Jangan lupa vote! 👊😡👊
Lantunan Surat Yasin telah selesai dibacakan. Terlihat sekumpulan yang hadir pun mulai meninggalkan tempat.
Selang beberapa menit, semuanya sudah pergi meninggalkan rumah keluarga Laluzi.
Lauza menggulung karpet yang digelar tadi, dengan Zahra yang ikut membantunya. Pekerjaannya terasa ringan bila dikerjakan bersama-sama.
"Maa Syaa Allah, menantu Umi cantik banget, sih!" puji Lauza. Ia begitu pangling ketika melihat Zahra memakai kerudung segi empatnya, kecantikannya makin bertambah.
Zahra tersenyum. "Ah, Umi bisa aja! Terima kasih, Umi. Umi juga gak kalah cantiknya! Bahkan, terlihat seperti masih muda."
"Masa, sih? Uum.. Umi emang masih terlihat muda, Ra. Umi menolak untuk tua, soalnya."
Lalu keduanya tertawa.
"Lagi ngomongin apa, nih?" tanya Zizan, ntah dari mana dia datang. "Ngomongin kegantengan aku, ya?" sambung Zizan dengan percaya dirinya.
"Kepedean!"
"Geer, lo!"
Sahut Zahra dan Jen secara bersamaan membuat Zizan mengerucutkan mulutnya.
Zahra yang melihatnya terkekeh geli, ia menyentil mulut Zizan membuat sang empu meringis.
"Aduh, sakit, Sayangggg.." ringis Zizan sambil mengusap pelan mulut yang baru saja disentil oleh Zahra, Istri kecilnya.
"Lebay!" cibir Zahra.
"Umi, liat, nih menantu Umi! Nakaaalll!" adu Zizan seperti bocah berumur lima tahun.
"Enak aja! Menantu Umi ini gak nakal, kamunya aja yang lebay!" sahut Lauza, ia berpihak pada Zahra.
Zahra tersenyum jahat menatap Zizan.
"Dah, ah, Umi mau ke kamar dulu. Selamat malam menantu kesayangan Umi!" ucap Lauza sambil mencium kedua pipi Zahra secara bergantian.
Zizan yang melihatnya pun merasa iri dibuatnya. "Lebay! Cium-cium segala!" sinis Zizan.
"Iri, ya?" sahut Lauza dengan tertawa jahat. Lalu, kakinya melangkah pergi meninggalkan kedua pasutri yang sedang dalam perdebatan kecil.
Zahra geram mendengar ucapan Zizan tadi, ia pun mencubit kuat pinggang Zizan membuat sang empu mengaduh kesakitan.
"Aw, ampun, Ra! Udah, udah! SAKITTT!"
Zahra melepaskan cubitannya mendengar Zizan yang terus menerus teriak kesakitan akibat ulahnya.
"Gitu aja sakit. Mana minta ampun segala, lagi. Cemen banget!"
"Awas aja nanti, Ra! Suatu saat, aku yang bakal bikin kamu mohon-mohon ke aku!" ucap Zizan sambil tersenyum miring.
"Hah?" Zahra diam sejenak mencerna ucapan Zizan. Ia benar-benar tidak paham arah maksudnya kemana.
"Gak usah dipikirin. Ayo ke kamar, Sayang!"
o0o

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Husband
Roman pour AdolescentsBaca aja. Jangan nunggu cerita ini rame, hehe. Karna itu.. assudahlah..