29

54 6 1
                                    

Sebuah pesta akan selalu diadakan meriah dan mewah. Tentu itupun juga dengan pesta pelantikan Menteri di Wilayah Utara.

Interior didekor semewah dan semeriah mungkin. Musik dan kudapan turut memeriahkan acara. Yang menghadiri pesta tak salah bersaing menunjukkan betapa glamornya mereka dengan pakaian dan aksesoris yang dikenakan.

Ken menjadi salah satunya. Ken menyiapkan penampilannya semewah mungkin. Namun tidak dengan jas kebesaran yang biasa ia kenakan. Ia hanya memakai pakaian formal berwarna abu-abu—jas berbahan wol terbaik dengan celana panjang yang tampak licin dan elegan. Ditambah aksen kalung rantang di leher jenjangnya, juga sarung tangan maroon melekat di kedua tangannya.

Ken tinggal menyisir rambutnya ke atas dengan jemarinya yang lentik. Baru ia melangkahkan kakinya menghampiri Ali yang sudah siap sedar tadi menunggu majikannya.

Seperti biasa, Ken pergi bersama Ali, Seta, Janu dan Amar. Karena mereka akan menghadiri acara formal, penampilan Seta, Amar dan Janu juga diharuskan rapi. Untuk Amar dan Janu, mereka tidak menggunakan motor sebagai kendaraan. Mereka menggunakan mobil lainnya mengikuti mobil Seta yang membawa Ali dan Ken.

"Tamu yang datang adalah para petinggi wilayah, hingga Gubernur Wilayah Utara." Ali menjelaskan siapa saja tamu yang menghadiri acara tersebut.

"Informasinya acara akan diselenggarakan secara formal terlebih dulu, baru menjelang tengah malam menjadi acara erotis. Aparat penegak hukum sudah standby sampai acara selesai."

"Tidak ada acara lain selain acara erotis?" Tanya Ken memastikan.

Acara seperti itu sudah biasa Ken hadiri. Hanya saja ada beberapa acara yang berani melakukan kegiatan ilegal.

Mengingat Ella bersama orang itu, Ken sedikit gelisah. Orang yang menganggap dirinya adalah seorang Ayah selalu melakukan hal yang tak terduga.

Apalagi orang itu mulai tahu Ella adalah kelemahannya saat ini.

"Kalau itu belum ada informasi tambahan lagi Tuan," ujar Ali sambil memegang tab nya. "Saya baru dapat informasi seperti itu. Disana juga sudah ada beberapa anggota Tombak Api. Termasuk Angger—sudah sampai setengah jam yang lalu."

"Apa Angger menemukan Ella?"

Ali tahu kalau Ken sangat mengkhawatirkan Ella. Meski Ken berusaha tidak menunjukkan kekhawatiran tersebut, namun Ali masih bisa menangkapnya dengan jelas.

Ella sungguh berhasil membuat majikannya berubah.

"Saat ini.. belum."

Ken perlahan menghembuskan napas, guna mengurangi debaran gelisah yang ia derita.

Merasa aneh dan tidak nyaman, Ken beberapa kali merenggangkan lehernya dari rasa lelah yang tiba-tiba menggerogotinya.

Mobil mereka tiba di sebuah gedung ternama di Wilayah Utara. Ken keluar dari mobil setelah Ali membukakan pintu. Disusul Seta, Janu dan Amar di mobil lainnya.

Seperti dugaan diawal, pesta tersebut tampak meriah. Bahkan turut mengundang artis ternama untuk mengisi acara. Tapi Ken tidak tertarik dengan itu.

Ken justru melangkah ke lantai atas. Mencari sebuah ruangan familiar yang Ken yakini ada orang itu di sana.

Sambil melangkah, Ken menemukan Angger dengan segelas wine di tangannya.

"Gue lihat ada Bob di sini." Ujaran Angger menghentikan langkah Ken sejenak. Ali berubah kikuk karena kehadiran Bob terlewatkan begitu saja. Dan mendengar itu kegelisahan Ken semakin menguar.

"Kau siap jika harus melakukan keributan disini?"

Angger menyeringai, "gue siap kapanpun."

+++++

Taste RelieverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang