplikasi belanja online.

Tiba-tiba ada seseorang merebahkan tubuhnya di samping Danisha, ia langsung menoleh ke belakang ternyata ada Alvan yang dengan santainya tiduran di samping Danisha satu bantal pula.

Sungguh, jantung Danisha rasanya mau lepas dari tubuhnya berada sedekat ini dengan Alvan, mana wangi aroma parfumnya memenuhi indra penciuman Danisha, ia tidak lagi bisa fokus dengan ponselnya ataupun dengan film. Danisha malah sibuk menetralkan detak jantungnya jangan sampai Alvan mendengarnya.

Padahal Alvan bersikap biasa-biasa saja, kenapa malah Danisha gugup seperti ini?

"Lo mau kemana Ray? Tanya Alex yang melihat Rayyan beranjak dari tidurnya.

"Matiin lampu biar kayak di Bioskop!

Sekarang pencahayaan lampu di ruang tamu sudah seperti di dalam bioskop, lampu sudah dimatikan Rayyan barusan dan hanya bergantung pada cahaya dari  pantulan lcd proyektor di dinding.

Danisha memberanikan diri melihat Alvan yang tengah rebahan sambil menopang kepalanya dengan tangannya, dia tidak rebahan sepenuhnya, tapi sialnya dia malah menghadap ke Danisha.

Begitu Danisha berbalik, tatapannya langsung bertemu dengan tatapan tajam Alvan, laki-laki dingin itu menatap dalam ke  bola mata Danisha, kemudian tersenyum lalu mengusap puncak kepala Danisha.

Perlakuan Alvan berhasil mengacak-acak hati Danisha,  Apalagi dia tengah menyimpan rasa pada laki-laki itu,

"Ada apa?" Bisik Alvan pelan persis di telinga Danisha sehingga membuat gadis itu merinding saking gugupnya.

Danisha hanya menggeleng, dan lagi-lagi Alvan tersenyum, walaupun lampu dimatikan tapi Danisha bisa melihat senyum manis Alvan dengan jelas walau dalam pencahayaan remang-remang sekalipun.

"Besok pulang jam berapa? Lagi-lagi Alvan berbisik di telinga Danisha, hal itu membuat jarak mereka semakin dekat.

"Jam satu!" Jawab Danisha pelan ikut berbisik seperti yang Alvan lakukan.

Alvan melirik Inggrid yang lagi tiduran di samping Danisha, jaga-jaga jangan sampai Inggrid mendengarnya, Tampak gadis itu masih fokus dengan film dan sama sekali tidak menyadari ulah Alvan sejak tadi.

"Besok tungguin gue, gue jemput!" Kata Alvan yang malah membuat Danisha mendelik heran.

Meskipun dia masih bingung dengan maksud Alvan yang bilang akan menjemputnya, tapi dia mengiyakan juga, peralahan-lahan Danisha menggeser tubuhnya agar sedikit menjauh dari Alvan demi kesehatan jantungnya. Tapi malah membuat Alvan menatap heran dengan tingkah gadis itu.

"Lo masih takut sama gue?"

Danisha hanya menggeleng, dia bingung dengan posisinya sekarang ini yang menurutnya serba salah,  kalau dia miring ke sebelah kiri pasti udah mepet banget ke Inggrid bisa-bisa dia marah nanti,  kalau dia miring ke sebelah kanan  itu lebih tidak mungkin lagi ia lakukan  karena sudah pasti berhadapan langsung dengan Alvan, mana Alvan masih betah ngeliatin dia lagi, hanya sesekali matanya melihat ke Film yang mereka tonton.

KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang