Chapter 1

63 5 0
                                    

_o0●0o_Devil Number 4–0o●o0–

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0●0o_
Devil Number 4
–0o●o0–


Seorang pria muncul dalam mimpinya.

Di mimpi itu, hamparan bunga bernuansa putih dan peach membentang sepanjang mata memandang. Yeji mengenakan gaun sewarna merah hati. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai bebas dibelai angin.

Sementara tak jauh darinya, ada seekor burung yang bertengger di ranting. Makhluk itu mencicit-cicit riang. Dedaunan di ranting tempatnya bertengger gugur satu per satu, melayang-layang dihembus angin. Sepoi angin itu juga turut menyapu rambut Yeji saat ia membalik badan.

Lalu seekor burung terbang ke arahnya. Dia hinggap di jari telunjuk Yeji. Anehnya, burung yang semula ia kira burung, nyatanya bukanlah burung. 

"Eh? Burung kelinci?" 

Yeji terheran pada bentuk kepalanya yang serupa kelinci tetapi badannya burung. Ia yakin bentuknya sama seperti burung pada umumnya. Mungkin kah dia siluman kelinci-burung? Atau di dunia mimpi burung bisa bersilang dengan kelinci?

Saat masih terkesan memandangi makhluk mungil itu, suara berat seorang pria mengagetkan mereka. Si burung sontak mengepakkan sayapnya, terbang menjauh. Sementara Yeji menoleh ke sumber suara.

"Di sini kau rupanya."

Yeji hanya diam menatap pria itu. Dia mengenakan setelan jas formal berwarna biru dongker dan kemeja hitam. Tubuhnya tinggi tegap. Rambut gondrongnya ditata dengan gaya. Sosoknya tampak jelas, hanya wajahnya yang buram kabur.

"Sudah lama aku menunggumu."

Dia berucap lagi, Yeji kebingungan. Saat itu, ia tidak paham maksud mimpinya. Tapi satu hal yang bisa ia pastikan—

pria ini sangat tampan.

.

.

.

.

.

Kemudian ia terbangun dengan posisi telungkup di kamar asramanya. 

Perlahan ia mengerjapkan mata. Saat itu ia menyadari pria yang ditemuinya barusan hanyalah bunga tidur semata. Yeji mengambil ponselnya yang masih dalam keadaan ter-charge sejak semalam. Saat ia mencoba menghidupkan benda tipis itu, dia tidak mau menyala. Apa sudah rusak, ya?

Benda itu memang sudah butut, sering berulah, tapi ia tidak punya uang untuk membetulkannya apalagi menggantinya dengan yang baru.

Ah, mungkin sudah saatnya, pikir gadis itu. Cepat atau lambat ponselnya memang akan rusak. Ia putuskan untuk tidak mengacuhkan ponselnya, meletakkan kembali benda itu dan meraih handuk untuk pergi mandi. Ada kelas pagi yang harus ia hadiri hari ini.

Usai membersihkan diri, Yeji keluar dari bilik kamar mandi dan menemukan seorang penghuni asrama lain tengah berdiri di depan wastafel. Ia kenal gadis bernama Jimin itu. Di antara penghuni Asrama Wanita Jangmi lainnya, Yeji sedikit lebih akrab dengan gadis itu. Dengan yang lain, Yeji hanya sekadar tahu nama.

devil number 4 - [hhj x hyj]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang