D u a S e m b i l a n

84 3 0
                                    

Semangat ya hari ini semua hal akan berjalan dengan baik, tetap tersenyum dan berbuat baik dengan sekitar, ya! Untuk kamu yang terlihat baik-baik aja padahal tidak, bertahanlah disana.

Minimal vote, kek! 😡💗

"Apa, Kak?! Lo yang bener aja dong, masa misi 'nya begitu, sih?!" protes Nacia.

"Kenapa? Lo gak mau, hm?"

Nacia menatap Fathir jengah. "Ganti, Kak. Gak ada yang lain?"

"Gak ada."

"Tapi, K──"

"Mau atau gak?!" sela Fathir.

"Oke, fine. Gue mau!"

"Goodgrils."

o0o

"Terimakasih, ya, Elzizan!" ucap Zahra, ia mengecup sekilas pipi kanan Zizan, sedangkan korbannya hanya diam mematung.

Zizan mengerjabkan matanya. "Lagi, Ra.." pintanya.

"Gak! Itu udah cukup, sayangggg."

Zizan dibuat salah tingkah. "Udah, Ra. Jantung aku gak kuat.."

"Loh, kenapa? Jantung kamu sakit?"

Zizan mengangguk.

"Jantung aku berdebar kalo kamu sweet begini, By."

"Ih, kirain kenapa jantungnya!"

"Jangan panggil, By, dong, El. Emangnya aku babi, apa?"

Zizan tertawa keras mendengarnya. "Bukan babi, sayanggg.. Tapi, maksudnya tuh Baby. Jadi, disingkatnya, jadi By deh.." jelas Zizan.

Zahra bersedekap dada dengan bibir yang mengerucut. "Iya, i know. But, aku gak suka dipanggil Baby, By."

"Ooo.. Jadi, cantiknya aku gak suka ya dipanggil Baby? Terus, maunya dipanggil apa, dong?"

"Pikir sendiri lah!"

Zizan menghelas nafasnya pelan. "Ya, udah sih, elah. Aku cuma nanya doang padahal. Siapa tau, kamu mau request panggilan, kan."

"Gak ada. Aku gak mau request. Maunya, kamu pikir sendiri panggilan buat aku apaan."

"Udah ada, kok."

"Apa?"

"Ara!!"

"Beda dari yang lain, kek!"

"Hm, apa, ya.."

"Curut, deh! Gimana?"

Plak!

Zahra memukul lengan kekar Zizan.

"Kok, dipukul, sih?"

"Ya, kamu! Curut-curut, apaan!"

Zizan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Y-ya, kan.. Curut itu kecil, nah sama kayak kamu kecil. Gitu, Ra.."

My Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang