Chapter 9

31 2 1
                                    

_o0●0o_Devil Number 4–0o●o0–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0●0o_
Devil Number 4
–0o●o0–


"Permohonanmu sudah kukabulkan, jadi sekarang kau harus membayarnya."

Yeji mengerjap satu dua kali. Dia teringat perkataannya kemarin pada sang iblis. Permohonannya. "Ah, benar. Apa sekarang waktunya kita menandatangani kontrak?"

Sang iblis menaikkan sebelas alisnya. "Nona pelanggan."

"Ya?"

Iblis itu kini menumpu pipi pada sebelah tangan, wajah tampannya menatap Yeji lekat-lekat. Dia berkata datar, "Anda tidak bisa membuat kontrak demi kepentingan orang lain."

"Oh.. Aaah... Begitu ya?" Yeji baru menyadari ada peraturan seperti itu dalam membuat perjanjian. Dia pikir selama manusia mengucapkan permohonannya dan sang iblis setuju, maka sudah sah begitu saja. "Ternyata peraturannya cukup ketat juga, ya."

"Makanya," ujar sang iblis malas.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya, Yeji terbangun ketika bintang timur bersinar menerobos kamarnya dengan hangat. Meskipun baru kembali ke kamarnya larut malam, Yeji ternyata bisa tidur dengan sangat nyenyak. Mungkin karena kamar barunya itu punya kasur empuk dengan fasilitas yang lengkap. Ia kemudian mengucek matanya yang lengket, berjalan ke luar kamar sembari mengumpulkan nyawanya.

"Oh! Yeji kau sudah bangun?"

Saat turun dia mendapati Jimin dan Chaeyeon sedang berkutat di dapur.

"Kalian sedang apa?" tanyanya dengan suara serak.

Chaeyeon yang berdiri di depan panci mengepul menyahut, "Kami sedang memasak, ayo sarapan bersama."

"Kami hanya memasak dari bahan yang ada," Jimin menambahi. "Kupikir karena ini rumah baru tidak ada bahan masakan sama sekali, tapi ternyata semuanya lengkap."

Aeri yang datang dari arah lain menyapa Yeji. Kedua tangannya membawa mangkuk yang sudah diisi nasi hangat. "Kau sudah bangun? Ayo duduk. Kita sarapan bersama."

Gadis itu mendorong tubuh Yeji yang linglung untuk duduk di kursi. Sementara di atas meja sudah terhidang beberapa lauk yang masih hangat, sangat menggugah selera. Dia disuguhi pula semangkuk nasi oleh Aeri. Perutnya seketika berbunyi lapar, aroma masakan yang dibuat teman-temannya tampaklah menggoda. Tapi ada satu kekhawatiran yang mengganjal di benaknya. 

"Apa kita boleh seperti ini?"

Ketiga gadis itu saling pandang.

"Memangnya kenapa? Ini kan disiapkan untuk dipakai bersama. Kalau jadi masalah kita tinggal makan bersama saja," sahut Chaeyeon enteng.

devil number 4 - [hhj x hyj]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang