Bab 11

918 45 1
                                        


Di dalam posko, Andra dan Danisha kompak sedang karokean setalah Andra mengganti jajanan Danisha dengan uangnya. Danisha asyik dangdutan  bareng Andra  sesekali Viya juga ikutan sampai tak sengaja punggung  Danisha  membentur sesuatu dan...

"Maaf!... Gue nggak sengaja! Ucap Danisha lirih karena barusan punggungnya  menabrak Alvan yang  baru akan masuk ke dalam posko.
Alvan hanya diam dan kemudian mengangguk dengan muka datarnya, lalu berlalu dari ruang tamu.

"Kira-kira Alvan marah gak ya?  Ragu-ragu Danisha bertanya pada Andra, bukannya menjawab laki-laki itu malah mengedikkan bahunya.

Yang dilihat Danisha barusan kalau raut wajah Alvan terlihat sedang menahan kesal walaupun tertutup dengan ekspresi datarnya.

"Pasti dia marah! Gumam Danisha sambil bersandar di dinding tepat di samping Viya.

"Minta maaf gih sana!  Suruh Viya masih dengan memainkan ponsel di tangannya.

"Takut gue!...

"CK... Takut apanya? Apa Lo mending milih diam padahal udah jelas-jelas kalau Lo yang salah! Alvan Lho ini bukan Rayyan ataupun Andra!  Ucap Viya lagi.

"Iya nanti deh! Ucap Danisha padahal berani saja dia tidak.

Selesai makan malam dengan menu yang dimasak Danisha, Elisha dan Rayyan selaku petugas piket untuk hari ini.
Inggrid, Rion dan Ayu katanya tadi ke rumah salah satu Warga desa,  katanya mau bahas tentang prokernya Inggrid. Kalau Andra dan Viya lagi keluar mau beli cemilan katanya,  sedangkan Verrel lagi gitaran sambil nyanyi-nyanyi bareng Elisha, Alex dan Rayyan.  Kalau Rania nggak tau dia lagi ngapain di kamar.

Di ruang Tamu awalnya Danisha hanya sendirian mengetik bahan materi untuk besok di sekolah, tapi tiba-tiba Alvan datang yang juga dengan membawa laptopnya, jadilah hanya mereka berdua di ruang tamu fokus dengan laptop masing-masing

Sesekali Danisha melirik Alvan yang lagi serius,  Hal ini seperti kesempatan yang bagus untuk dia gunakan untuk meminta maaf perihal kejadian tadi siang.

"Mmm .. Lo mau kopi?  Tanya Danisha memberanikan diri.

Alvan menatap Danisha sekilas..

"Boleh!" Jawabnya singkat.

Kemudian Danisha pergi ke dapur untuk menyeduh kopi serta teh untuk dirinya.

" Thank's ya! Ucap Alvan begitu kopi yang baru saja di buat Danisha sudah tersaji di depannya.

"Al! Gue minta maaf ya atas kejadian tadi siang yang gue gak sengaja nabrak Lo! Gue bener-bener gak tau kalau Lo ada di belakang gue!  Kata Danisha memberanikan diri sambil meremas kedua jemarinya.

Alvan diam sambil menatap Danisha, mengamati lamat-lamat raut wajah hadis di depannya dan untuk pertama kalinya dia memperlihatkan senyumnya sambil berkata,

"Iya gak apa-apa kok!

Deg!!!!...
Detak jantung Danisha seperti berdetak lebih cepat ditatap seperti itu oleh Alvan plus dikasih senyuman pula. Buru-buru dia mengalihkan tatapannya dari laki-laki di depannya itu, bisa dia rasakan kedua pipinya seperti memanas.

Alvan juga kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda tadi, berbeda dengan Danisha yang sudah melipir ke dalam kamar melarikan diri.

Keesokan harinya Danisha tengah duduk di bale  menunggu Elisha.

"Danish! Kelar ngajar jam berapa? Tanya Rion nyamperin ke bale.

"Jam sebelasan! Kenapa?

"Ntar Lo sama Alvan pergi ke kantor desa ya,  soalnya semalam udah Janji sama pak sekretaris desa ada pertemuan warga di sana, ada pak Nino juga nanti!"

"Kok gue, emang yang lain kemana? Protes Danisha.
Sebenarnya bukan masalah bagi dia di suruh Rion yang ke kantor Desa, tapi yang jadi masalahnya dia perginya berdua dengan Alvan!  Canggung banget.

Rion menghela nafas sejenak menatap Danisha.

"Gue, Rayyan sama Viya ikut penyuluhan  di aula desa,  kalau Inggrid, Rania sama Verrel  lagi rapat sama ibu-ibu PKK untuk membahas pengembangan kuliner daerah, Ayu lagi nemenin Elisha ikut membantu posyandu di puskesmas sedangkan Alex kelar ngajar jam tigaan! Cuma Lo yang senggang waktunya! Jelas Rion membuat Danisha mengangguk lesu.

"Yang semangat dong, gue juga nyuruh Lo karena Pak Nino yang bilang kalau wakil ketua sama salah satu sekretaris aja yang mewakili ke sana!  Andra lagi diskusi sama pemuda-pemuda di sini membahas prokernya, makanya gue minta ke Lo! Lagian kan berdua sama Alvan bukannya sendiri!

"Takut gue! Lirih Danisha.

"Hahh"

" Gue takut sama Alvan! Ulang Danisha tanpa dia sadari kalau  sosok yang mereka bicarakan barusan sudah berdiri di belakangnya  dengan raut wajah datar andalannya.

Rion cengar-cengir merasa geli melihat ekspresi Kikuk Danisha.

"Al! Lo senyum kek biar Danisha gak takut sama Lo! Kata Rion semakin memperjelas

Sumpah, rasanya Danisha mau lari saja dari suasana saat ini, gak kuat jika harus menjadi bahan objek keisengan Rion yang semakin gencar menggodanya di depan Alvan. Walaupun sebenarnya Alvan bersikap biasa saja tapi tetap saja Danisha malu.
Beruntung Alex sama Elisha muncul sehingga gak perlu berlama-lama lagi akhirnya dia bisa kabur dari situasi canggung itu.

KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang