"Kenapa kamu hanya di sini? Kamu tidak berenang atau apa gitu?"
Ella tiba di hotel dan melihat Ken menatap jendela yang menyuguhi pemandangan laut yang menakjubkan.
Terbukti Ella hampir saja menggelapkan seluruh tubuhnya setelah ia teringat dengan pesan Ken yang menyuruhkan ke hotel sebelum matahari meninggi.
Bermain di pantai tadi sangat memuaskan. Bahkan tadi Ella sempat diajak bermain voli dengan pengunjung lain.
Pria itu membalikkan badan, dengan segelas minuman digenggamannya. "Panas. Mending di sini."
Ella mendengus. Bisa bisanya pria itu hanya menikmati keindahan pantai dengan berdiam diri di kamar.
"Memang begitu cara menikmati pantai. Aku nggak pernah dengar ada orang menikmati pantai hanya di dalam kamar saja selain dirimu. Kamu aneh sekali."Cibiran Ella tak memengaruhinya. Ken menegak minumannya sampai habis. "I'am."
Ella mulai jengah menghadapi Ken yang sesukanya. Daripada ia menghabiskan waktu dengan keributan dan ia pun juga sudah lelah, Ella segera beranjak ke kamar lainnya.
Setelah berganti baju wanita itu membaringkan diri, menikmati udara dingin di kamarnya dengan tenang kemudian menarik bantal untuk dipeluk. Ella begitu menikmati kenyamanannya sampai ia tidak menyadari bahwa Ken sudah berdiri di ambang pintu sambil memandanginya.
Merasa diperhatikan, Ella mendongak lalu mendengus disaat tatapannya dibalas Ken.
"Kamu tidur?"
Ella membalasnya dengan nada sinis. "Main bola. Ya tidur lah!"
"Kamu senang main di pantai?" Ella mulai beringsut dan menatap Ken sekilas.
"Senang." Ella sontak tersenyum.
Ken mendengus geli, "bagus pantainya?"
"Kalau nggak bagus, aku nggak mungkin hampir seharian main di pantai. Lagipula kenapa kamu nggak ikut main sih? Aku sampai diajak main bola voli sama orang-orang di sana. Kamu pasti melihat ku kan?"
"Aku melihatnya. Seru." Ujarannya tak mencerminan raut wajahnya yang datar. Ella agak kesal melihat wajah itu.
"Ngomong-ngomong kita belum makan siang," Ken kini mendekatinya dan menarik ujung baju Ella. "Aku sengaja menunggu mu padahal aku lapar sekali."
"Kenapa harus menunggu ku? Kamu bisa makan duluan tanpa harus tunggu aku." Sungut Ella dibalik bantal. Ia belum mau beranjak. Lelah masih memguasai.
Namun Ken kembali menarik bajunya hingga Ella mulai mengerang kesal dan membalas dengan menarik bajunya.
"Kalau kamu tidak makan, aku akan kewalahan." Dengan cara lain Ken kini menarik lengan Ella. Ella kembali bersungut.
"Aku malas makan. Kamu saja sana! Atau bawakan saja ke kamar."
"Ikut ke bawah atau aku robek baju mu sampai lepas." Ancaman Ken berhasil membangunkan kemarahan singa.
"Sekarang, bangun!"
Akhirnya Ella menyerah sebelum bajunya beneran terlepas darinya.
+++++
Ella dan Ken berada di restoran hotel. Konsep semi outdoor yang tidak terlalu luas untuk restoran bintang 5, tampak minimalis namun tak mengurangi kesan mewah. Ella diam-diam terpukau dengan warna dan dekorasi yang memenuhi area restoran.
Tak hanya suasana restoran, hidangan yang disajikan juga beragam. Dari lokal hingga manca negara. Ella hanya memilih menu lokal sementara Ken baru memesan sampanye. Tak lama kemudian pesanan mereka tiba di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste Reliever
RomanceImpian pernikahan yang Ella idamkan di umur 35 tahun ini harus kandas karena sang kekasih berselingkuh. Setelah putus, Ella bingung sampai frustasi bagaimana ia harus menceritakan akhir kisah cintanya kepada sang Ibu--yang selalu menuntut Ella untuk...