Chapter 2

38 3 0
                                    

_o0●0o_Devil Number 4–0o●o0–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0●0o_
Devil Number 4
–0o●o0–


"Aku adalah iblis yang akan menyelamatkanmu."

Pria yang mengaku iblis itu memperkenalkan dirinya dengan bangga di depan Yeji. Sementara gadis itu hanya bisa tergugu, menatapnya dengan pandangan bingung. Dia masih kesulitan mencerna keadaan. Kedatangan seorang pria asing yang tiba-tiba masuk ke kamarnya saja sudah aneh, apalagi kini pria berpakaian necis itu mengaku dirinya adalah iblis. Apa ini lelucon? Di mana kameranya?

"Apa maksud—"

Tok tok! Ketukan pintu menginterupsi keduanya. Yeji menoleh ke arah pintu yang diketok. 

Ia membukakan pintu. "Oh, Jimin. Ada apa?"

"Yeji, kau baik-baik saja? Hujannya deras." Jimin memanjangkan leher untuk mengintip kamar Yeji, dia tahu gadis itu pasti sedang kesusahan. "Perlu kubantu?"

Saat membicarakan kamar, Yeji jadi teringat pria yang mengaku iblis padanya barusan. Gawat. Dia tidak boleh membiarkan Jimin melihat pria itu di kamarnya. 

"Ah, itu!" Yeji berujar setengah panik. Dia menoleh ke belakang, di mana lelaki asing tadi sempat berdiri di sana.

Namun, nihil. Pria itu menghilang.

"Eh? Tadi dia barusan ada di sini," gumam Yeji.

Sejak kapan pria asing itu menghilang? Padahal belum lama ia berbincang dengannya.

"Yeji, kalau ada cucian yang belum kau cuci, berikan saja padaku biar kubawa ke penatu. Kau fokus membersihkan lantainya saja dulu."

Yeji tidak mengacuhkan lagi perkataan Jimin. Yang dia herankan sekarang,

ke mana perginya pria itu?

.

.

.

.

.

Setelah hujan reda, Yeji memutuskan untuk menjemur pakaiannya di rooftop asrama.

Dia menolak tawaran Jimin, tentu saja karena ia tidak punya uang untuk me-loundry pakaiannya.

Sisa-sisa hujan meninggalkan hawa dingin yang menggigit. Namun, Yeji tak begitu menggubrisnya. Pikirannya kini tengah berkelana. Sembari menjepit pakaiannya ke tali jemuran, Yeji masih memikirkan ke mana perginya pria aneh itu.

"Sebentar lagi hujan turun, loh."

Sebuah suara terdengar dari arah belakang.

Pria itu datang lagi.

"Ba-bagaimana kau bisa.. tadi juga.. tiba-tiba menghilang," ucap Yeji terbata-bata, ia meremas bajunya yang hendak dijemur.

Iblis itu memijit keningnya lelah. Gadis di depannya ini benarlah manusia yang lugu. "Itu karena aku bukan makhluk biasa," dia menjelaskan dengan nada sabar, menahan diri tidak menggerutu. "Sudah kubilang, 'kan, aku ini iblis yang akan menolongmu.

devil number 4 - [hhj x hyj]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang