Janji untuk menonton film itu jadi terlaksana. Untungnya hari ini cerah setelah Seoul diguyur hujan deras beberapa hari terakhir. Suasana lobi bioskop waktu itu tak begitu ramai pengunjung. Soobin sebagai yang hadir paling awal berinisiatif untuk memesan tiket dan makanan sebelum Yeji datang.
"Ini pesanan Anda."
"Terima kasih."
Soobin menerima uluran popcorn rasa karamel berukuran bucket besar dan dua gelas cola. Ia pikir rasanya tidak lengkap menonton film tanpa mengunyah sesuatu. Lalu ia iseng mencicip, rasa gurih manis berondong jagung yang hangat itu terasa pas di lidah. Enak.
"Soobin!" Yang dipanggil menoleh dan mendapati Yeji melambaikan tangan padanya.
"Oh, Yeji!" Soobin tidak bisa balas lambaian itu karena kedua tangannya saat ini penuh dengan makanan dan minuman. "Tolong bantu aku bawakan ini."
Yeji berlari kecil menghampirinya dan langsung muatan dari tangan pemuda itu. "Sini sini."
Setelah memperhatikan gadis itu dari dekat, Soobin baru menyadari sesuatu. "Akhirnya kau memakai baju itu."
Soobin terpana melihat penampilan Yeji saat ini. Gaun marun itu tampak cocok di tubuhnya, melekat anggun dan feminin. Tanpa kaca mata dan rambut panjangnya dibiarkan tergerai bebas membuat Yeji tampak seperti gadis yang berbeda.
"Aneh, ya?" ucap Yeji ragu-ragu.
"Tidak sama sekali!" Soobin hampir tersedak salivanya sendiri saking cepatnya dia menyanggah. "Cocok, kok." Cantik.
Yeji mengulum senyum. "Omong-omong Chaewon di mana? Belum sampai, ya?"
Seketika Soobin teringat lagi satu teman mereka yang seharusnya berada di sini. "Dia bilang ada keperluan mendadak, jadi tidak bisa ikut."
Yeji mengangguk. "Ah, begitu. Sayang sekali."
Keduanya kemudian berjalan memasuki ruang bioskop setelah pintu teater dibuka. Tanpa keduanya sadari kalau Chaewon memang sengaja tidak ikut agar Soobin dan Yeji bisa menikmati 'kencan' mereka tanpa dirinya.
Sepanjang film, Yeji tampak menikmati filmnya. Saat adegan sedih ia tampak sedih dan tertawa bersama penonton lainnya saat lawakan dilempar di tengah-tengah adegan tegang. Sedang Soobin tak sepenuhnya fokus menonton, sesekali dia melirik Yeji yang tampak cantik di sampingnya. Hingga hampir dua jam kemudian film pun berakhir. Para penonton mulai keluar meninggalkan ruang bioskop secara teratur.
"Bagaimana filmnya?" Soobin bertanya begitu mereka sudah keluar dari ruang bioskop.
"Bagus. Kita tidak salah pilih film," jawab Yeji dengan senyum manis di wajah.
"Syukurlah." Soobin mengulum senyum.
Kini Soobin menjadi bimbang. Film yang mereka tonton selesai lebih lama dari perkiraannya, tak terasa jam makan malam sudah lewat. Kalau dia mengajak Yeji untuk makan malam sekarang takutnya terdengar aneh. Namun, untungnya saat itu tak jauh di sana dia melihat stan penjual sandwich di sudut mall.
"Eh, bagaimana kalau kita makan itu?" tunjuk Soobin. "Kita bisa makan sambil jalan kaki."
Yeji ikut menoleh pada arah yang ditunjuk Soobin. Dalam benaknya dia berpikir mungkin pemuda itu kelaparan. Maka dia mengiyakan ajakan itu.
Jadilah keduanya mengganjal perut dengan sebungkus roti lapis yang cukup besar. Malam itu langit tampak tidak akan turun hujan. Sepanjang jalan mereka diterangi oleh lampu jalan yang berpendar terang di beberapa titik. Tidak begitu sepi, sesekali mereka berpapasan dengan pejalan kaki lain di trotoar. Yeji dan Soobin mengunyah sambil jalan beriringan. Sambil makan, sambil mengobrol. Itu sudah jadi kebiasaan mereka untuk membunuh waktu hingga tiba ke tempat tujuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
devil number 4 - [hhj x hyj]
Фанфик[Devil Number 4 | Webtoon!AU | Devil!Hyunjin X Human!Yeji] Hwang Yeji, si mahasiswa miskin yang hampir putus asa pada hidupnya. Suatu hari, datang padanya seorang iblis tampan yang menawarkan kenikmatan dunia yang bisa ia genggam jika Yeji mau membu...