Bab 15

904 54 1
                                        


Malamnya, keadaan Danisha sudah lebih baik, kepalanya sudah tidak pusing lagi walaupun badannya masih hangat tapi tidak panas tinggi seperti tadi siang dan dia juga gak lemas lagi. Contohnya sekarang aja  dia lagi grasak-grusuk mencari sesuatu di kamar sehingga membuat Elisha dan Raina jengah.

"Lo nyariin apa sih??" Tanya Elisha sewot karena sejak tadi dia sudah jengah dan beberapa kali nyuruh Danisha untuk diam rebahan aja tapi tak dihiraukan oleh gadis itu.

"Danish! Badan Lo masih panas lho gak usah banyak tingkah dulu! Diam gak Lo! Marah Rania sambil berdiri menarik lengan Danisha  dan mendudukkannya dengan paksa.

"Gue nyariin jajanan gue, semalam gue taruh di sini tapi sekarang gak ada!

"Diambil sama Rayyan! Jawab Rania.

Danisha langsung keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan laki-laki tinggi itu.

"Rayyan!!!

Panggilnya ketika melihat Rayyan lagi duduk-duduk di bale bareng Ayu, Inggrid dan Rion.

"Anak Lo tuh! Kata Inggrid sambil cekikan pun Rayyan hanya terkekeh seraya melihat Danisha yang berjalan mendekati mereka.

"Jajanan gue mana, Rania bilang Lo ambil semua! Kata Danisha sambil menadahkan tangannya ke Rayyan, namun bukannya menjawab malah dia menempelkan  punggung jemarinya ke dahi Danisha.

"Badan Lo masih panas Danish, masuk!! !...

"Iya, tapi jajanan gue dulu mana!

"Sama Alvan!"

"Isss...!!!

Danisha kembali masuk ke dalam posko. Tujuannya Alvan, namun dia tidak melihat batang hidung laki-laki itu, di ruang tamu juga hanya ada Viya, Andra, Alex dan Verrel.

"Alvan mana? Tanyanya ke Andra.

"Di kamar!"

Danisha ke kamar utama dan mengetuk kamar milik Alvan, Andra dan Rion.
Gak lama kemudian pintu dibuka dengan Alvan bersandar di daun pintu sambil melipat tangannya di dada.

"Jajanan gue mana? Tanya Danisha langsung tanpa basa-basi.

Sama halnya seperti yang Rayyan lakukan tadi, bukannya menjawab malah menyentuh dahi Danisha.

" Lo masih panas! Ucapnya dan langsung masuk ke dalam kamarnya mencari sesuatu di dalam tasnya. Setelahnya Danisha hanya bisa pasrah karena baru saja Dahinya ditempelin bye-bye fever oleh Alvan, dia kan bukan bayi.

"Jangan di lepas!

Danisha hanya meraba keningnya tanpa berkomentar apapun. Dia belum berani banyak bicara sama Alvan,

"Al, jajanan gue mana? Tanya Danisha Lagi.

"Masih nanya jajanan? Udah gue buang! Lo masih radang, jajanan seperti itu gak baik buat tenggorokan Lo, ntar kalau Lo udah sembuh gue ganti! Ucapnya santai. Gak tau saja kalau Danisha sudah kepalang kesal mendengarnya.

Alvan menatap dalam paras gadis di depannya itu, ia sangat tau kalau Danisha kesal atau bahkan marah padanya karena perihal jajanan yang sebenarnya tidak dia buang melainkan hanya di simpan saja untuk sementara, mengingat pesan Sandara kepada mereka tadi siang agar melarang Danisha untuk tidak makan makanan sembarangan dulu.

Dengan lembut Alvan mengusap  puncak kepala gadis itu sambil bilang

"Kesehatan Lo lebih penting, nanti kalau Lo udah sembuh Lo minta apa aja gue kasih, tapi untuk sekarang nurut ya! Ucapan lembut Alvan membuat Danisha akhirnya mengangguk mengiyakan. Setelahnya Danisha menerima senyum manis dari laki-laki dingin itu, senyum yang jarang bahkan hampir tidak pernah dia perlihatkan kecuali di depan Danisha.

KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang