33

59 11 2
                                    

Pemberitahuan kereta sebentar lagi akan datang. Ketika kereta datang Ella bangkit dari duduknya lalu bergegas memasuki salah satu gerbong kereta dan mendapatkan kursinya.

Hari ini Ella memilih kereta menjadi alat transportasinya. Selain menghindari kemacetan, kantornya sekarang dekat dengan stasiun. Hanya dengan berjalan kaki saja Ella menikmati perjalanannya sambil mendengar playlist lagu melalui earphone.

Banyak hal yang terjadi setelah pertemuan terakhirnya dengan Ken lima tahun yang lalu. Pada saat itu Ella bersedia menghadiri kantor pengadilan yang dimana keputusan hukuman Ken akan ditentukan secara mutlak.

Di pengadilan Ella ditemani Ajik. Ajik menemaninya dengan pakaian tertutup. Wajahnya ditutupi masker dan memakai topi supaya tidak mudah dikenali. Ia terpaksa melakukannya karena namanya tercantum di pencarian orang pada media dan juga atas perintah Ken.

Di sana tak hanya Ken, ada Ali, Seta, Janu, Amar, bahkan Angger dan beberapa anak buahnya yang tertangkap berada di depan podium. Di mana mereka akan mendapatkan hukuman.

Namun Ella tak melihat Jirish di sana. Banyak dugaan yang memenuhi kepala Ella tentang keberadaan pria itu. Melalui bisimannya Ajik menjelaskan kalau pengadilan Jirish akan dilakukan secara tertutup. Jirish adalah salah satu anggota parlemen pemerintahan luar yang musti dilindungi. Mendengar penjelasan Ajik, Ella menunduk mengerti.

Hukuman disebutkan untuk Angger, Ali, Seta, Amar dan Janu. Mereka dikenakan hukuman selama tiga setengah tahun dengan denda ratusan juta.

Sementara Ken—dengan seulas senyum Ken menerima hukumannya selama lima tahun dengan denda yang lebih berat. Tidak ada penangguhan atau pengajuan apapun untuk meringankan hukumannya di sana, semua menyetujui keputusan hakim yang ditentukan.

Hingga pelukan terakhir yang Ella dapatkan dari Ken menghasilkan kesabaran dan keteguhan pada dirinya sampai sekarang. Walau terkadang Ella musti menarik napas sedalam mungkin ketika mengingat momen tersebut.

Tunggu aku. Aku tidak akan lama. Aku akan kembali. Aku berjanji.

Begitu pesan terakhir Ken pada Ella sebelum pria itu dibawa aparat untuk memulai masa hukuman.

Selama pria itu dipenjara, Ella setia mengunjungi. Menemuinya dengan berbagai makanan yang bisa Ella suguhkan padanya. Ken selalu menyambut kedatangan wanitanya kala itu, sampai Ken meminta Ella untuk tidak menemuinya lagi.

Tentu permintaan tersebut menumbuhkan berbagai pertanyaan. Ada apa, kenapa, jawaban Ken hanyalah tidak ingin membuang waktu Ella hanya untuk terus mengunjunginya saja.

Ken meminta Ella untuk melanjutkan hidup sebagaimana mestinya. Wanita itu memiliki banyak pengalaman. Ken ingin Ella kembali bekerja. Atau melakukan yang mengembangkan ilmu pengetahuan, hobi atau kesukaan. Hal itu akan membuatnya bertemu dengan banyak orang baru dan menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Bukan mengunjungi rutan di setiap minggunya.

Awalnya Ella menolak. Setelah Ken dipenjara hidupnya pun juga ikut dipenjara. Namun Ken tidak berhenti merayunya, membujuknya, sampai pada akhirnya Ella menyerah dan memulai harinya dengan hal baru. Meski awalnya pun Ella tidak berminat.

Selama kakinya melangkah ke kehidupan yang baru, rasa rindu terus mengiris senyumnya. Pria itu selalu Ella rindukan. Disaat Ella menghabiskan waktu untuk membaca buku di perpustakaan kota, ada segelintir orang yang memiliki aroma yang sama dengan Ken. Hal itu mengikatkannya kembali pada kenangan masa lalu. Masa yang selalu merenggut kesadaraan hingga Ella merintikkan air mata.

Disaat Ella mencoba untuk belajar memasak kue di kelas baking, lagi dan lagi ada seseorang yang berpenampilannya seperti Ken. Pria yang mengenakan coat panjang itu memiliki selera yang sama dengan Ken membuat Ella yang melihat itu kembali merindukannya.

Taste RelieverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang