Bab 03

1.2K 53 0
                                        


Danisha, Elisha dan Rayyan berada di mobilnya Alvan, sedangkan Inggrid, ayu dan Verrel ada di mobilnya Rion Dan selebihnya  di mobilnya Andra.

Danisha Berfikir manusia jenis apa sosok yang bernama Alvan ini, walaupun sejak tadi Rayyan yang duduk di sampingnya mengajak untuk sekedar ngobrol, jawabannya hanya singkat-singkat saja lalu setelahnya kembali diam fokus pada jalanan di depannya.

"Desa yang akan kita kunjungi nanti ada akses internetnya gak sih? Tanya Elisa dari bangku belakang.

" Sepertinya ada!"  Gue udah  search di maps, kayaknya bukan jenis perkampungan seperti di pelosok-pelosok gitu, jawab Rayyan.

"Syukur deh!  Soalnya gue gak bisa kalau gak ontime ngasih kabar ke nyokap!

"Anak mami emang harus gitu!" Ucap Rayyan yang kemudian membuat Elisha mendelik tak suka dikatai anak mami padahal memang iya.

"Gue bukan anak mami! Nyokap gue aja yang  kadar kekhawatirannya diluar ekspektasi  BMKG! Ucap Elisha membela diri.

"Laahh...apa hubungannya nyokap Lo sama BMKG?

"Yaaa...gak ada juga sih!!..heheehe....
Elisha hanya nyengir memperlihatkan deretan gigi kelincinya.

"Kalau Lo Danish, anak mami juga? Tanya Rayyan menatap Danisha lewat kaca spion. Danisha hanya tersenyum mengedikkan bahunya.

Lain halnya suasana di mobil Rion, si heboh Ayu disatukan dengan Inggrid sudah pasti rame banget dah!  Belum lagi ditambah kehadiran Verrel dengan segala tingkah randomnya.
Contohnya nih, Keisengan Ayu yang menjodoh-jodohkan Inggrid dengan Rion yang sama-sama duduk di depan.

"Ing!, kalau gue perhatiin lama-lama Lo cocok sama Rion, jadian aja kuy! Ucapnya dari bangku belakang yang memajukan sedikit badannya.

" Mulut Lo Ay!  Kenapa gak Lo aja! Lo juga kan jomblo! Protes Inggrid langsung sedangkan Rion hanya senyum-senyum memperlihatkan kedua dimplenya.

"Gak cocok Ing kalo modelan Ayu jadi pacarnya Rion!  Ujar Verrel yang langsung mendapat geplakan sayang  dari si mungil Ayu.

"Kodok zuma! Maksud Lo apa?  Marahnya sambil melotot garang ke Verrel.

"Mungkin aja Verrel naksir Lo kali Ay!  Ucap Inggrid sontak membuat Verrel bergidik.

"Sorry ..sorry..to say ya Ing!  Jangankan untuk pacar, mengakui dia sepupu aja gue ogah!

"WHAATTTT....!!!! tiba-tiba Rion  menginjak pedal rem mendadak..

"Duuhhh..jidat gue! Ringis Inggrid.

"Gue belum mau mati ya Rion!! Marah Ayu langsung memukul bahu Rion.

"Gue juga belum ngelamar dedek Elisha Rion!  Gue masih mau hidup!  Ucap Verrel. Ketiganya kompak mengusap jidat masing-masing dan sedangkan si tersangka hanya cengar-cengir tak berdosa.

Hanya sekitar dua jam perjalanan, mereka sudah sampai di lokasi desa Karya Indah.  Sebuah pedesaan yang terbilang cukup modern dan maju. Melihat dari sepanjang perjalanan yang mereka lewati tadi, sawah-sawah  dan perkebunan yang luas serta lahan-lahan yang sudah ditanami sayur-sayuran, sudah bisa dipastikan kalau mayoritas mata pencarian warga di desa ini adalah bertani. Walaupun sebagian ada juga yang membuka usaha kecil-kecilan sebagai pedagang sembako dan rumah makan.

"Rumah kepala desanya dimana ya? Gumam Viya yang masih mengunyah bakso bakar yang mereka beli tadi di salah satu warung yang mereka lewati .

"Kita tanya aja, tuh.. ada orang!  Ujar Verrel yang iseng memainkan rambut panjang Elisha, walaupun sudah ditepis berkali-kali oleh yang punya.

"Permisi mas!  Sapa Inggrid sopan, begitu melihat seorang pemuda hendak melewati mereka.

"Ya, ada apa ya?" Ucap si pemuda itu menghentikan langkahnya.

"Mau numpang tanya mas, Kita semua mau ke rumah pak kepala desa,  kira-kira rumahnya dimana ya? Tanya Inggrid pada si pemuda tadi yang memakai Hoodie berwarna hitam.

"Oh,, Gak jauh kok mbak!  Lurus aja ikuti jalan ini,  ada perempatan  belok  ke kiri nanti ada Mesjid  di samping pos ronda, nah... Di depannya Rumah Pak kades!

"Ooo... Terimakasih banyak ya mas!  Ucap Inggrid tersenyum ramah dan diiyakan oleh si pemuda tadi sebelum melanjutkan perjalanannya.

Keduabelas  mahasiswa itu berjalan menyusuri jalan mengikuti petunjuk si pemuda tadi,  mobil sengaja mereka titipkan di salah satu warung  tempat mereka membeli bakso bakar tadi, karena jalan itu tidak cukup luas untuk dilalui mobil, sebenarnya bisa cuma kalau berpapasan dengan mobil lain bakalan susah, harus mundur salah satunya.

Daritadi Danisha diam tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, panas matahari membuat tenggorokannya sedikit perih, muka putihnya sudah memerah karena kepanasan! Elisha yang melihatnya buru-buru mendekati gadis itu.

"Danish! Lo kenapa? Ucap Elisha sehingga membuat yang lain juga ikut memperhatikan Danisha.

"Gue nggak apa-apa! Cuma kepanasan aja! Jawab Danisha  seraya mengusap keringat di dahinya.

"Nih minum dulu Danish!  Rayyan memberi  air mineral botol yang tutupnya sudah ia buka,

"Makasih Ray! Ucap Danisha dan langsung menenggak air mineral itu.

"Kalau Rayyan di dekat Danish gitu, vibesnya kayak Bapak dan anak ya kan?  Celetuk Ayu tiba-tiba  membuat yang lain tertawa.

"Iya...Lo emaknya! Balas Rayyan.

"Diihh...ogah gue!

"Sekarang aja ogah, ntar Lo kecantol juga sama gue!

"Ay! Kalian cocok lho!  Komentar Inggrid balas dendam  atas ucapan Atu di mobil tadi yang menjodoh-jodohkannya dengan Rion.

"Ayu sama Rayyan, Inggrid sama Rion dan Elisha sama Verrel,  KKN kali ini  judulnya Kelar Kuliah Nikah!  Ucap Danisha terkekeh  memperlihatkan  senyumnya yang sangat manis dan baru kali ini ia perlihatkan.

"Duhhh...cantiknya! Ucap Andra yang  yang sedari tadi diam di samping Alex yang sejak tadi sudah mengeluh lapar.  Bukan cuma Andra saja yang seperti terpesona dengan senyum manis Danisha, manusia es itu juga seperti terhipnotis sesaat setelah melihat Danisha tertawa manis.

"Danish! Hati-hati Lo jangan sampai  tergoda sama mulut- mulut buaya!  Elisha langsung sinis ke Verrel  setelah mengucapkan kalimat itu.  Sedangkan laki-laki berkulit Tan itu hanya berpura-pura cemberut.

"Tenang aja sha!  Gue udah punya sertifikat jadi pawang buaya!  Ucap Danisha lagi yang tiba-tiba langsung ditatap tajam oleh satu-satunya orang yang sejak tadi berjalan di depan mereka.

"Sha! Bisiknya di telinga Elisha.

"Hmm"

"Agak ngeri gue ngeliat Alvan! Bisiknya lagi pelan agar laki-laki di depan mereka tidak mendengar.

"Dia memang pendiam, tapi aslinya dia baik kok! Bukan Elisha yang menjawab  tapi Rayyan, kedua gadis itu mendekat dan mengapit tubuh laki-laki tinggi itu.

"Ray, tau darimana Lo? Tadi aja di mobil Lo dicuekin! Bisik Elisha lagi.

"Tau nih! Tambah Danisha.

"Gue, Rion dan Alvan kita sohiban, Jelas gue tau lah!

"Kok kalian mau temenan sama manusia modelna dia? Tanya Danisha lagi.

"Tadi kan gue dah bilang kalau Alvan itu aslinya baik! Ucap Rayyan dengan suara yang lumayan keras, sehingga membuat si empunya nama menoleh seketika karena merasa dirinya disebut.

"Sorry Al, katanya Danisha penasaran sama Lo!  Ucap Rayyan menjahili Danisha.

"He..he..he.. nggak kok! Tadi Elisha yang nanya! Ucapnya berkilah dengan pipi yang memerah.

"Apa..an! Bukan gue ya, ! Protes Elisha tak terima.

"Kan Lo duluan yang nanya ke Rayyan tadi!  Balas Danisha tak terima.

"Sudah..sudah! Kita sudah sampai di rumah pak kades, masa kalian ribut!  Kaya Rion menengahi yang langsung membuat kedua gadis itu diam.

KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang