Chapter 3

36 3 1
                                    

_o0●0o_Devil Number 4–0o●o0–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0●0o_
Devil Number 4
–0o●o0–


Hari yang seperti badai itu akhirnya berlalu.

Pagi menyongsong dengan sangat cepat. Sinar matahari menelusup masuk lewat celah jendela-jendela kamar penghuni Asrama Wanita Jangmi. Beberapa yang sudah bangun, segera menuju kamar mandi, bebersih diri dan bersiap untuk ke kampus. Sebagian yang tak ada kelas pagi, melanjutkan mimpi di alam kapuk. Sementara Yeji termasuk yang punya kelas pagi tapi bangun terlambat. 

"Aduh aku bisa telat!"

Dia memasukkan buku catatan dan materi perkuliahannya ke dalam tas gendong birunya. Mengabaikan sarapan dan mengenakan sepatunya buru-buru. Namun, sebelum dia membuka pintu kamarnya, ia melirik payung marun itu. Menatapnya lama. Ternyata yang kemarin itu bukan halusinasi.

Dia mengambil payung itu. Sudah kering. Dia menimang-nimang apakah harus membawanya atau tidak. Tapi akhirnya dia memilih untuk menutupnya hingga menguncup. 

"Hari ini tidak akan hujan, 'kan?"

.

.

.

.

.

Di antara keramaian siang itu, seorang pria dengan dandanan nyentrik berjalan membelah jalanan yang ramai dengan percaya diri. Di salah satu telinganya terpasang headset wireless. Sambungan telepon masih tersambung di sana. 

"Wah, sudah lama aku tidak ke sini," katanya santai. "Terlalu berisik dan ramai."

"Tuan Iblis, kenapa Anda pakai baju itu? Di dunia manusia kita harus selalu memakai jas!"

Suara dari sambungan telepon berujar panik, mengingatkan gaya berpakaian si iblis. Pasalnya pria itu mengenakan kemeja pendek merah muda dengan motif dedaunan musim gugur serta celana jins—yang mana itu sangatlah menyalahi aturan cara berpakaian iblis.

"Zaman sudah berubah. Aku akan terlihat membosankan kalau memakai jas terus."

"Tapi iblis hanya diperbolehkan memakai jas saat bertugas."

"Hei, ayolah, jangan begitu pada sesama iblis." Iblis yang menjabat sebagai Manager Seoul itu menyahut lagi, "Lagi pula ini akan menarik perhatian manusia."

Dia menurunkan kaca mata gayanya dan mengedip genit pada wanita yang lewat. Menebar pesona layaknya manusia. Wanita itu balik menatapnya, tersenyum simpul. Membuat iblis itu merasa tampilannya benar-benar menarik di mata manusia.

"Halo? Iblis Nomor 313? Anda masih di sana? Tolong jawab saya."

Iblis itu mendecak, " Jadi tugasku kali ini apa?"

.

.

.

.

devil number 4 - [hhj x hyj]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang